Sunday, September 15, 2013

MAU JADI MANUSIA MERDEKA?

Mari kita belajar pengertian merdeka dari Tuhan. Selama ini kita terlalu fokus pada pengertian-pengertian merdeka yang terkait dengan kehidupan dunia semata. Makna kemerdekaan yang dikaitkan dengan kenyataan duniawi sangat dinamis, sangat tergantung pada sudut pandang.

Contoh pemahaman kata merdeka bagi orang Indonesia adalah terbebas dari penjajahan Belanda, bagi orang Amerika Serikat, kemerdekaan adalah kebebasan berpikir, berwujud dalam bebas dalam tindakan ekonomi, sosial, budaya dan politik. Bisa jadi karena perbedaan pandangan dalam konsep kemerdekaan, maka terjadilah konflik kepentingan. Di satu sisi bangsa Amerika Serikat merasa sedang melaksanakan kebebasannya dalam berpikir dan bertindak, di sisi lain ada bangsa yang merasa terjajah.

Penulis akan sodorkan konsep kemerdekaan dari petunjuk Tuhan. Konsep merdeka dari Tuhan, penulis kembangkan dari kitab suci. Setiap agama punya kitab suci. Saya yakin setiap kitab suci dari agama manapun diakui oleh penganutnya untuk semua manusia.

Kitab suci Al-qur’an yang diimani oleh umat Islam, ditujukan untuk mengatur kehidupan umat manusia. Betul, kebenaran kitab suci diterima berdasarkan keimanan masing-masing. Umat Kristen, Hindu, Buddha,  tidak akan menerima kebenaran kitab suci Al-Qur’an karena tidak mengimaninya.

Tetapi keimanan itu tidak terbebas dari penggunaan akal (logika). Untuk mengimani sesuatu perlu campur tangan akal, tanpa kemampuan akal keimanan bisa membutakan hati. Untuk itulah Tuhan selalu bertanya kepada manusia, “apakah kamu tidak menggunakan akal, berpikir?”

Untuk menguji, apakah kitab suci itu benar-benar dari Tuhan, diperlukan akal. Setiap manusia telah diberi akal oleh Tuhan. Guna akal adalah untuk membenarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jika semua manusia menggunakan akalnya, menguji kebenaran-kebenaran wahyu Tuhan (Al-Qur’an), maka sangat tidak mungkin tidak mengenal Tuhan. 

Kembali ke masalah konsep merdeka. Mengapa perlu mengembangkan konsep merdeka dari petunjuk Tuhan (kitab suci)? Bari bertanya ke diri sendiri, ujung-ujungnya hidup ini mau ke mana? Semuanya akan kembali ke alam akhirat untuk bertemu Tuhan. Jika ada orang-orang Atheis yang tidak percaya alam akhirat, jangan percaya, mereka adalah the real stupid, dan sudah pasti, setiap mereka mengaku saya Atheis, dia telah melakukan kebohongan besar. Masih mau dengerin pembual seperti orang-orang Atheis?

Ini petunjuk dari Tuhan, dunia ini tidak terpisah-pisah seperti kata orang-orang sekuler dan atheis. Dunia ini sebuah rangkaian hidup yang terus berkelanjutan menuju akhirat. Alam dunia dan alam akhirat merupakan satu kesatuan utuh. Cita-cita sejahtera di kehidupan akhirat, harus diupayakan sejak kehidupan dunia. Logika yang harus berlaku adalah kesejahteraan di dunia itu menjadi sebab kesejahteraan di akhirat. Atau merdeka di dunia menjadi sebab merdekanya di akhirat.

Jadi merdeka itu apa? Ayat di bawah ini mengandung logika penjelasan konsep merdeka.

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, INGATLAH NIKMAT ALLAH ATASMU ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan DIJADIKAN-NYA KAMU ORANG-ORANG MERDEKA, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain". (Al maa”dah:20).

Ini kunci untuk menjadi orang merdeka. Tolong baca, MENGINGAT NIKMAT ALLAH adalah sebab, DIJADIKAN-NYA KAMU ORANG-ORANG MERDEKA adalah akibat.

Pertanyaannya, mengapa dengan mengingat nikmat Tuhan kita bisa menjadi orang-orang merdeka? Dengan mengingat nikmat Tuhan berarti kita telah mengiyakan bahwa Tuhanlah yang memenuhi segala kebutuhan hidup kita. 

Setiap yang diingat pasti sudah dialami, maka untuk bisa ingat nikmat Tuhan, terlebih dahulu kita harus mengalami. Untuk bisa mengalami (pernah), merasakan nikmat Tuhan, harus membuktikan sendiri.

Proses pembuktian nikmat-nikmat Tuhan inilah yang rata-rata jarang dilalui umat beragama. Padahal proses pembuktian ini sama dengan perintah membaca (iqra), yang menjadi awal turunnya wahyu Al-Qur’an. Proses pembuktian ini cara kerjanya sama dengan cara kerja para ilmuwan dalam membuktikan teori.

Sebagai contoh sudah saya ulang-ulang, “jika setiap sedekah (KEBAIKAN) yang kita LAKUKAN akan berbalas 10 kali lipat” (lihat: Al An’aam:160). Tahap selanjutnya, buktikan apakah benar hukumnya BERLAKU demikian? Tanpa proses pembuktian, setiap manusia berpotensi mendustakan nikmat yang telah diberikan Tuhan.

Maka dari itu Tuhan selalu bertanya kepada manusia dalam firmannya, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar Rahmaan:13). Banyak orang mendustakan nikmat Tuhan karena enggan membuktikan, atau menganggap Tuhan tidak bisa menjangkau kehidupan rasional. Karena enggan membuktikan, akibatnya sulit mengingat nikmat Tuhan yang telah kita terima.

Jadi mengingat-ingat nikmat Tuhan adalah bentuk latihan otak (Braind Training), agar mindset, pola pikir, logika, kita selalu tergantung pada Tuhan sebagai satu-satunya sebab pemberi nikmat. Maka sebagai braind training, Tuhan memerintahkan manusia untuk mengingat-ingat nikmat Tuhan sebanyak-banyaknya. Firman Tuhan, “Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (mengingat-ingatnya). (Adh Dhuha:11)

Jika mindset, pola pikir, logika, sudah mantap menjadikan Tuhan sebagai sebab, maka merdekalah orang itu. Sebesar apapun keinginan dan kebutuhan, dia yakin akan dipenuhi oleh Tuhan. Maka akan sampailah orang itu pada kesimpulan, bahwa semua makhluk selain Tuhan bukan penyebab, dia tunduk pada kehendak Tuhan.

Jika seseorang sudah membuktikan dan terus mengingat-ingat seluruh nikmat Tuhan, akan sampailah dia pada derajat haqul yakin. Merdeka adalah kebebasan mewujudkan segala keinginan hidup dengan mengandalkan pada kekuasaan Tuhan. Apakah ada yang tidak bisa diwujudkan Tuhan? Semuanya bisa.

Sekali lagi, merdekalah orang-orang yang selalu mengingat-ingat nikmat Tuhan, karena mereka mencapai tingkat keyakinan tertinggi bahwa semua cita-cita hidupnya bisa diwujudkan oleh Tuhan. Mereka pasti merdeka di dunia dan akhirat.

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.

No comments:

Post a Comment