Sunday, October 5, 2025

BUMI YANG DIPIJAK ADALAH AL QURAN

Oleh: Muhammad Plato

Tahukah bahwa bumi yang selama ini kita pijak adalah Al Quran? Kitab suci Al Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad, di dalamnya ada ayat-ayat yang menjelaskan tantang bumi dan alam semesta. Jadi bumi, langit, bintang, laut, sungai, gunung, udara, api, tanah, angin, adalah ayat ayat Al Quran. 

"Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui, sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia," (Al Waqi'ah, 56: 75-77).

Apakah banyak orang memahami bumi dan alam semesta sebagai ayat-ayat Al Quran yang suci? Allah mengatakan jumlahnya sedikit sekali. Maka langit, bumi, bintang, bulan, tanah, air, udara, api, adalah ayat-ayat Al Quran yang suci yang harus kita pelihara kesuciannya.

"pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." (Al Waqiah, 56: 78-79).

Selama ini manusia gagal memahami ajaran-ajaran Allah dalam Al Quran. Kegagalan itu ditandai dengan kerusakan-kerusakan alam yang menyebabkan bumi tidak dianggap suci. Sunga-sungai dipenuhi sampah, langit dipenuhi dengan udara beracun, laut menjadi tempat pembuangan sampah akhir. 

Kebanyakan manusia mengaku beragama dalam kehidupan sehari-harinya tidak memperlakukan bumi sebagai tempat suci yang harus dipelihara. Sampah, limbah, dibiarkan mencemari tanah dan air. Kesadaran manusia untuk memelihara alam yang suci sangat rendah.

Pengajaran agama belum menghasilkan manusia-manusia beriman yang seharusnya memelihara kesucian alam sebagai ayat-ayat Tuhan. Pengajaran agama stagnan terlalu berfokus pada praktek-praktek ibadah ritual, tidak mendalam pada pengajaran bagaimana manusia harus berpikir dan berprilaku menghargai dan memelihara kesucian diri serta alam sebagai praktek memelihara kesucian ayat-ayat Al Quran.

Sebenarnya, manusia diciptakan sebagai Adam yaitu pemimpin yang diberi amanah memelihara kesucian ayat-ayat Al Quran, dibuktikan dengan penghargaan tinggi pada sesama manusia dan alam semesta. Di wujudkan dalam kehidupan sehari-hari, berprilaku hidup bersih memelihara kesucian dan menghormati alam beserta isinya. 

Kegagalan manusia tidak menghargai alam sebagai ayat Al Quran berawal dari cara pandang manusia terhadap Al Quran. Al Quran dipahami sebatas kumpulan wahyu dari Tuhan, dicetak menjadi kitab suci, dibaca berulang-ulang secara tesktual, minim kajian dan makna. Kitab suci menjadi benda keramat yang jarang disentuh, hanya dihafal oleh orang-orang tertentu, dan tidak jadi petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.

Orang-orang beriman gagal memahami bahwa memelihara kesucian Al Quran prakteknya adalah menjaga kesucian alam dengan menghindari perilaku-perilaku buruk yang menodai kesucian alam. Akibat pengajaran agama terlalu ritual, orang-orang yang mengaku beriman tidak sadar bahwa bumi yang dipijaknya sehari-hari adalah Al Quran.

Seharusnya orang-orang beriman sadar ketika membuang sampah di pinggir jalan, membuang sampah di sungai, membuang limbah ke sungai, mereka sedang menodai kesucian Al Quran. Maka, mereka yang menodai kesucian alam, merekalah yang menodai Al Quran dan tidak dicintai Tuhan.

"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Al Qashshas, 28:77). Allah menjelaskan sebagai kecil saja manusia yang mengerti makna Al Quran. 

"Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?" (Yasiin, 36:62).***

  

 

No comments:

Post a Comment