Berawal dari membaca
Penderitaan itu adalah sebab
Dan kesuksesan adalah akibat
Maka semakin besar penderitaan
Pasti semakin besar kesuksesan yang kita dapatkan
Lalu kami belajar menderita
Berderma sekemampuan
Lalu berderma dengan patokan
Lalu berderma dengan barang dicintai
Lalu berkorban
Berawal dari terus membaca
Ada kilatan cahaya yang terang
Mulailah memperbanyak shalat
Mulai bersabar di waktu dhuha
Mulai bersabar di waktu sepertiga malam
Mulai bersabar menahan senin dan kamis
Ada kilatan cahaya semakin terang
Mulailah menghitung hitung
Ada jutaan napas telah kami hisap
Tiga puluh delapan tahun telah menikmati hidup dan tidur
Jutaan kali diselamatkan dalam perjalanan
Setiap kali dimudahkan dari kesulitan
Milyaran ilham telah dibisikan
Terimakasih Tuhan
Kami akan terus membaca
Kami akan terus menghitung
Kami akan terus lurus
Kami akan terus berdoa
Semoga kilatan cahaya tambah terang
Salam dari kami sekeluarga
Yang baru sedikit belajar hidup dijalan Mu
Di dalam logika Tuhan
Kang Master 16 April 2013
Tuesday, May 28, 2013
WANITA ADALAH PENDERITA DAN PENYEJAHTERA
WANITA diciptakan sebagai makhluk tahan derita. Dari fakta kehidupan perempuan mengalami masa-masa hidup yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan mengalami siklus kehidupan yang lebih sulit dari kaum laki-laki. Masa-masa sulit tersebut seperti, perempuan mengalami masa haid, mengandung, melahirkan, menyusui. Masa-masa sulit ini mutlak tidak bisa dihindari oleh kaum perempuan.
Dalam kehidupan rumah tangga pun, perempuan mengalami masa-masa sulit seperti harus merawat dan mendidik anak dan menyiapkan makan untuk seluruh anggota keluarga, mengatur keuangan dan sebagainya. Kondisi sulit dalam rumah tangga bisa sedikit berkurang dengan mengajak laki-laki untuk bekerja sama.
Namun hidup memiliki kodrat-kodratnya masing-masing. Kodrat laki-laki berbeda dengan kodrat perempuan. Isu gender yang mencoba mendorong terus kaum perempuan bekerja di luar rumah tidak akan menjadikan kaum perempuan lupa pada kodratnya. Setelah pulang ke rumah naluri perempuan akan kembali, seperti ibu yang harus merawat anak dan mengatur rumah tangga. Naluri ibu ketika perempuan berada di rumah telah mendorong kaum perempuan untuk bekerja dua kali lebih banyak dari kaum laki-laki.
Pada tahun 2004 penelitian pemerintah AS menemukan bahwa rata-rata wanita kontemporer mereka bekerja dua kali lipat lebih banyak dari kaum laki-laki yang bekerja karena wanita juga melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mengasuh anak. (Elison Katherine:2011). Penelitian ini membuktikan bahwa isu gender yang mendorong pertukaran peran antara laki-laki dan perempuan, telah menyebabkan wanita bekerja lebih berat dari laki-laki.
Setelah adanya gerakan persamaan gender, nasib kaum perempuan diakui menjadi lebih baik. Perubahan baik itu terlihat dari akses kaum perempuan terhadap dunia pendidikan. Setelah berpendidikan kaum perempuan memulai ikut berkarir dengan bekerja di luar rumah seperti laki-laki. Namun faktanya kaum perempuan tetap menjadi kelompok yang paling menderita. Mereka harus mengalami dua pekerjaan yaitu di rumah dan di tempat kerja. Dengan kondisi semacam ini jelas kaum perempuan memiliki beban hidup lebih berat di banding laki-laki.
Semua makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki kodrat untuk tahan pada penderitaan. Dalam dunia ilmu pengetahuan, ketahanan manusia dalam penderitaan dinamakan dengan adversity quotient. Keharusan manusia untuk bertahan terhadap penderitaan bisa kita temukan dalam firman Tuhan.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah”. (Al Balad:4).
Ketahanan terhadap penderitaan dapat diartikan juga sebagai ukuran keberhasilan kaum laki-laki maupun perempuan. Semakin besar daya tahan derita semakin besar peluang keberhasilannya. jika sekarang kaum perempuan memiliki dua kali lipat beban kerja dari laki-laki, maka sebenarnya kaum perempuan memiliki daya tahan derita dua kali lipat dari laki-laki. Untuk itu peluang keberhasilan kaum wanita lebih besar dari kaum laki-laki. Maka bisa dipastikan bahwa keberhasilan masyarakat di zaman modern ini bukan keberhasilan kaum laki-laki tapi milik kaum perempuan.
Demikian juga dapat dipastikan, di zaman modern sekarang keberhasilan membina rumah tangga yang sejahtera adalah keberhasilan mutlak dari seorang wanita bukan laki-laki. Untuk itu tidak salah jika ada yang mengatakan dibalik keberhasilan laki-laki ada wanita hebat disampingnya.
Semestinya kaum laki-laki sadar, dirinya tidak berhak mengklaim keberhasilan di muka bumi ini milik laki-laki, sekalipun secara kasat mata banyak laki-laki tampil memimpin di muka bumi ini, kaum wanitalah yang paling menderita dalam mensejahterakan bumi ini. Maka kaum wanita lah yang paling berhak mengklaim keberhasilan di muka bumi ini.
Tidak salah jika banyak filsuf mengatakan bahwa kaum wanita adalah penyejahtera kehidupan di muka bumi ini. Sangat rasional juga jika Nabi Muhammad saw mewajibkan kepada umat untuk memberikan kemuliaan kepada kaum wanita tiga kali lipat dari pada kepada kaum laki-laki.
Wanita memang sudah ditetapkan Tuhan sebagai makhluk yang punya kelebihan berupa kemampuan bertahan dalam penderitaan. Hakikatnya daya tahan terhadap penderitaan adalah kemampuan manusia agar hidup lebih sejahtera. Kemampuan bertahan dalam penderitaan itu Tuhan berikan kepada kaum wanita. Sebagaimana Allah berfirman;
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). (Al Ahqaaf:15).
Dua kali lipat daya tahan wanita terhadap penderitaan, diisyaratkan oleh Tuhan dengan kondisi susah payah yang dialami wanita dua kali, sebagaimana disebut dalam ayat di atas, yaitu ketika mengandung dan ketika melahirkan. Kalimat ini mengandung makna bahwa wanita memiliki kemampuan bertahan dua kali lipat dibanding laki-laki.
Faktanya sudah disebutkan melalui hasil penelitian bahwa wanita di zaman modern ini bekerja dua kali lipat lebih banyak dari kaum laki-laki. Bisa disimpulkan bahwa kesejahteraan di muka bumi ini hasil karya perempuan bukan laki-laki. Jadi sudah sepantasnya laki-laki memuliakan kaum wanita. Inilah peran gender yang sesungguhnya.
Salam sukses dengan Logika Tuhan, Follow me @logika_Tuhan
Dalam kehidupan rumah tangga pun, perempuan mengalami masa-masa sulit seperti harus merawat dan mendidik anak dan menyiapkan makan untuk seluruh anggota keluarga, mengatur keuangan dan sebagainya. Kondisi sulit dalam rumah tangga bisa sedikit berkurang dengan mengajak laki-laki untuk bekerja sama.
Namun hidup memiliki kodrat-kodratnya masing-masing. Kodrat laki-laki berbeda dengan kodrat perempuan. Isu gender yang mencoba mendorong terus kaum perempuan bekerja di luar rumah tidak akan menjadikan kaum perempuan lupa pada kodratnya. Setelah pulang ke rumah naluri perempuan akan kembali, seperti ibu yang harus merawat anak dan mengatur rumah tangga. Naluri ibu ketika perempuan berada di rumah telah mendorong kaum perempuan untuk bekerja dua kali lebih banyak dari kaum laki-laki.
Pada tahun 2004 penelitian pemerintah AS menemukan bahwa rata-rata wanita kontemporer mereka bekerja dua kali lipat lebih banyak dari kaum laki-laki yang bekerja karena wanita juga melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mengasuh anak. (Elison Katherine:2011). Penelitian ini membuktikan bahwa isu gender yang mendorong pertukaran peran antara laki-laki dan perempuan, telah menyebabkan wanita bekerja lebih berat dari laki-laki.
Setelah adanya gerakan persamaan gender, nasib kaum perempuan diakui menjadi lebih baik. Perubahan baik itu terlihat dari akses kaum perempuan terhadap dunia pendidikan. Setelah berpendidikan kaum perempuan memulai ikut berkarir dengan bekerja di luar rumah seperti laki-laki. Namun faktanya kaum perempuan tetap menjadi kelompok yang paling menderita. Mereka harus mengalami dua pekerjaan yaitu di rumah dan di tempat kerja. Dengan kondisi semacam ini jelas kaum perempuan memiliki beban hidup lebih berat di banding laki-laki.
Semua makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki kodrat untuk tahan pada penderitaan. Dalam dunia ilmu pengetahuan, ketahanan manusia dalam penderitaan dinamakan dengan adversity quotient. Keharusan manusia untuk bertahan terhadap penderitaan bisa kita temukan dalam firman Tuhan.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah”. (Al Balad:4).
Ketahanan terhadap penderitaan dapat diartikan juga sebagai ukuran keberhasilan kaum laki-laki maupun perempuan. Semakin besar daya tahan derita semakin besar peluang keberhasilannya. jika sekarang kaum perempuan memiliki dua kali lipat beban kerja dari laki-laki, maka sebenarnya kaum perempuan memiliki daya tahan derita dua kali lipat dari laki-laki. Untuk itu peluang keberhasilan kaum wanita lebih besar dari kaum laki-laki. Maka bisa dipastikan bahwa keberhasilan masyarakat di zaman modern ini bukan keberhasilan kaum laki-laki tapi milik kaum perempuan.
Demikian juga dapat dipastikan, di zaman modern sekarang keberhasilan membina rumah tangga yang sejahtera adalah keberhasilan mutlak dari seorang wanita bukan laki-laki. Untuk itu tidak salah jika ada yang mengatakan dibalik keberhasilan laki-laki ada wanita hebat disampingnya.
