Wednesday, October 13, 2021

LEBIH BAIK JADI TANAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Akal itu berpikir, dan setiap akal memiliki pola berpikir sesuai dengan pengetahuan dan kebiasaanya yang dia lakukan. Pengetahuan yang sering dioleh oleh akal manusia akan menentukan arah pola pikir manusia itu sendiri. Jika manusia ini selalu mengolah pengetahuan berdasar pengalaman dan pendapat orang saja, maka dapat dipastikan dia sedang berpikir menggunakan pendekatan materialistik.

Ciri dari pola pikir orang beriman adalah selalu ada konsep akhirat di dalam pikirannya. Akhirat sebagai dunia yang hidup setelah kematian diyakini menjadi tempat kehidupan sebagai akibat dari kehidupan dunia. Kabar tentang dunia akhirat adalah kabar dari masa depan, yang dikabarkan oleh Allah swt kepada manusia.


“Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Yasin, 36:54).

Dari masa depan Allah mengabarkan kepada kita bahwa di dunia akhirat kelak bukan mulut yang akan berkata dan memberi kesaksian, tetapi  tangan dan kaki kita. Di akhirat tangan akan berkata dan kaki akan bersaksi atas apa yang telah kita kerjakan di dunia sekarang. Maka, kehidupan yang kita terima di akhirat adalah akibat dari apa yang kita lakukan di dunia sekarang.

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yasin, 36:65).

Orang-orang yang mendustakan adanya Tuhan, menganggap negeri akhirat sebagai dongengan orang-orang terdahulu. Mereka tidak yakin aka nada kehidupan setelah kematian, karena keyakinan mereka harus berdasar pada penglhatan dan pengalaman semata.

“yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu". (Al Mutaffifiin, 83:13).

Allah kembali mengabarkan bahwa di masa depan akan ada orang berkata, “alangkah baiknya jika aku menjadi tanah”. Perkataan ini adalah pealajara bagi kita yang hidup di masa lalu sekarang. Kabar ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an:

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu  siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah". (An Naba’, 78:40).

Mengapa orang-orang kafir berkeinginan menjadi tanah? Tanah itu tidak mengemban tugas seperti manusia, tetapi tanah banyak berjasa untuk kehidupan manusia. Manusi diciptakan dari tanah, hidup di atas tanah, makan dari tanah, kembali ke tanah. Pada hari perhitungan tanah bebas dari segala tuntutan, karena selama hidupnya tanah telah melaksanakan seluruh perintah Allah. Tanah tidak terikat perjanjian dengan Allah sebagai pengembagan amanah sebagaimana diemban manusia. Maka kelak di akhirat alangkah bahagianya jadi tanah yang bebas dari segala tuntutan. Walahu’alam.

No comments:

Post a Comment