Tuesday, October 29, 2013

MAU TAHU PEMBENTUK PRIBADI PENYEJAHTERA?



Kata Hertati, dkk. (2012) Kepribadian seseorang secara umum dipengaruhi oleh tiga unsur. Pertama adalah pengetahuan. Untuk itu saya berani ambil kesimpulan umum, semakin sedikit pengetahuan semakin buruk kepribadian seseorang. Tidak percaya? Silahkan saja buktikan. Secara umum orang-orang yang punya kebiasaan membaca (banyak pengetahuan), akan memancarkan pribadi-pribadi anggun.

Ini adalah contoh pribadi-pribadi anggun penyejahtera yang dibentuk oleh pengetahuan. Orang-orang yang tahunya hanya 1-1=0, pengetahuan ini akan membentuk pribadi-pribadi kikir. Sebaliknya orang-orang yang tahu dari Tuhan bahwa 1-1=700, pengetahuan ini akan membentuk pribadi-pribadi penyejahtera (dermawan).

Unsur kedua pembentuk kepribadian adalah perasaan. Perasaan dibentuk oleh pengetahuan yang dinilai secara subjektif. Setiap pengetahuan akan dinilai, dan dari hasil penilaian akan muncul baik dan buruk. Penilaian baik akan menghasilkan perasaan senang, dan penilaian buruk akan menghasilkan ketidaksenangan.

Bagi yang pengetahuannya 1-1=0, memberi, membantu, menyejahterakan orang dinilai suatu hal buruk, karena akan mengurangi sesuatu yang sudah dimiliki. Sebaliknya bagi yang mengetahui dari Tuhan 1-1=700, memberi, membantu, menyejahterakan, orang lain dinilai suatu hal yang baik, karena akan menambah sesuatu yang telah dimilikinya. Mereka yang banyak tahu dari Tuhan dan membutkikan bahwa 1-1=700, akan merasa senang jika sudah menyejahterakan orang lain.

Unsur ketiga pembentuk kepribadian adalah naluri. Setiap manusia dilahirkan dengan berbagai macam naluri. Para ahli psikologi menjelaskan naluri adalah dorongan (drive) untuk melakukan sesuatu yang secara umum telah dimiliki manusia. Naluri ini terkandung dalam gen (aliran darah/keturunan).

Salah satu naluri yang terkandung dalam gen manusia adalah naluri untuk memeperbanyak harta kekayaan (gold) demi kekuasaan (glory). Naluri pada dasarnya bersifat netral. Tindakan yang bersumber dari naluri akan terlihat baik dan buruk, setelah dipraktekkan. Baik dan buruknya tindakan naluriah seseorang bergantung pada pengetahuan orang tersebut.

Jika tahunya 1-1=0, adalah cara bertindak naluriah dalam mencari kekayaan, maka tindakan naluriahnya akan cenderung buruk karena kekayaannya akan diperbanyak dengan cara-cara merugikan orang lain (memperkecil pengeluaran) dengan cara eksploitasi, penjajahan, dan korupsi.  Sebaliknya jika tahu dari Tuhan bahwa 1-1=700, naluriah memperbanyak kekayaannya akan dilakukan dengan cara memperbanyak pengeluaran di jalan Tuhan, membantu, menolong, membebaskan penderitaan orang lain.

Sekalipun setiap orang punya banyak naluri, harus ada satu naluri yang dominan menjadi ciri khas seseorang. Naluri dominan ini dipengaruhi oleh gen (ketuturunan/herediter), yang pembentukannya terjadi sejak dalam kandungan.

Untuk itu para peneliti gen berkesimpulan bahwa kepribadian pelit (kikir) dipengaruhi oleh gen. Jika pembentukan gen terjadi saat dalam kandungan, saya memutlakkan bahwa ibu-ibu yang hamil wajib memiliki banyak pengetahuan tentang cara-cara pembentukan kepribadian.

Kembali kepada pengetahuan, ibu-ibu hamil yang tahunya bahwa 1-1=0, akan sangat mungkin berpotensi melahirkan keturunan-keturunan pelit, eksploitatif, dan koruptif.  Sebaliknya bagi ibu-ibu yang tahu dari Tuhan bahwa 1-1=700, akan sangat mungkin melahirkan keturunan dengan pribadi penyejahtera.

Fir’aun, Hitler, lahir dari perut seorang Ibu, demikian juga Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad saw penutup para Nabi, lahir dari perut seorang Ibu. Maka dari itu, kaum yang harus paling banyak pengetahuannya adalah para Ibu (kaum perempuan), karena dari perut mereka akan lahir benih pribadi-pribadi penyejahtera.  Untuk itulah diberitahukan oleh Tuhan kepada kaum laki-laki untuk memuliakan kaum perempuan tiga kali lipat dari kaum laki-laki.

Pada akhirnya, dari ketiga unsur pembentukan kepribadian, hal yang paling dominan berpengaruh terhadap kepribadian seseorang adalah pengetahuan. Untuk itulah sangat-sangat logis, jika Tuhan menurunkan wahyu pertamanya kepada Rasulullullah saw dengan kata bacalah (Iqra). Sangat logis juga jika ada kata-kata ambisius mengatakan knowledge is power.

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan. 

No comments:

Post a Comment