Semestinya kaum laki-laki sadar, dirinya tidak berhak mengklaim keberhasilan di muka bumi ini milik laki-laki, sekalipun secara kasat mata banyak laki-laki tampil memimpin di muka bumi ini, kaum wanitalah yang paling menderita dalam mensejahterakan bumi ini. Maka kaum wanita lah yang paling berhak mengklaim keberhasilan di muka bumi ini.
Tidak salah jika banyak filsuf mengatakan bahwa kaum wanita adalah penyejahtera kehidupan di muka bumi ini. Sangat rasional juga jika Nabi Muhammad saw mewajibkan kepada umat untuk memberikan kemuliaan kepada kaum wanita tiga kali lipat dari pada kepada kaum laki-laki.
Wanita memang sudah ditetapkan Tuhan sebagai makhluk yang punya kelebihan berupa kemampuan bertahan dalam penderitaan. Hakikatnya daya tahan terhadap penderitaan adalah kemampuan manusia agar hidup lebih sejahtera. Kemampuan bertahan dalam penderitaan itu Tuhan berikan kepada kaum wanita. Sebagaimana Allah berfirman;
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). (Al Ahqaaf:15).
Dua kali lipat daya tahan wanita terhadap penderitaan, diisyaratkan oleh Tuhan dengan kondisi susah payah yang dialami wanita dua kali, sebagaimana disebut dalam ayat di atas, yaitu ketika mengandung dan ketika melahirkan. Kalimat ini mengandung makna bahwa wanita memiliki kemampuan bertahan dua kali lipat dibanding laki-laki.
Faktanya sudah disebutkan melalui hasil penelitian bahwa wanita di zaman modern ini bekerja dua kali lipat lebih banyak dari kaum laki-laki. Bisa disimpulkan bahwa kesejahteraan di muka bumi ini hasil karya perempuan bukan laki-laki. Jadi sudah sepantasnya laki-laki memuliakan kaum wanita. Inilah peran gender yang sesungguhnya.
Salam sukses dengan Logika Tuhan, Follow me @logika_Tuhan
Wednesday, May 15, 2013
KECERDASAN BUKAN MILIK BANGSA YAHUDI
Siapa pun orangnya, dari suku bangsa manapun, dia akan menjadi umat terbaik, jika dia taat kepada Tuhan Yang Esa (Allah Swt). Ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa lah yang membuat manusia tampil menjadi manusia terbaik di muka bumi ini. Allah swt. berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran:110).
Maka, siapa yang membenarkan bahwa bangsa Yahudi ditakdirkan Tuhan menjadi bangsa cerdas, dia telah terkena doktrin yang membuat dirinya lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Dan siapa yang merasa bangga bahwa dia telah menjadi orang cerdas karena punya gen Yahudi di tubuhnya, sesungguhnya dia telah memiliki bibit-bibit kesombongan. Kecerdasan itu bukan milik suku dan golongan tertentu, tapi semua umat yang diciptakan Tuhan.
Sudah kita akhiri saja, anggapan-anggapan yang membuat diri kita lebih bodoh itu. Sampai kapan kita mau mengatakan Yahudi cerdas, dan memaklumi kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Tidak disangka selama ini kita telah membodoh-bodohkan diri sendiri dan mencerdas-cerdaskan orang lain. Tidak ada kedzaliman yang paling dzalim di muka bumi ini selain membodoh-bodohkan diri sendiri.
Fakta orang Yahudi ada yang cerdas mungkin itu benar. Dari 27 orang yang punya IQ 170, 24 orang dari keturunan Yahudi mungkin benar, tapi bukan untuk didogmakan bahwa bangsa Yahudi cerdas, kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Pesannya adalah jika Yahudi bisa cerdas, maka belajarlah dari orang-orang Yahudi, bagaimana mereka bisa mewariskan generasi-generasi cerdas secara turun-temurun.
Semua manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk cerdas. Semua orang bisa menurunkan gen cerdas. Permasalahannya hanya di tradisi atau budaya. Tidak semua bangsa memiliki tradisi melahirkan anak cerdas. Tidak ada bangsa seteguh bangsa Yahudi, mereka mewariskan generasi cerdas dalam sebuah tradisi keluarga secara turun temurun. Tradisi keluarga mewariskan keturunan cerdas inilah yang menjadikan orang Yahudi dianggap seolah-olah bangsa cerdas.
Dalam tradisi keluarga Yahudi, kecerdasan itu harus diwariskan sejak berada di dalam kandungan. Setiap perempuan Yahudi yang mengandung, ditradisikan harus mendidik anaknya sejak dalam kandungan agar menjadi generasi cerdas. Mereka yang tidak melakukannya akan dikucilkan karena dianggap akan melahirkan generasi tidak cerdas.
Setiap perempuan Yahudi, sudah punya kesadaran melahirkan anak cerdas. Inilah penyebab lahirnya keturunan-keturunan cerdas dari bangsa Yahudi, dan tradisi ini jarang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.
Di banyak budaya, kebanyakan perempuan yang mengandung berprilaku salah kaprah. Kebanyakan menjadi bersikap manja, terbawa emosi lingkungan bahwa selama mengandung harus diperlakukan istimewa.
Betul, perempuan mengandung harus diperlakukan istimewa, namun bukan berarti jadi manja. Setiap prilaku perempuan mengandung akan bernilai pendidikan karakter untuk anak-anak di dalam kandungannya. Maka perlakuan istimewa sebenarnya dalam rangka membentuk karakter istimewa. Sekali lagi bukan untuk dibuat manja.
Tidak dengan perempuan Yahudi. Ketika mengandung, lingkungan akan memeprlakukan istimewa dan perempuan-perempuan mengandung pun melakukan prilaku-prilaku istimewa yang sudah ditradisikan. Prilaku istimewa yang dilakukan perempuan Yahudi ketika mengandung adalah segala prilaku, cara makan, dan makanan yang dimakan semuanya diorientasikan kepada pembentukan kecerdasan anak dalam kandungan.
Inilah rahasia cerdas orang Yahudi, dan jika disadari oleh semua suku bangsa pasti akan lahir generasi-generasi cerdas. Bangsa Yahudi ciciptakan Tuhan, dan kita terlahir untuk saling belajar dan saling mengenal budaya, termasuk belajar dari budaya bangsa Yahudi.
Tunggu tulisan berikutnya, akan kita ungkap lebih detail lagi cara cerdas melahirkan generasi cerdas. Salam Sukses dengan Logika Tuhan, Follow me @Logika_Tuhan
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali Imran:110).
Maka, siapa yang membenarkan bahwa bangsa Yahudi ditakdirkan Tuhan menjadi bangsa cerdas, dia telah terkena doktrin yang membuat dirinya lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Dan siapa yang merasa bangga bahwa dia telah menjadi orang cerdas karena punya gen Yahudi di tubuhnya, sesungguhnya dia telah memiliki bibit-bibit kesombongan. Kecerdasan itu bukan milik suku dan golongan tertentu, tapi semua umat yang diciptakan Tuhan.
Sudah kita akhiri saja, anggapan-anggapan yang membuat diri kita lebih bodoh itu. Sampai kapan kita mau mengatakan Yahudi cerdas, dan memaklumi kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Tidak disangka selama ini kita telah membodoh-bodohkan diri sendiri dan mencerdas-cerdaskan orang lain. Tidak ada kedzaliman yang paling dzalim di muka bumi ini selain membodoh-bodohkan diri sendiri.
Fakta orang Yahudi ada yang cerdas mungkin itu benar. Dari 27 orang yang punya IQ 170, 24 orang dari keturunan Yahudi mungkin benar, tapi bukan untuk didogmakan bahwa bangsa Yahudi cerdas, kita lebih bodoh dari bangsa Yahudi. Pesannya adalah jika Yahudi bisa cerdas, maka belajarlah dari orang-orang Yahudi, bagaimana mereka bisa mewariskan generasi-generasi cerdas secara turun-temurun.
Semua manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk cerdas. Semua orang bisa menurunkan gen cerdas. Permasalahannya hanya di tradisi atau budaya. Tidak semua bangsa memiliki tradisi melahirkan anak cerdas. Tidak ada bangsa seteguh bangsa Yahudi, mereka mewariskan generasi cerdas dalam sebuah tradisi keluarga secara turun temurun. Tradisi keluarga mewariskan keturunan cerdas inilah yang menjadikan orang Yahudi dianggap seolah-olah bangsa cerdas.
Dalam tradisi keluarga Yahudi, kecerdasan itu harus diwariskan sejak berada di dalam kandungan. Setiap perempuan Yahudi yang mengandung, ditradisikan harus mendidik anaknya sejak dalam kandungan agar menjadi generasi cerdas. Mereka yang tidak melakukannya akan dikucilkan karena dianggap akan melahirkan generasi tidak cerdas.
Setiap perempuan Yahudi, sudah punya kesadaran melahirkan anak cerdas. Inilah penyebab lahirnya keturunan-keturunan cerdas dari bangsa Yahudi, dan tradisi ini jarang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.
Di banyak budaya, kebanyakan perempuan yang mengandung berprilaku salah kaprah. Kebanyakan menjadi bersikap manja, terbawa emosi lingkungan bahwa selama mengandung harus diperlakukan istimewa.
Betul, perempuan mengandung harus diperlakukan istimewa, namun bukan berarti jadi manja. Setiap prilaku perempuan mengandung akan bernilai pendidikan karakter untuk anak-anak di dalam kandungannya. Maka perlakuan istimewa sebenarnya dalam rangka membentuk karakter istimewa. Sekali lagi bukan untuk dibuat manja.
Tidak dengan perempuan Yahudi. Ketika mengandung, lingkungan akan memeprlakukan istimewa dan perempuan-perempuan mengandung pun melakukan prilaku-prilaku istimewa yang sudah ditradisikan. Prilaku istimewa yang dilakukan perempuan Yahudi ketika mengandung adalah segala prilaku, cara makan, dan makanan yang dimakan semuanya diorientasikan kepada pembentukan kecerdasan anak dalam kandungan.
Inilah rahasia cerdas orang Yahudi, dan jika disadari oleh semua suku bangsa pasti akan lahir generasi-generasi cerdas. Bangsa Yahudi ciciptakan Tuhan, dan kita terlahir untuk saling belajar dan saling mengenal budaya, termasuk belajar dari budaya bangsa Yahudi.
Tunggu tulisan berikutnya, akan kita ungkap lebih detail lagi cara cerdas melahirkan generasi cerdas. Salam Sukses dengan Logika Tuhan, Follow me @Logika_Tuhan
Tuesday, May 14, 2013
MENYALAHKAN ORANG LAIN = HARAM!
