Sunday, March 3, 2019

ORANG SUKSES ADALAH ORANG GAGAL

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Benarkah setelah kesulitan ada kemudahan? Apakah kalimat ini hanya sebatas pribahasa atau ketentuan? Membuktikan adalah cara manusia untuk mendapatkan kebenaran.  

Robert J. Stenberg penulis buku Seccessfull Intelegence, menyatakan, “saya adalah seorang professor di Yale. Saya telah memenangkan banyak penghargaan, mempublikasikan lebih dari enam ratus artikel dan buku, dan memperoleh dana hibah sebesar 10 juta dollar untuk penelitian. Saya termasuk anggota akademi seni dan sains Amerika, dan tercantum dalam daftar Who’s Who in Amerika. Namun siapa sangka bahwa keberuntungan terbesar saya dalam hidup justru awalnya merupakan sebuah kegagalan. Hasil tes IQ saat saya kecil sungguh mengerikan. Mengapa saya begitu beruntung? Karena saya menayadari sewaktu SD bahwa jika saya ingin sukses, maka itu bukan ditentukan oleh IQ saya. Nilai rendah pada tes kecerdasan tidak menghalangi tercapainya kesuksesan, maka nilai tinggi juga tidak menjamin tercapainya keuksesan. (Stanley, 2017 hlm. 109).

“Dua kali Jack Ma ikut seleksi masuk perguruan tinggi dan gagal, karena hasil tes matematikannya sangat rendah. Kemudian ia mencoba mengirimkan 11 lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan dan semuanya ditolak. Kemudian ia melamar ke menjadi karyawan rumah makan fast food terkenal dari Amerika, dari 24 orang hanya dia satu orang yang ditolak. Untuk ketiga kalinya Jack Ma mendaftar masuk perguruan tinggi, dan kini diterima. Hanya perguruan tinggi tersebut bukan perguruan tinggi prestisius. Kampus ini berkualitas kelas tiga atau empat di kota yang dia tempati. Jack sering mengatakan bahwa mengalami kegagalan dan kembali mencoba adalah keberanian." (Clark, 2017, hlm. 51-52)

Tn. Patrick sudah meraih gelar Ph.D dari sebuah universitas ternama. Waktu di sekolah dasar gurunya mengelompokkan kelas menjadi tiga, kelompok pintar, rata-rata, dan bodoh. Tn. Patrick berada di barisan kelompok bodoh. Ketika Beliau berhasil menjadi multimiliarder, beliau mengaku masih belum bisa mengeja. Tn. Patrick adalah orang pintar dari barisan anak bodoh. (Clark, 2017 hlm. 111-112).

Lim (2003, hlm. 87) seorang pengusaha sukses dari Malaysia mengatakan, “semua hasil karya teragung  di dunia telah dihasilkan oleh keberanian, dan semua kemenangan terbesar di dunia telah lahir dari kegagalan. Takut gagal sebenarnya berasal dari bagaimana masyarakat bereaksi terhadap orang yang gagal. Kita merasa takut gagal karena persepsi negatif orang lain terhadap orang gagal.” Lim terlahir di keluarga besar dengan 14 orang saudara. Lahir di gubuk dengan makanan seadanya. Kehidupan yang sangat miskin menjadikan hidupnya sangat terbatas dalam hal fasilitas belajar. Sewaktu SMA pernah tidak naik kelas karena nilai ujiannya tidak memadai.

Abraham Lincoln adalah presiden Amerika Serikat yang sukses dalam sejarah Amerika. Namun sebelum dilantik menjadi presdien Amerika tahun 1860, beliau telah mengalami 11 kali kegagalan dalam perjalanan karir bisnis dan politiknya. Su Yat Sen berhasil menjadi Bapak Modern China setelah usahanya mengalami kegagalan 10 kali. (Lim, 2003. hlm. 65, 94).

Orang-orang gagal adalah orang-orang sukses. Selama ini banyak orang melihat orang sukses dari kesuksesannya. Padahal kata Soichiro Honda, “yang dilihat orang pada kesuksesan saya hanya 1%, tetapi apa yang tidak mereka lihat adalah 99%, yaitu kegagalan-kegagalan saya.”  (Lim, 2003, hlm. 284). Oleh karena itu kecerdasan pewirausaha, mereka  tidak takut dengan kesalahan, kemunduran, dan kegagalan.

Fakta-fakta di atas, adalah bukti bahwa keterangan Al-Qur’an adalah benar. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,” (Alam Nasyrah, 94:5). Kesulitan adalah cara Allah mengajarkan manusia untuk sampai pada apa yang diinginkannya.  Kesulitan adalah pendidikan agar manusia memiliki kecerdasan wirausaha.

KEGAGALAN ADALAH PENDIDIKAN AGAR MANUSIA JADI PEWIRAUSAHA
Paradigma pendidikan abad sekarang adalah tidak ada lagi anak bodoh, semua anak cerdas dan harus belajar dengan guru-guru terbaik. Dalam berbagai penelitian telah diungkap bahwa memprediksi kesuksesan anak-anak dengan tes akademik tidak bisa dijadikan lagi sebagai satu patokan baku. Kecerdasan wirausaha adalah kemampuan holistis yang melihat siswa dari seluruh aspek, harus dikembangkan pada murid-murid. 

Menurut Sadino, (2007, hlm. xviii), seorang pewirausaha harus memiliki kecerdasan holistis.Untuk itu murid-murid harus dikembangkan kecerdasannya antara lain; kemampuan melihat peluang yang tidak dilihat atau tidak dianggap peluang oleh kebanyakan masyarakat umum; Gemar mengambil resiko atas tindakan yang dilakukannya; Berpikir visioner (optimis); Inovatif yakni bisa menemukan hal-hal baru; Berjiwa pemimpin; Pemikir yang bebas; Pekerja keras. Kemampuan ini bukan diukur dari kecerdasan akademik, tetapi harus dikembangkan dengan mengunakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran. Wallahu'alam. 

(Penulis Master Trainer Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment