Tuesday, November 19, 2013

PERTARUNGAN POLITIK KABIL DAN HABIL 2014

oleh: Muhammad Plato

Dunia politik bukan milik orang-orang suci, bukan juga milik orang-orang kotor. Politik adalah kehendak Tuhan yang harus dialami oleh setiap manusia. Jika ada yang menisbatkan politik sebagai dunia kotor, sesungguhnya dia tidak terlalu memahami politik. Dan jika ada yang mengatakan bahwa dunia politik adalah suci, itulah yang harus selalu diperjuangkan umat manusia. 

Dalam sejarahnya, politik selalu digambarkan sebagai sebuah perebutan kekuasaan. Sifat-sifat berkuasa tidak diberikan Tuhan kepada malaikat, tapi diberikan Tuhan kepada iblis dan manusia. Ketika Tuhan memberikan kelebihan potensi berkuasa kepada Adam (manusia), maka Iblis menurut dirinya sama memiliki potensi berkuasa, dan menolak untuk mengakui bahwa manusia lebih berkuasa.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam (potensi berkuasa)," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir (albaqarah:34)


Maka, Tuhan mengutuk Iblis sebagai kaum pembangkang, pendengki, dan sombong karena tidak mau tunduk pada perintah Tuhan. Kemudian, Iblis berjanji, akan membuat onar di muka bumi dan menjadikan manusia tidak mampu mengemban kekuasan. Tuhan pun memberi tangguh kepada Iblis. Sejak saat itu, dunia politik dipenuhi dengan sifat konflik. Iblis dan manusia saling berebut kekuasaan.
  
Drama konflik untuk pertama kalinya terjadi. Iblis berhasil menggelincirkan Adam dari kekuasaannya. Lalu, sebagai manusia bertanggung jawab, Adam tidak menyalahkan Iblis, tapi mengakui kelemahannya dan memohon ampun kepada Tuhan, serta berjanji akan terus mempertahankan kekuasaannya dengan sekuat tenaga. Tuhan pun mengampuni Adam, dan Tuhan menetapkan aturan-aturan yang lurus dalam politik. Siapa bisa mengikuti aturan-aturan lurus, Tuhan menjanjikan kekuasaan abadi di sisi Tuhan.

Selanjutnya, dengan memanfaatkan sifat konflik dalam politik, Iblis berhasil memecah belah manusia menjadi dua kutub berlawanan. Satu kutub yang berhasil diajak bersekutu dengan Iblis, satu kutub mereka yang tidak mau bersekutu dengan Iblis dan tetap tunduk pada petunjuk-petunjuk Tuhan.

Sepanjang sejarah, dunia politik menjadi ruang tempat bertarungnya Iblis dan manusia yang sama-sama diberi potensi berkuasa oleh Tuhan. Kadang-kadang politik berhasil dikuasai oleh Iblis sehingga politik penuh dengan kekotoran, kadang pula dikuasai oleh manusia sehingga politik penuh dengan kesucian. Pertarungan akan terus berlangsung sampai batas waktu yang telah ditentukan yaitu datangnya hari pembalasan.

Tragedi kemanusiaan pertama dalam dunia politik terjadi pada anak-anak Adam, yaitu antara Kabil dan Habil. Untuk mengukuhkan kekuasaannya, Kabil berhasil membunuh Habil. Kabil adalah representasi dari kubu yang bersekutu dengan Iblis yang menginginkan kekuasaan dengan cara-cara kotor (menentang Tuhan). Sedangkan Habil adalah kubu manusia yang mencoba meraih kekuasaan dengan berserah diri pada ketentuan Tuhan.

Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Kabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban (kewajiban berkorban dalam politik), maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Kabil). Ia berkata (Kabil): "Aku pasti membunuhmu! (sifat konflik dalam politik)" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa“ (al-maa’idah:27)

Dari tragedi itu Tuhan memberi petunjuk kepada manusia, dunia politik selain di isi dengan konflik, juga diisi dengan sifat-sifat pengorbanan. Berkorban dalam dunia politik, bukan hanya harus dilakukan oleh manusia yang ingin berkuasa, tetapi kerap juga dilakukan oleh Iblis yang haus kekuasaan. 

Di dalam dunia politik berlaku hukum,  siapa berani berkorban, dia akan diantarkan pada kekuasaan. Namun Tuhan memberi petunjuk, tidak semua pengorbanan diterima oleh Tuhan. Pengorbanan yang diterima oleh Tuhan harus dilakukan di atas jalan Tuhan. Para Nabi adalah pembawa petunjuk Tuhan, agar manusia berkorban di jalan Tuhan demi kukuhnya kekusasaan.

Demikian, drama konflik dan pengorbanan politik kita dapatkan dari wahyu suci Al-Qur’an yang penuh pelajaran. Maka, umat manusia punya kewajiban untuk mewarnai dunia politik ini dengan penuh pengorbanan. Para pelaku suap dan korupsi sesungguhnya dia telah berkorban sebagaimana Kabil melakukannya demi sebuah kekuasaan, tetapi perngorbanan dengan suap dan harta hasil korupsi tidak akan diterima oleh Tuhan.

Renungan untuk semua politisi (manusia), jika memang sudah ketentuan bahwa setiap pengorbanan akan diganjar dengan kekuasaan, mengapa tidak berkorban saja dijlalan Tuhan? Semoga hari raya kurban yang kita peringati setiap tahun dapat memberi hidayah kepada kita semua.
 
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku (berpolitik dalam aturan Tuhan), niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (albaqarah:38)

Hai orang-orang baik, jangan mudah menyerah! Kekuasaan (Kesejahteraan, kesenangan hidup) harus ditebus dengan pengorbanan. Jika golongan Kabil merebut kekuasaan dengan suap, janji palsu, tipu daya, fitnah, maka golongan Habil harus merebut kekuasaan dengan berkorban dijalan Tuhan, dengan menyuburkan sedekah. Itulah bentuk pengorbanan di jalan Tuhan. Wallahu ‘alam.

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan     

No comments:

Post a Comment