Siapa yang tidak pernah menyalahkan orang lain? Pasti semua orang pernah melakukannya baik sengaja maupun tidak sengaja. Mungkin hal itu manusiawi dilakukan manusia. Tapi kalau Anda belajar logika dari ajaran agama (logika Tuhan), sebenarnya menyalahkan orang lain bertentangan dengan perintah Tuhan.
Mengapa logika agama melarang menyalahkan orang lain? Mereka yang hidupnya biasa menyalahkan orang lain, akan menunjukkan kualitas rendah sebagai manusia. Kebiasaan menyalahkan orang lain akan menutup pemahaman tentang siapa dirinya. Kekurangan yang ada dalam dirinya tidak akan dikenali. Ekstrimnya orang-orang yang senang menyalahkan orang lain akan menjadi manusia narsis. Narsisme adalah sikap berlebihan yang selalu memandang orang lain salah dan kebenaran ada pada dirinya. Jika manusia narsis ini berkuasa, maka dia akan menjadi pemimpin yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia di dunia. Itulah rasionalnya mengapa agama melarang keras menyalahkan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, coba perhatikan orang-orang yang suka menyalahkan orang lain. Dia tidak pernah bisa berubah dari kebiasaan buruknya. Kesalahan yang dilakukannya merasa bukan perbuatannya dan selalu melihat sebabnya dari orang lain. Biasanya orang-orang seperti ini, tidak akan pernah bisa diterima kehadirannya di masyarakat.
Sekarang dari mana asal logika, kalau ajaran agama melarang keras menyalahkan orang lain? Sumbernya harus kembali kepada Tuhan.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,... (Al-Isra:7).
Inilah hukum gravitasi manusia, seperti yang terjadi pada bumi. Hukum ini melandasi seluruh aktivitas kehidupan manusia di muka bumi. Dengan hukum ini, maka kita harus membaca bahwa setiap kejadian yang menimpa kita semuanya datang dari diri kita sendiri. Tidak ada perantara orang lain. Untuk itulah menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa kita, menjadi bertentangan dengan hukum ini. Segala sesuatu yang menentang ketentuan Tuhan adalah haram.
Banyak sekali orang yang tidak paham dan sadar berlakunya hukum gravitasi manusia, dan asyik dengan menyalahkan orang lain. Padahal keburukan, kegagalan, rasa sakit, pengkhianatan, santet, bencana yang diterima, semua bersumber pada diri kita sendiri.
Setiap keburukan yang kita lakukan pasti berbalas. Lupa terhadap apa yang kita lakukan adalah faktor yang membuat kita merasa tidak bersalah dan tidak menyadari bahwa keburukan yang kita terima bersumber dari keburukan diri kita sendiri. Lupalah yang membuat kita bertanya, “mengapa saya menerima keburukan ini? Padahal saya sudah berbuat baik selama ini.”
Selain lupa, ada perbuatan buruk (dosa) yang tidak terasa kita lakukan. Contoh saja dalam ucapan yang kita keluarkan, kita tidak tahu bahwa diantara orang-orang yang mendengar ucapan kita, ada yang tersakiti, demikian juga dalam perbuatan. Kita tidak sadar dengan sampah yang kita buang ke sungai, bisa ikut andil menyebabkan banjir bagi orang-orang di hilir. Berapa banyak ucapan-ucapan yang menyakiti orang lain kita lontarkan, berapa banyak perbuatan-perbuatan buruk kita yang menyebabkan orang lain sengsara? Tidak terasa dan lupa kan? Itulah yang membuat kita tidak sadar bahwa segala keburukan adalah datang dari diri kita sendiri. Begitulah hukum yang telah ditetapkan Tuhan.
Jika sudah menjadi ketetapan Tuhan, tak ada yang bisa mengubahnya. Kecuali kita memahami, menyadari, dan menjadikannya petunjuk dalam kehidupan, agar selamat dunia dan akhirat. Itulah sedikit alasan mengapa menyalahkan orang lain hukumnya haram. Selanjutnya tinggal kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah, jika kita konsisten hidup di atas petunjuk Tuhan, maka Tuhan berjanji akan mengantarkan kita pada kehidupan lebih sejahtera di dunia dan akhirat.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me logika_Tuhan
Mengapa logika agama melarang menyalahkan orang lain? Mereka yang hidupnya biasa menyalahkan orang lain, akan menunjukkan kualitas rendah sebagai manusia. Kebiasaan menyalahkan orang lain akan menutup pemahaman tentang siapa dirinya. Kekurangan yang ada dalam dirinya tidak akan dikenali. Ekstrimnya orang-orang yang senang menyalahkan orang lain akan menjadi manusia narsis. Narsisme adalah sikap berlebihan yang selalu memandang orang lain salah dan kebenaran ada pada dirinya. Jika manusia narsis ini berkuasa, maka dia akan menjadi pemimpin yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia di dunia. Itulah rasionalnya mengapa agama melarang keras menyalahkan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, coba perhatikan orang-orang yang suka menyalahkan orang lain. Dia tidak pernah bisa berubah dari kebiasaan buruknya. Kesalahan yang dilakukannya merasa bukan perbuatannya dan selalu melihat sebabnya dari orang lain. Biasanya orang-orang seperti ini, tidak akan pernah bisa diterima kehadirannya di masyarakat.
Sekarang dari mana asal logika, kalau ajaran agama melarang keras menyalahkan orang lain? Sumbernya harus kembali kepada Tuhan.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,... (Al-Isra:7).
Inilah hukum gravitasi manusia, seperti yang terjadi pada bumi. Hukum ini melandasi seluruh aktivitas kehidupan manusia di muka bumi. Dengan hukum ini, maka kita harus membaca bahwa setiap kejadian yang menimpa kita semuanya datang dari diri kita sendiri. Tidak ada perantara orang lain. Untuk itulah menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa kita, menjadi bertentangan dengan hukum ini. Segala sesuatu yang menentang ketentuan Tuhan adalah haram.
Banyak sekali orang yang tidak paham dan sadar berlakunya hukum gravitasi manusia, dan asyik dengan menyalahkan orang lain. Padahal keburukan, kegagalan, rasa sakit, pengkhianatan, santet, bencana yang diterima, semua bersumber pada diri kita sendiri.
Setiap keburukan yang kita lakukan pasti berbalas. Lupa terhadap apa yang kita lakukan adalah faktor yang membuat kita merasa tidak bersalah dan tidak menyadari bahwa keburukan yang kita terima bersumber dari keburukan diri kita sendiri. Lupalah yang membuat kita bertanya, “mengapa saya menerima keburukan ini? Padahal saya sudah berbuat baik selama ini.”
Selain lupa, ada perbuatan buruk (dosa) yang tidak terasa kita lakukan. Contoh saja dalam ucapan yang kita keluarkan, kita tidak tahu bahwa diantara orang-orang yang mendengar ucapan kita, ada yang tersakiti, demikian juga dalam perbuatan. Kita tidak sadar dengan sampah yang kita buang ke sungai, bisa ikut andil menyebabkan banjir bagi orang-orang di hilir. Berapa banyak ucapan-ucapan yang menyakiti orang lain kita lontarkan, berapa banyak perbuatan-perbuatan buruk kita yang menyebabkan orang lain sengsara? Tidak terasa dan lupa kan? Itulah yang membuat kita tidak sadar bahwa segala keburukan adalah datang dari diri kita sendiri. Begitulah hukum yang telah ditetapkan Tuhan.
Jika sudah menjadi ketetapan Tuhan, tak ada yang bisa mengubahnya. Kecuali kita memahami, menyadari, dan menjadikannya petunjuk dalam kehidupan, agar selamat dunia dan akhirat. Itulah sedikit alasan mengapa menyalahkan orang lain hukumnya haram. Selanjutnya tinggal kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah, jika kita konsisten hidup di atas petunjuk Tuhan, maka Tuhan berjanji akan mengantarkan kita pada kehidupan lebih sejahtera di dunia dan akhirat.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me logika_Tuhan
Tuesday, May 7, 2013
HIDUP SEJAHTERA DENGAN LOGIKA SEGITIGA
Terus terang saja, kalau gundah (galau), saya selalu tertarik untuk bangun di sepertiga malam (tahajud) dan curhat kepada Tuhan. Ketika di pundak saya ada 45 orang anak yang ingin kuliah dan bekerja, terus terang saya lebih khawatir dari pada mengkhawatirkannya anak-anak saya pribadi.
Ketika saya bilang kepada teman bahwa saya bertahajud untuk kesuksesan 45 orang anak didik saya, tiba-tiba ada yang menyela, yang ditahajudi itu anak sendiri bukan anak-anak orang lain. Hati saya dongkol, dan kesal. Apa pasal? Orang ini sudah bertahun-tahun beragama tetapi tidak memahami cara kerja Tuhan dalam mensejahterakan umatnya. Sangat ingin memarahi, menampar, ketika keluar ucapan itu dari mulut seorang penganut agama.
Untuk itulah saya akan menjelaskan logika segitiga, sebagai ketentuan Tuhan dalam mensejahterakan hidup manusia. Kalau Anda-Anda percaya Tuhan, seharusnya percaya dan yakin pada ketetapan ini.
Logika segitika bersumber dari yang benar. Di dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw dijelaskan;
Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat... (HR. Muslim)
Jika kita petakan, bunyi hadis di atas akan membentuk logika segitiga, sebagai sistem yang menjelaskan tata cara kerja Tuhan dalam mencejahterakan umat manusia. Logika segitiga ini bisa kita ilustrasikan sebagai berikut:
PETAKAN PERNYATAAN DI BAWAH INI DALAM HUBUNGAN SEGITIGA OLEH ANDA
Jika manusia pertama kesulitan
Maka mudahkan kesulitan manusia-manusia lainnya
Maka Tuhan berkehendak Memudahkan kesulitan manusia pertama
Mengapa bisa berlaku logika segitiga seperti itu? Untuk lebih logisnya akan saya jelaskan. Ketika seorang manusia membebaskan kesulitan manusia, maka tindakannya akan dinilai sebagai bentuk sedekah. Mengapa? Ketika seorang manusia membebaskan manusia lain dari kesulitan, manusia tersebut minimalnya akan berbuat sesuatu dengan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta dan jiwanya. Maka menggunakan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta, dan jiwa untuk membebaskan kesulitan manusia lain, tindakan itu sama dengan melaksanakan satu tindakan perintah Tuhan yaitu menggunakan, membelajakan harta yang dimilikinya di jalan Tuhan.
Ketika manusia berani berbuat, menggunakan, membelanjakan, harta yang dimilikinya di jalan Tuhan (membebaskan manusia lain dari kesulitan), maka Tuhan menetapkan sebuah balasan berlipat mulai dari 10 sampai dengan 700 kali lipat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayat 160 dan Albaqarah ayat 261.
Maka, dalam berkehidupan logika segitiga seharusnya menjadi patokan bagi setiap manusia jika ingin sejahtera dalam hidupnya. Tidak ada ketetapan yang berlaku pasti selain ketetapan TUHAN YANG MAHA TUNGGAL. Siapa yang mengingkarinya, maka dia telah mengingkari Tuhan dan menjauhkan hidup dari kesejahteraan.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.
Ketika saya bilang kepada teman bahwa saya bertahajud untuk kesuksesan 45 orang anak didik saya, tiba-tiba ada yang menyela, yang ditahajudi itu anak sendiri bukan anak-anak orang lain. Hati saya dongkol, dan kesal. Apa pasal? Orang ini sudah bertahun-tahun beragama tetapi tidak memahami cara kerja Tuhan dalam mensejahterakan umatnya. Sangat ingin memarahi, menampar, ketika keluar ucapan itu dari mulut seorang penganut agama.
Untuk itulah saya akan menjelaskan logika segitiga, sebagai ketentuan Tuhan dalam mensejahterakan hidup manusia. Kalau Anda-Anda percaya Tuhan, seharusnya percaya dan yakin pada ketetapan ini.
Logika segitika bersumber dari yang benar. Di dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw dijelaskan;
Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat... (HR. Muslim)
Jika kita petakan, bunyi hadis di atas akan membentuk logika segitiga, sebagai sistem yang menjelaskan tata cara kerja Tuhan dalam mencejahterakan umat manusia. Logika segitiga ini bisa kita ilustrasikan sebagai berikut:
PETAKAN PERNYATAAN DI BAWAH INI DALAM HUBUNGAN SEGITIGA OLEH ANDA
Jika manusia pertama kesulitan
Maka mudahkan kesulitan manusia-manusia lainnya
Maka Tuhan berkehendak Memudahkan kesulitan manusia pertama
Mengapa bisa berlaku logika segitiga seperti itu? Untuk lebih logisnya akan saya jelaskan. Ketika seorang manusia membebaskan kesulitan manusia, maka tindakannya akan dinilai sebagai bentuk sedekah. Mengapa? Ketika seorang manusia membebaskan manusia lain dari kesulitan, manusia tersebut minimalnya akan berbuat sesuatu dengan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta dan jiwanya. Maka menggunakan pikiran, tangan, kaki, mulut, harta, dan jiwa untuk membebaskan kesulitan manusia lain, tindakan itu sama dengan melaksanakan satu tindakan perintah Tuhan yaitu menggunakan, membelajakan harta yang dimilikinya di jalan Tuhan.
Ketika manusia berani berbuat, menggunakan, membelanjakan, harta yang dimilikinya di jalan Tuhan (membebaskan manusia lain dari kesulitan), maka Tuhan menetapkan sebuah balasan berlipat mulai dari 10 sampai dengan 700 kali lipat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayat 160 dan Albaqarah ayat 261.
Maka, dalam berkehidupan logika segitiga seharusnya menjadi patokan bagi setiap manusia jika ingin sejahtera dalam hidupnya. Tidak ada ketetapan yang berlaku pasti selain ketetapan TUHAN YANG MAHA TUNGGAL. Siapa yang mengingkarinya, maka dia telah mengingkari Tuhan dan menjauhkan hidup dari kesejahteraan.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.
HARAM MENGELUH!
Mengeluh itu pekerjaan sepele, karena itu banyak yang tidak sadar melakukannya. Coba saja perhatikan ketika memasuki musim hujan, tidak sedikit banyak orang mengeluh. Misalnya, “waduh hujan, pagi-pagi sudah hujan, pakaian jadi susah kering”. Bahkan ada yang menyalahkan musim hujan, “gara-gara hujan lebat semalam, rumah gua kebanjiran”. Ketika wabah penyakit datang, "gara wabah penyakit, usaha kita rugi besar".
Selanjutnya ketika memasuki musim kemarau, banyak orang mengeluh lagi. “wuih puanas sekali hari ini, malas jadinya keluar rumah, nanti kulit saya kebakar”. Sama seperti musim hujan, musim kemarau juga disalahkan, “gara-gara musim kemarau tanaman-tanaman saya jadi kekeringan”.
Di tempat kerja, banyak sekali orang yang suka mengeluh. “malas ni, besok harus datang pagi-pagi, mana pekerjaan banyak seperti tidak pernah selesai-selesai, sampai kapan hidup begini?” Ada juga yang mengeluhkan gajinya kecil, “gajinya kecil, jadi kerjanya ya semaunya aja”. Pokoknya banyak sekali keluhan yang bisa Anda dengar dari teman-teman atau Anda sendiri, rasakan dan perhatikan saja.
Sudah, kalau Anda suka mengeluh, serius deh, segera hentikan sebelum dosa Anda bertumpuk terus karena terlalu banyak mengeluh. Mengapa mengeluh dosa? Mohon konsentrasi sebentar, saya akan mencoba menjelaskannya dengan sedikit berlogika.
Jujur saja, Anda tidak akan senang bergaul dengan orang yang sedikit-sedikit mengeluh. Betul? Orang-orang yang sukanya mengeluh, tidak akan bisa berpikir positif. Hal-hal yang positif pun bisa jadi negatif di hadapan orang-orang yang suka mengeluh.
Mengeluh juga bisa dikatakan sia-sia. Coba saja pikir sama Anda, mengeluh itu lebih rendah dari sampah. Sisa-sisa makanan, barang bekas, masih bisa kita manfaatkan, untuk kompos, kerajinan olahan, pembangkit listrik dsb, tetapi keluhan benar-benar tidak ada gunanya. Ya kalau dibandingkan, keluhan itu seperti bau kentut. Sejauh ini saya belum menemukan kalau bau kentut itu bermanfaat. Kalau kentutnya ia bermanfaat, kalau bau kentutnya saya belum temukan manfaatnya. Bayangkan keluhan itu seperti bau kentut. Tidak berharga tau.
Mengapa mengeluh dosa? Baik, konsentrasi ya, saya akan jelaskan mengapa mengeluh itu dosa. Kooonseeeentraaaaasiiii!!!
Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (Adh Dhuhaa:11).
Yang diperintahkan Allah adalah menyebut-nyebut (mengingat-ingat) segala nikmat yang telah Allah berikan agar kamu bersyukur. Mengeluh sama dengan menolak kondisi/kenikmatan yang sudah kita terima. Menolak kondisi yang kita terima sama dengan menghilangkan apa-apa yang sudah kita terima dari Allah. Menolak apa yang diterima sama dengan tidak bersyukur. Orang-orang yang tidak bersyukur sama dengan menghilangkan jasa Tuhan, sama dengan menghilangkan Tuhan. Orang-orang yang menghilangkan Tuhan sama dengan orang-orang kafir.
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. ((Al Insaan:3)
Jadi, mengeluh sama dengan pengingkaran terhadap nikmat Allah. Mengeluh sama dengan melupakan nikmat Allah yang sudah kita terima sebelumnya. Mengeluh sama dengan mengundang energi negatif. Mengeluh sama dengan mengundang kekecewaan dan pesimis. Mengeluh dilakukan oleh orang-orang kafir yang hanya fokus pada keburukan dan lupa terhadap kebaikan.
Untuk itulah mengeluh sama dengan dosa, karena sifat-sifat kekafiran yaitu menutup, meniadakan kebaikan Allah. Para pengeluh dalam hitungan detik sedang mengumpulkan dosa melalui keluhan.
Jadi, berhentilah mengeluh, karena apa yang terjadi harus kita terima sebagai anugerah Allah. Lalu bersyukurlah dalam arti mencari nilai tambah (kreatif/inovatif), mengolah apa yang telah Allah berikan. Insya Allah, Allah akan meningkatkan kesejahteraan Anda.
Anda punya otak, tangan, kaki, mata, telinga, ayo bersyukur dalam arti gunakan untuk mencari nilai tambah. Otak gunakan untuk terus belajar, tangan selalu kita simpan di atas, mata gunakan untuk selalu membaca, telinga gunakan untuk selalu mendengar, dan kaki gunakan untuk menuju tempat-tempat suci.
Mengeluh itu haram bagi mereka yang suka bersyukur. Tulis besar-besar di dinding pintu masuk kamar Anda, “HARAM MENGELUH”. Buktikan anda bisa hidup lebih SUKSES. Sekian.
Sunday, April 14, 2013
RUMUS MENCARI JODOH DARI TUHAN
Kalau anda baca buku
Ippho Santosa atau nonton acara Mario Teguh, kedua orang ini sering bilang, pentingnya memantaskan diri dalam
segala hal, termasuk dalam urusan jodoh. Apa yang mereka ucapkan sepertinya
sederhana, tapi sebenarnya kalimat memantaskan diri itu adalah penerjemahan
dari firman Tuhan ke dalam bahasa sederhana.
Bahasa memantaskan
diri, dikembangkan dari logika Al-Qur’an yang menetapkan adanya hukum
berpasang-pasangan, dan sebab-akibat. Keberadaan hukum inilah yang harus
dipahami oleh semua orang untuk mewujudkan segala impiannya termasuk urusan
jodoh. Silahkan ini ketentuan dari Tuhan yang wajib anda pahami itu.
Wanita-wanita yang keji
adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (An
Nuur:26)
Dari ayat di atas,
sudah jelaskan ada dua hukum yang bisa kita pahami yaitu berpasangan.
HUKUM BERPASANGAN
LAKI-LAKI KEJI BERPASANGAN WANITA KEJI
WANITA KEJI BERPASANGAN LAKI-LAKI KEJI
HUKUM LOGIKA (SEBAB AKIBAT)
(SEBAB)
LAKI-LAKI KEJI (AKIBANTNYA)
DAPAT WANITA KEJI
(SEBAB)
WANITA KEJI (AKIBANTNYA)
DAPAT LAKI-LAKI KEJI
Sekarang Anda sudah
diberi aturan atau hukum oleh Tuhan, dan Tuhan mengembalikan kepada usaha Anda
sendiri. Kata Tuhan sesungguhnya suatu kaum tidak bisa mengubah keadaan kecuali
diri sendiri yang mengubahnya.
Berpegang pada hukum di
atas, apa yang HARUS anda lakukan
SUPAYA DAPAT JODOH TAMPAN, MAPAN, DAN BERIMAN? Jawaban Ippho Santosa dan
Mario Teguh adalah MEMANTASKAN DIRI agar
berpasangan dengan pasangan yang Anda cita-citakan. Logis bukan?
Jodoh Anda adalah yang
pantas untuk anda. Kalau Anda kikir itu sebabnya Anda dipasangkan dengan wanita
atau laki-laki kikir. Jika anda rajin sedekah, pasangan Anda pasti laki-laki
atau wanita kaya dan sholeh. Kalau Anda aslinya suka berjinah, itu sebabnya
Anda dipasangkan dengan laki-laki atau wanita penjinah.
Untuk mendapatkan jodoh
berwajah cantik, tidak perlu wajah tampan. Kecantikan atau ketampanan wajah bukan
syarat satu-satunya orang memilih pasangan. Tidak semua orang cantik dan
tampan, tapi ada kecantikan dan ketampanan yang bisa dimiliki oleh semua orang.
Kecantikan dan ketampanan itu adalah berbagai macam kecerdasan yang dimiliki
oleh setiap orang. Untuk dapat wanita berwajah cantik tak perlu tampan, dan
untuk laki-laki berwajah tampan tak perlu cantik.
Bagaimana cara
memantaskan diri agar anda berpasangan dengan pasangan yang pantas? Kembangkan
bakat Anda, tekuni sampai menjadi Ahli. Taatilah segala perintah Tuhan mu,
karena Tuhan mu lah yang mengembangkan dan menyusutkan bakat-bakat mu. Ketaatan
kepada Tuhan adalah kecantikan dan ketampakan yang hakiki.
Jadi silahkan buktikan
hukum ini, apakah Tuhan mu salah? Dia-lah yang Maha Mengetahui dan Maha Luas
Pengetahuannya. Sekarang tentukan jodoh Anda!
Salam sukses dengan
Logika Tuhan Follow me @logika_Tuhan
Wednesday, April 10, 2013
PEMIKIR MABUK DAN PEMIKIR ATAS PERINTAH TUHAN
Sebelumnya saya tidak tahu, kalau ilmu psikologi berawal dari mitos. Mungkin dari kawan-kawan banyak juga yang tidak tahu. Teori-teori psikologi yang terlihat rasional dan empirik itu, ternyata dikembangkan dari mitos Yunani.
Audifak (2010), seorang ahli psikologi memberi penjelasan bahwa psyche adalah kata dasar dari psikologi. Kata psyche sendiri adalah berasal dari kisah mitologi Yunani mengenai putri Psyche dan dewa cinta Eros. Psyche adalah putri cantik yang membuat Sang Cinta (Dewa Cinta bernama Eros) itu sendiri jatuh cinta padanya.
Diakhir cerita, Psyche tidak pernah mendapatkan cinta dari Eros, karena Psyche melanggar ketentuan, yaitu melihat Eros sebelum saatnya tiba. Eros sang Dewa Cinta pergi meninggalkan Psyche. Saat itu Psyche mendengar suara, “Gadis malang—kau belum siap menerima cinta. Akulah cinta itu sendiri, aku tak bisa hidup jika aku tak diyakini ada. Selamat tinggal Psyche”.
Sejak saat itu Psyche hidup terlunta-lunta dihutan belantara. Ada yang mengatakan Psyche berubah menjadi burung hantu. Ada juga yang mengatakan jadi kelelawar. Ada juga yang mengatakan bahwa Eros memaafkan Psyche dan membawanya ke Olimpus.
Dari dongeng inilah lahir sebuah ilmu rasional yang dapat diuji secara empirik bernama Psikologi. Pencarian Psyche untuk menemukan Eros dianggap sebagai pencarian Jiwa untuk menemukan cinta. Hal inilah yang mengsinspirasi munculnya ilmu psikologi.
Pertanyaannya, jika dongeng atau mitos bisa jadi inspirasi untuk mengembangkan ilmu, mengapa wahyu (Al-Qur’an) yang diyakini bersumber dari Tuhan tidak menjadi rujukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan? Bahkan disisihkan dari ilmu pengetahuan. Dianggap tidak logis, dan jauh dari kebenaran rasional. Sementara mitos, dongeng, yang sekarang bisa kita anggap jauh dari kebenaran dan tidak rasional dirajikan rujukan sebagai cikal bakal lahirlnya ilmu pengetahuan rasional.
Siapa yang mabuk? Apa salah jika wahyu Tuhan yang dianggap suci, kita jadikan sumber ilmu pengetahuan? Dunia yang memberi peluang kebebasan berpendapat dan berpikir, semestinya harus memberi peluang kepada wahyu (kitab suci) untuk terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Disinyalir, sejak dulu ada orang-orang mabuk yang sengaja ingin tetap melepaskan wahyu (Tuhan) dari ilmu pengetahuan. Siapa para pemabuk itu? Mereka yang menganggap kebenaran rasional dan empiris adalah kebenaran yang hakiki. Mereka mendudukkan wahyu pada posisi sebagai sesuatu yang tidak rasional dan penuh mistis, dan dikonflikkan dengan ilmu yang rasional dan empiris. Wahyu dipropagandakan tidak memiliki pijakan rasional dan selalu bertentangan dengan kebenaran ilmu. Padahal mereka mengembangkan ilmu pengetahuan dari sama sekali yang tidak rasional yaitu dongeng dan mitos. Ini benar-benara pola berpikir mabuk yang saat ini sendang mencapai puncaknya.
Pemikiran-pemikiran mabuk kini telah merangsak merusak otak manusia dan menghancurkan tatanan kehidupan dunia. Para pemikir mabuk itu, dulu habis-habisan menentang persamaan kelas, sekarang dia membela habis-habisan persamaan kelas antara laki-laki dan perempuan. Agar terlihat berbeda dari ajaran persamaan kelas mereka beri nama kesetaraan gender dalam arti pertukaran peran antara laki-laki dan perempuan. Sungguh orang-orang mabuk itu telah memutar-mutar kata agar terlihat mulia dihadapan manusia padahal dialah penjilat yang ingin menghancurkan tatanan kehidupan dunia.
Para pemikir mabuk itu, membela perkawinan sesama jenis atas nama hak asasi manusia. Mereka tidak berpikir bahwa sumber penyakit HIV/AIDS, dan kepunahan manusia diambang mata, jika perkawinan sesama jenis menjadi bagian dari kehidupan umat manusia. Regenerasi manusia akan mengalami stagnasi dan kekurangan generasi penerus karena perkawinan sesama jenis tidak dapat menghasilkan keturunan.
Seks bebas yang telah menjadi gaya hidup, akan melemahkan generasi berikutnya. Pembuahan sel yang tidak dilakukan melalui cara-cara sakral yaitu pernikahan, akan melahirkan generasi-generasi yang tidak cerdas secara mental dan spiritual. Jiwa-jiwa perempuan yang mengandung anak tidak melalui proses sakral akan mempengaruhi jiwa anaknya menjadi keruh, dan kecenderungan akan menjadi pemikir-pemikir mabuk yang melanggengkan seks bebas, pronografi, homoseks, persamaan gender dan tidak mengenal Tuhan dalam ilmu pengetahuan.
Tuhan dalam wahyu-Nya ternyata sangat adil. Tuhan lebih mengedepankan rasionalistas, dan melarang mistis. Wahyu Tuhan tidak anti rasio, justru Tuhan dalam wahyunya menantang manusia untuk menggunakan rasio. Orang-orang yang tidak menggunakan rasio dalam memahami wahyu, Tuhan menganggap mereka sebagai makhluk rendahan sekelas binatang ternak dan lebih rendah lagi dari itu.
Sebagai pemikir yang menjadikan wahyu Tuhan sebagai sumber dari segala sumber pemikiran. Saya menantang para pemikir mabuk (hanya mengandalkan kebenaran rasio dan empiris), untuk beradu kekuatan, siapa yang akan punah pada akhirnya? Kamikah yang berpikir atas nama Tuhan atau kalian para pemikir mabuk atas nama mitos? Sesungguhkan Tuhan kami berkata;
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al Baqarah:154).
Itulah janji Tuhan! Kami para pemikir atas nama Tuhan tidak akan mati, kami akan hidup abadi atas kehendak Tuhan.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika Tuhan.
Audifak (2010), seorang ahli psikologi memberi penjelasan bahwa psyche adalah kata dasar dari psikologi. Kata psyche sendiri adalah berasal dari kisah mitologi Yunani mengenai putri Psyche dan dewa cinta Eros. Psyche adalah putri cantik yang membuat Sang Cinta (Dewa Cinta bernama Eros) itu sendiri jatuh cinta padanya.
Diakhir cerita, Psyche tidak pernah mendapatkan cinta dari Eros, karena Psyche melanggar ketentuan, yaitu melihat Eros sebelum saatnya tiba. Eros sang Dewa Cinta pergi meninggalkan Psyche. Saat itu Psyche mendengar suara, “Gadis malang—kau belum siap menerima cinta. Akulah cinta itu sendiri, aku tak bisa hidup jika aku tak diyakini ada. Selamat tinggal Psyche”.
Sejak saat itu Psyche hidup terlunta-lunta dihutan belantara. Ada yang mengatakan Psyche berubah menjadi burung hantu. Ada juga yang mengatakan jadi kelelawar. Ada juga yang mengatakan bahwa Eros memaafkan Psyche dan membawanya ke Olimpus.
Dari dongeng inilah lahir sebuah ilmu rasional yang dapat diuji secara empirik bernama Psikologi. Pencarian Psyche untuk menemukan Eros dianggap sebagai pencarian Jiwa untuk menemukan cinta. Hal inilah yang mengsinspirasi munculnya ilmu psikologi.
Pertanyaannya, jika dongeng atau mitos bisa jadi inspirasi untuk mengembangkan ilmu, mengapa wahyu (Al-Qur’an) yang diyakini bersumber dari Tuhan tidak menjadi rujukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan? Bahkan disisihkan dari ilmu pengetahuan. Dianggap tidak logis, dan jauh dari kebenaran rasional. Sementara mitos, dongeng, yang sekarang bisa kita anggap jauh dari kebenaran dan tidak rasional dirajikan rujukan sebagai cikal bakal lahirlnya ilmu pengetahuan rasional.
Siapa yang mabuk? Apa salah jika wahyu Tuhan yang dianggap suci, kita jadikan sumber ilmu pengetahuan? Dunia yang memberi peluang kebebasan berpendapat dan berpikir, semestinya harus memberi peluang kepada wahyu (kitab suci) untuk terlibat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Disinyalir, sejak dulu ada orang-orang mabuk yang sengaja ingin tetap melepaskan wahyu (Tuhan) dari ilmu pengetahuan. Siapa para pemabuk itu? Mereka yang menganggap kebenaran rasional dan empiris adalah kebenaran yang hakiki. Mereka mendudukkan wahyu pada posisi sebagai sesuatu yang tidak rasional dan penuh mistis, dan dikonflikkan dengan ilmu yang rasional dan empiris. Wahyu dipropagandakan tidak memiliki pijakan rasional dan selalu bertentangan dengan kebenaran ilmu. Padahal mereka mengembangkan ilmu pengetahuan dari sama sekali yang tidak rasional yaitu dongeng dan mitos. Ini benar-benara pola berpikir mabuk yang saat ini sendang mencapai puncaknya.
Pemikiran-pemikiran mabuk kini telah merangsak merusak otak manusia dan menghancurkan tatanan kehidupan dunia. Para pemikir mabuk itu, dulu habis-habisan menentang persamaan kelas, sekarang dia membela habis-habisan persamaan kelas antara laki-laki dan perempuan. Agar terlihat berbeda dari ajaran persamaan kelas mereka beri nama kesetaraan gender dalam arti pertukaran peran antara laki-laki dan perempuan. Sungguh orang-orang mabuk itu telah memutar-mutar kata agar terlihat mulia dihadapan manusia padahal dialah penjilat yang ingin menghancurkan tatanan kehidupan dunia.
Para pemikir mabuk itu, membela perkawinan sesama jenis atas nama hak asasi manusia. Mereka tidak berpikir bahwa sumber penyakit HIV/AIDS, dan kepunahan manusia diambang mata, jika perkawinan sesama jenis menjadi bagian dari kehidupan umat manusia. Regenerasi manusia akan mengalami stagnasi dan kekurangan generasi penerus karena perkawinan sesama jenis tidak dapat menghasilkan keturunan.
Seks bebas yang telah menjadi gaya hidup, akan melemahkan generasi berikutnya. Pembuahan sel yang tidak dilakukan melalui cara-cara sakral yaitu pernikahan, akan melahirkan generasi-generasi yang tidak cerdas secara mental dan spiritual. Jiwa-jiwa perempuan yang mengandung anak tidak melalui proses sakral akan mempengaruhi jiwa anaknya menjadi keruh, dan kecenderungan akan menjadi pemikir-pemikir mabuk yang melanggengkan seks bebas, pronografi, homoseks, persamaan gender dan tidak mengenal Tuhan dalam ilmu pengetahuan.
Tuhan dalam wahyu-Nya ternyata sangat adil. Tuhan lebih mengedepankan rasionalistas, dan melarang mistis. Wahyu Tuhan tidak anti rasio, justru Tuhan dalam wahyunya menantang manusia untuk menggunakan rasio. Orang-orang yang tidak menggunakan rasio dalam memahami wahyu, Tuhan menganggap mereka sebagai makhluk rendahan sekelas binatang ternak dan lebih rendah lagi dari itu.
Sebagai pemikir yang menjadikan wahyu Tuhan sebagai sumber dari segala sumber pemikiran. Saya menantang para pemikir mabuk (hanya mengandalkan kebenaran rasio dan empiris), untuk beradu kekuatan, siapa yang akan punah pada akhirnya? Kamikah yang berpikir atas nama Tuhan atau kalian para pemikir mabuk atas nama mitos? Sesungguhkan Tuhan kami berkata;
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al Baqarah:154).
Itulah janji Tuhan! Kami para pemikir atas nama Tuhan tidak akan mati, kami akan hidup abadi atas kehendak Tuhan.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika Tuhan.
Monday, April 8, 2013
APAKAH TUHAN BERWUJUD
Benar Tuhan itu berwujud,
Tapi
Bagaimanakah wujud Tuhan itu?
Apakah seperti manusia?
Apakah seperti raksasa?
Saya mau kebenaran rasio...
Baiklah
Pernahkah Anda melihat bumi?
Pernah.
Menurut mu bagaimana bentuk bumi itu?
Bulat.
Dari mana bumi terlihat bulat?
Dari luar angkasa.
Sekarang,
Benarkah Kamu masih mau melihat Tuhan?
Mau.
Pergilah ke angkasa
Untuk apa?
Temukan ujungnya!!!
Bagaimana menurut rasio mu?
Ampun, kami tidak mampu menemukan ujungnya
Masih mau melihat wujud Tuhan?
Allahu Akbar.
Kang Master
2008
Tapi
Bagaimanakah wujud Tuhan itu?
Apakah seperti manusia?
Apakah seperti raksasa?
Saya mau kebenaran rasio...
Baiklah
Pernahkah Anda melihat bumi?
Pernah.
Menurut mu bagaimana bentuk bumi itu?
Bulat.
Dari mana bumi terlihat bulat?
Dari luar angkasa.
Sekarang,
Benarkah Kamu masih mau melihat Tuhan?
Mau.
Pergilah ke angkasa
Untuk apa?
Temukan ujungnya!!!
Bagaimana menurut rasio mu?
Ampun, kami tidak mampu menemukan ujungnya
Masih mau melihat wujud Tuhan?
Allahu Akbar.
Kang Master
2008
NABI MUHAMMAD SAW MAHA GURU LOGIKA TUHAN (2)
Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW penutup dari para Nabi, maha guru yang menuntun umat manusia berpikir dengan logika Tuhan. Kali ini saya akan jelaskan ajaran logika dari Nabi Muhammad SAW. yang lainnya sebagai berikut;
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?" Nabi SAW menjawab, "Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian." (HR. Bukhari)
Logika hadis di atas menjelaskan;
Sedekah berpahala besar jika kondisi sedang sehat
Sedekah berpahala besar jika kondisi sedang kikir
Sedekah berpahala besar jika sedang takut miskin
Sedekah berpahala besar jika sangat berharap kaya
Anda mungkin tidak akan mengerti mengapa Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umat manusia berlogika seperti itu. Tujuannya agar umat manusia jangan takut berbagi dan harus selalu berbagi. Nabi Muhammad SAW ingin mengajarkan kepada umat manusia bahwa berbagi itu sangat baik untuk dilakukan dan punya multi efek yang akhir-akhirnya mensejahterakan hidup manusia di dunia dan akhirat.
Sumber logika yang diajarkan Nabi Muhammad SAW berasaskan pada ayat-ayat Al-Qur’an yang sangat menganjurkan sedekah. Ayat Al-Qur’an yang sangat memotivasi manusia untuk berbagi (sedekah) adalah surat Al-Baqarah ayat 261. Dalam ayat ini dijelaskan kelipatan balasan sedekah yang berlipat ganda (700 kali lipat).
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah:261)
Dengan bersumber pada surat Al Baqarah ayat 261, kini Anda bisa memahami dengan logis mengapa ada bunyi hadis Nabi SAW yang seolah-olah memaksa umat manusia untuk selalu berbagi. Nabi Muhammad SAW paham bahwa sedekah sangat sulit dilakukan, dan kalau dilakukan PASTI memberkahkan rejeki.
Maka jika takut miskin dan ingin kaya sudah pasti sedekah solusinya. Mengapa? logikanya sedekah dapat mengembangbiakkan harta sampai 700 kali lipat. Inilah logika yang dipahami Nabi Muhammad SAW dan itu ajaran logika dari Tuhan Yang Maha Kaya.
Secara psikologis, logika yang diajarkan Nabi Muhammad SAW memiliki tujuan mengikis sifat-sifat manusia yang selalu punya sifat kikir dan egois, serta lupa sama Tuhan ketika dalam kondisi sehat dan serba kecukupan. Logika Tuhan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita bahwa dalam kondisi apapun manusia wajib berbagi karena berbagi dapat melanggengkan kesejahteraan, kesehatan, tanpa batas bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @ logika_Tuhan.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?" Nabi SAW menjawab, "Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian." (HR. Bukhari)
Logika hadis di atas menjelaskan;
Sedekah berpahala besar jika kondisi sedang sehat
Sedekah berpahala besar jika kondisi sedang kikir
Sedekah berpahala besar jika sedang takut miskin
Sedekah berpahala besar jika sangat berharap kaya
Anda mungkin tidak akan mengerti mengapa Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umat manusia berlogika seperti itu. Tujuannya agar umat manusia jangan takut berbagi dan harus selalu berbagi. Nabi Muhammad SAW ingin mengajarkan kepada umat manusia bahwa berbagi itu sangat baik untuk dilakukan dan punya multi efek yang akhir-akhirnya mensejahterakan hidup manusia di dunia dan akhirat.
Sumber logika yang diajarkan Nabi Muhammad SAW berasaskan pada ayat-ayat Al-Qur’an yang sangat menganjurkan sedekah. Ayat Al-Qur’an yang sangat memotivasi manusia untuk berbagi (sedekah) adalah surat Al-Baqarah ayat 261. Dalam ayat ini dijelaskan kelipatan balasan sedekah yang berlipat ganda (700 kali lipat).
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah:261)
Dengan bersumber pada surat Al Baqarah ayat 261, kini Anda bisa memahami dengan logis mengapa ada bunyi hadis Nabi SAW yang seolah-olah memaksa umat manusia untuk selalu berbagi. Nabi Muhammad SAW paham bahwa sedekah sangat sulit dilakukan, dan kalau dilakukan PASTI memberkahkan rejeki.
Maka jika takut miskin dan ingin kaya sudah pasti sedekah solusinya. Mengapa? logikanya sedekah dapat mengembangbiakkan harta sampai 700 kali lipat. Inilah logika yang dipahami Nabi Muhammad SAW dan itu ajaran logika dari Tuhan Yang Maha Kaya.
Secara psikologis, logika yang diajarkan Nabi Muhammad SAW memiliki tujuan mengikis sifat-sifat manusia yang selalu punya sifat kikir dan egois, serta lupa sama Tuhan ketika dalam kondisi sehat dan serba kecukupan. Logika Tuhan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita bahwa dalam kondisi apapun manusia wajib berbagi karena berbagi dapat melanggengkan kesejahteraan, kesehatan, tanpa batas bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @ logika_Tuhan.
Saturday, April 6, 2013
NABI MUHAMMAD SAW MAHA GURU LOGIKA TUHAN (1)
Bagi
kaum muslimin, ada dua sumber hukum yang dijadikan rujukan beragama. Pertama
adalah Al-Quranul karim. Kedua Al Hadis berisi pemikiran, perkataan, yang
mencerminkan segala prilaku Nabi Muhammad saw. Kaum muslimin meyakini 100%
bahwa kedua sumber hukum tersebut saling menjelaskan. Namun kedudukan Al-Qur’an
menjadi sumber utama dan Al Hadis menjelaskan lebih praktis tentang kandungan
Al-Qur’an. Bahkan umat Islam yakin bahwa tafsir Al Qur’an yang paling mendekati
kebenaran adalah tafsir yang menggunakan hadis-hadis Nabi Muhammad saw.
Jika
di cermati dengan seksama tidak ada manusia cerdas seperti Rasulullah saw.
Bahkan penulis berani berpendapat Nabi Muhammad adalah manusia paling cerdas di
muka bumi ini. Dibanding dengan siapa pun IQ Nabi Muhammad saw adalah yang
terbaik dan pasti memiliki skor paling tinggi. Untuk itu, Beliau mampu
mengaplikasikan logika Tuhan yang terdapat dalam Al-Qur’an ke dalam bahasa yang
mudah dicerna dan dipahami oleh umat manusia.
Coba
cermati dari beberapa contoh hadis Nabi Muhammad saw, di dalamnnya mengandung
logika Tuhan yang bersumber dari Al-Qur’an. Perhatikan beberapa hadis Nabi
Muhammad saw di bawah ini;
Barangsiapa melapangkan kesusahan
(kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya
kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan
kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat.
Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di
dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong
kawannya... (HR. Muslim)
Orang yang memberi petunjuk kepada
kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (HR. Bukhari).
Janganlah kamu menjadi orang yang
"ikut-ikutan" dengan mengatakan "Kalau orang lain berbuat
kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun
akan berbuat zalim". Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip,
"Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau
orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya". (HR. Tirmidzi)
Ketiga
hadis di atas mengandung logika dari Tuhan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Dasar logikanya adalah jika berbuat kebaikan maka akan berbalas kebaikan
dan jika berbuat kejahatan maka akan berbalas kejahatan. Sumber logika yang
digunakan dalam hadis di atas terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut;
Jika kamu berbuat baik (berarti)
kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka
kejahatan itu bagi dirimu sendiri,... (Al Israa:7)
Barang siapa yang datang dengan
(membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya
itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah
diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu,
melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (Al Qashash:84)
Maka,
bersumber dari logika dari Tuhan (Al-Qur’an) di atas, bunyi hadis Nabi Muhammad
saw dapat dipahami secara logis. Konstruksi logisnya bisa kita pahami sebagai
berikut;
Jika kebaikan
akan berbalas kebaikan, dan keburukan akan berbalas keburukan (baca: Al
Israa:7, Al Qashash:84), maka;
barangsiapa melapangkan kesusahan,
kesempitan seorang mukmin di dunia (KEBAIKAN)...
maka Allah akan melapangkan baginya
kesusahan (KEBAIKAN)... (HR. Muslim).
Anda saksikan,
kontrsuksi bunyi hadis yang dikemukan Nabi Muhammad saw, mengikuti konstruksi
logika yang terdapat dalam Al-Qur’an.
sumber photo: pixabay
Kontruksi hadis
berikutnya, jika kebaikan akan berbalas kebaikan, dan keburukan akan berbalas
keburukan (baca: Al Israa:7, Al Qashash:84), maka
orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan (KEBAIKAN)
sama pahalanya seperti orang yang
melakukannya (KEBAIKAN) (HR. Bukhari).
Konstruksi hadis
berikutnya, jika kebaikan akan berbalas kebaikan, dan keburukan akan berbalas keburukan
(baca: Al Israa:7, Al Qashash:84), Maka,
...teguhkanlah dirimu dengan berprinsip,
"Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami
tidak akan melakukannya". (HR. Tirmidzi)
Mengapa Nabi Muhammad
saw, mengajarkan agar kita berprinsip tetap baik ketika orang lain berbuat
kejahatan? Karena logikanya sudah jelas bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan
untuk kebaikan kita, dan kejahatan yang kita lakukan juga untuk kita. Maka kita
harus berprinsip tetap berbuat baik sekalipun orang berbuat jahat karena apapun
yang kita lakukan semuanya akan kembali pada diri kita. Jadi prinsipnya harus
tetap berbuat baik, agar hidup kita selalu mendapat kebaikan.
Sudah jelas bukan?
Maka kalau Anda mau menjadi manusia super cerdas seperti Nabi Muhammad saw, marilah kita
belajar logika Tuhan dari sumbernya yaitu Al-Qur’an. Sesungguhnya Nabi Muhammad
saw adalah contoh teladan bagi seluruh umat manusia dalam berlogika. Semua
kesesatan bersumber dari logika yang salah yaitu logika-logika yang tidak
bersumber dari Tuhan. Nabi Muhammad saw adalah Maha Guru Besar kita dalam
berlogika Tuhan.
Wednesday, March 20, 2013
ORANG BERIMAN MESTINYA SUPER CERDAS
Entah dari mana sebabnya banyak yang mengejek bahwa orang-orang beriman kelihatan bodoh, gagap teknologi, dibanding orang-orang yang tidak mengatasnamakan orang-orang beriman. Mungkinkah karena orang-orang beriman cenderung memahami ajaran Tuhan dengan dogma? Memang ajaran yang hanya diajarkan dengan dogma, cenderung tidak memberi peluang kepada otak manusia untuk berpikir. Ajaran yang diajarkan dengan dogma, kurang bisa memecahkan masalah ketika zaman mengalami perubahan.
Kemungkinan besar, kelihatan tidak cerdasnya orang-orang beriman bukan terletak pada substansi ajaran agama, tapi pada cara-cara mengajarkannya. Dogma adalah salah satu metode pembelajaran. Dalam penggunaannya sebuah metode harus memperhatikan perkembangan psikolgis, dan budaya masyarakat. Mengajarkan agama hanya dengan dogma di zaman sekarang, dirasa kurang tepat, karena hampir seluruh umat manusia di muka bumi ini, diajari tentang berpikir rasional di sekolah-sekolah. Maka kondisi ini akan berdampak pada cara pemahaman rasional dalam memahami agama.
Dogma-dogma yang mereka dapatkan akan dikritisi dengan pikiran rasional yang diajarkan di sekolah-sekolah. Tak terelakkan lagi, ajaran agama dikaitkan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapi dan cita-cita hidup yang diinginkan. Bagi mereka, ajaran agama harus bisa menjadi solusi dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, bisa mensejahterakan dan mengantarkan pada cita-cita hidup yang diinginkan.
Sayang, jika semua ajaran agama diajarkan secara dogmatis. Bukan hanya substansi ajaran agama yang menjadi terbatas, tapi juga umat menjadi kurang pengetahuan dalam memahami agama. Metode dogma telah membatasi seseorang untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang ajaran agama. Pembatasan ini mengakibatkan ajaran agama kurang bermakna dan dianggap tidak bisa lagi memecahkan masalah kehidupan. Misalnya, agama dianggap tidak bisa lagi mengantarkan pada cita-cata manusia yang ingin hidup sejahtera dengan memiliki kekayaan, ilmu pengetahuan, dan apalagi mengantarkan pada kekuasaan. Sementara itu, ketika agama dipersepsi dari sudut pandang lain, para penjaga metode dogma akan berbicara keras sampai angkat senjata.
Oleh karena itulah, manusia-manusia mencari alternatif lain untuk menyelesaikan masalah hidup di luar ajaran agama. Kebebasan berpikir yang diajarkan di sekolah-sekolah akhirnya melahirkan tuhan-tuhan baru. Mereka menjadikan hasil pemikiran (ideologi), orang tua (manusia), alam (materi), roh-roh halus (makhluk ghaib selain Tuhan), menjadi alternatif tumpuan dalam memecahkan masalah hidup.
Manusia telah lari menjauh dari Tuhannya dan manusia bukan semakin cerdas malah semakin bodoh. Sepertinya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin cerdas. Mungkin anda setuju, manusia bisa menciptakan berbagai macam teknologi, dan itu bukti kecerdasan manusia. Padahal kenyataannya tidak, sebelum teknologi-teknologi yang mereka ciptakan bisa mengantarkan mereka pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sekarang, kita berada di dua sisi yang bersebrangan. Di satu sisi dogma agama membatasi kemampuan manusia dalam berpikir, di sisi lain manusia-manusia bebas berpikir dan memiliki teknologi telah membunuh Tuhannya. Orang-orang di kedua sisi ini menjadi sama-sama tidak cerdas. Di kedua sisi, akhirnya sama-sama hidup tidak berlandaskan pada ajaran-ajaran Tuhan. Agama menjadi kedok dan ilmu menjadi alat untuk menentang ajaran-ajaran Tuhan.
Semestinya orang-orang yang beriman kepada Tuhan YME, adalah orang-orang yang super cerdas. Kecerdasannya dua kali lipat dari orang yang tidak beriman. Kecerdasan orang beriman terletak pada kemampaun mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bisa menemukan Tuhan. Bagi orang beriman, semakin tinggi ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan semakin tunduk kepada Tuhan, karena semua ilmu pengetahuan berada di bawah hukum-hukum Tuhan. Kita semua adalah penemu dan Tuhan yang menciptakan. Inilah manusia-manusia masa depan yang sangat diharapkan oleh Tuhan.
Sudah semestinya orang-orang beriman menjadi orang-orang cerdas. Sebuah hasil penelitian membuktikan bahwa manusia beriman seharusnya lebih cerdas. Seseorang yang belajar sesuatu melalui cara praktek (pyshycal practice) terbukti otaknya cerdas. Mereka adalah yang belajar dengan cara meneliti, mempraktekkan gejala-gejala alam dan sosial dalam sebuah percobaan. Sebaliknya mereka yang belajar dengan cara mengimajinasikan (memikirkan apa yang mereka lakukan) atau (mental practice) terbukti juga otaknya cerdas. (Taufik Pasiak:2010).
Orang beriman adalah mereka yang selalu praktek dan berimajinasi. Ketika beribadah (shalat), kaum muslimin melakukan gerak (praktek) dan berusaha mengimajinasikan (hadir, komunikasi) dengan Tuhan. Ibadah haji penuh dengan praktek gerak, dan seolah-olah (mengimajinisakan) sedang memenuhi penggilan Tuhan.
Untuk itulah orang-orang beriman mestinya lebih cerdas. Orang-orang beriman setiap hari melatih otaknya dengan gerak (praktek) dan mengimajinasikan kehadiran Tuhan. Oleh kaum muslimin dilakukan minimal sehari lima kali dalam shalat wajib.
Bagaimana sebaiknya, agar manusia bisa beriman dan lebih cerdas. Tuhan mengajarkan, berpikirlah atas nama Tuhan. Dan Tuhan Berfirman;
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,” (Al ‘Alaq:1).
Luasnya hamparan bumi dan tingginya langit adalah Tuhan yang menciptakan. Semuanya berjalan diatas kehendak Tuhan.
Orang-orang beriman harus membaca (memikirkan) alam dan gejala-gejala sosial di dalamnnya. Maka orang-orang beriman akan menemukan hukum-hukum yang diciptakan Tuhan di alam dan gejala sosial. Teknologi-teknologi terciptakan karena manusia berhasil mengungkap hukum-hukum Tuhan di alam. Maka siapa yang Maha Cerdas? Maka orang-orang beriman akan menjadikan teknologi sebagai alat untuk menunjukkan kebesaran Tuhannya. Inilah kecerdasan super dari orang-orang beriman yang tidak dimiliki oleh orang-orang tidak beriman. Wallahu ‘alam.
Kemungkinan besar, kelihatan tidak cerdasnya orang-orang beriman bukan terletak pada substansi ajaran agama, tapi pada cara-cara mengajarkannya. Dogma adalah salah satu metode pembelajaran. Dalam penggunaannya sebuah metode harus memperhatikan perkembangan psikolgis, dan budaya masyarakat. Mengajarkan agama hanya dengan dogma di zaman sekarang, dirasa kurang tepat, karena hampir seluruh umat manusia di muka bumi ini, diajari tentang berpikir rasional di sekolah-sekolah. Maka kondisi ini akan berdampak pada cara pemahaman rasional dalam memahami agama.
Dogma-dogma yang mereka dapatkan akan dikritisi dengan pikiran rasional yang diajarkan di sekolah-sekolah. Tak terelakkan lagi, ajaran agama dikaitkan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapi dan cita-cita hidup yang diinginkan. Bagi mereka, ajaran agama harus bisa menjadi solusi dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, bisa mensejahterakan dan mengantarkan pada cita-cita hidup yang diinginkan.
Sayang, jika semua ajaran agama diajarkan secara dogmatis. Bukan hanya substansi ajaran agama yang menjadi terbatas, tapi juga umat menjadi kurang pengetahuan dalam memahami agama. Metode dogma telah membatasi seseorang untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang ajaran agama. Pembatasan ini mengakibatkan ajaran agama kurang bermakna dan dianggap tidak bisa lagi memecahkan masalah kehidupan. Misalnya, agama dianggap tidak bisa lagi mengantarkan pada cita-cata manusia yang ingin hidup sejahtera dengan memiliki kekayaan, ilmu pengetahuan, dan apalagi mengantarkan pada kekuasaan. Sementara itu, ketika agama dipersepsi dari sudut pandang lain, para penjaga metode dogma akan berbicara keras sampai angkat senjata.
Oleh karena itulah, manusia-manusia mencari alternatif lain untuk menyelesaikan masalah hidup di luar ajaran agama. Kebebasan berpikir yang diajarkan di sekolah-sekolah akhirnya melahirkan tuhan-tuhan baru. Mereka menjadikan hasil pemikiran (ideologi), orang tua (manusia), alam (materi), roh-roh halus (makhluk ghaib selain Tuhan), menjadi alternatif tumpuan dalam memecahkan masalah hidup.
Manusia telah lari menjauh dari Tuhannya dan manusia bukan semakin cerdas malah semakin bodoh. Sepertinya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin cerdas. Mungkin anda setuju, manusia bisa menciptakan berbagai macam teknologi, dan itu bukti kecerdasan manusia. Padahal kenyataannya tidak, sebelum teknologi-teknologi yang mereka ciptakan bisa mengantarkan mereka pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sekarang, kita berada di dua sisi yang bersebrangan. Di satu sisi dogma agama membatasi kemampuan manusia dalam berpikir, di sisi lain manusia-manusia bebas berpikir dan memiliki teknologi telah membunuh Tuhannya. Orang-orang di kedua sisi ini menjadi sama-sama tidak cerdas. Di kedua sisi, akhirnya sama-sama hidup tidak berlandaskan pada ajaran-ajaran Tuhan. Agama menjadi kedok dan ilmu menjadi alat untuk menentang ajaran-ajaran Tuhan.
Semestinya orang-orang yang beriman kepada Tuhan YME, adalah orang-orang yang super cerdas. Kecerdasannya dua kali lipat dari orang yang tidak beriman. Kecerdasan orang beriman terletak pada kemampaun mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bisa menemukan Tuhan. Bagi orang beriman, semakin tinggi ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan semakin tunduk kepada Tuhan, karena semua ilmu pengetahuan berada di bawah hukum-hukum Tuhan. Kita semua adalah penemu dan Tuhan yang menciptakan. Inilah manusia-manusia masa depan yang sangat diharapkan oleh Tuhan.
Sudah semestinya orang-orang beriman menjadi orang-orang cerdas. Sebuah hasil penelitian membuktikan bahwa manusia beriman seharusnya lebih cerdas. Seseorang yang belajar sesuatu melalui cara praktek (pyshycal practice) terbukti otaknya cerdas. Mereka adalah yang belajar dengan cara meneliti, mempraktekkan gejala-gejala alam dan sosial dalam sebuah percobaan. Sebaliknya mereka yang belajar dengan cara mengimajinasikan (memikirkan apa yang mereka lakukan) atau (mental practice) terbukti juga otaknya cerdas. (Taufik Pasiak:2010).
Orang beriman adalah mereka yang selalu praktek dan berimajinasi. Ketika beribadah (shalat), kaum muslimin melakukan gerak (praktek) dan berusaha mengimajinasikan (hadir, komunikasi) dengan Tuhan. Ibadah haji penuh dengan praktek gerak, dan seolah-olah (mengimajinisakan) sedang memenuhi penggilan Tuhan.
Untuk itulah orang-orang beriman mestinya lebih cerdas. Orang-orang beriman setiap hari melatih otaknya dengan gerak (praktek) dan mengimajinasikan kehadiran Tuhan. Oleh kaum muslimin dilakukan minimal sehari lima kali dalam shalat wajib.
Bagaimana sebaiknya, agar manusia bisa beriman dan lebih cerdas. Tuhan mengajarkan, berpikirlah atas nama Tuhan. Dan Tuhan Berfirman;
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,” (Al ‘Alaq:1).
Luasnya hamparan bumi dan tingginya langit adalah Tuhan yang menciptakan. Semuanya berjalan diatas kehendak Tuhan.
Orang-orang beriman harus membaca (memikirkan) alam dan gejala-gejala sosial di dalamnnya. Maka orang-orang beriman akan menemukan hukum-hukum yang diciptakan Tuhan di alam dan gejala sosial. Teknologi-teknologi terciptakan karena manusia berhasil mengungkap hukum-hukum Tuhan di alam. Maka siapa yang Maha Cerdas? Maka orang-orang beriman akan menjadikan teknologi sebagai alat untuk menunjukkan kebesaran Tuhannya. Inilah kecerdasan super dari orang-orang beriman yang tidak dimiliki oleh orang-orang tidak beriman. Wallahu ‘alam.
Thursday, March 14, 2013
ORANG BESAR DAN KECIL
ORANG BESAR
ADALAH MEREKA
YANG BISA MENGUBAH DIRINYA DARI HAL KECIL
ORANG BESAR
TIDAK BERMAIN
DENGAN HAL-HAL YANG BERESIKO KECIL
ORANG BESAR
TIDAK MEREMEHKAN HAL-HAL KECIL
ORANG BESAR
SELALU MENEKAN DIRINYA
AGAR TETAP KECIL
ORANG-ORANG BESAR
MENGAIS REJEKI
DARI ORANG-ORANG KECIL
ORANG-ORANG BESAR
BERSAHABAT KENTAL
DENGAN ORANG-ORANG KECIL
ORANG-ORANG BESAR
MAKAN DENGAN PORSI KECIL
ORANG BESAR
MULAI DARI HATI,
PIKIRAN,
TANGAN,
DAN KAKINYA UNTUK ORANG KECIL
ORANG-ORANG BESAR
TIDAK BERANI
MENANTANG YANG MAHA KECIL
ORANG-ORANG BESAR
SELAMANYA
TUNDUK DAN PATUH PADA YANG MAHA KECIL
SESUNGGUHNYA
HIDUP DAN MATINYA ORANG-ORANG BESAR
UNTUK YANG MAHA KECIL
KANG MASTER,
SENIN 23 MEI 2011
ADALAH MEREKA
YANG BISA MENGUBAH DIRINYA DARI HAL KECIL
ORANG BESAR
TIDAK BERMAIN
DENGAN HAL-HAL YANG BERESIKO KECIL
ORANG BESAR
TIDAK MEREMEHKAN HAL-HAL KECIL
ORANG BESAR
SELALU MENEKAN DIRINYA
AGAR TETAP KECIL
ORANG-ORANG BESAR
MENGAIS REJEKI
DARI ORANG-ORANG KECIL
ORANG-ORANG BESAR
BERSAHABAT KENTAL
DENGAN ORANG-ORANG KECIL
ORANG-ORANG BESAR
MAKAN DENGAN PORSI KECIL
ORANG BESAR
MULAI DARI HATI,
PIKIRAN,
TANGAN,
DAN KAKINYA UNTUK ORANG KECIL
ORANG-ORANG BESAR
TIDAK BERANI
MENANTANG YANG MAHA KECIL
ORANG-ORANG BESAR
SELAMANYA
TUNDUK DAN PATUH PADA YANG MAHA KECIL
SESUNGGUHNYA
HIDUP DAN MATINYA ORANG-ORANG BESAR
UNTUK YANG MAHA KECIL
KANG MASTER,
SENIN 23 MEI 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)