Wednesday, October 30, 2013

SUPAYA UNTUNG, SELURUH HIDUP INI IBADAH

Oleh: Muhammad Plato

Pembodohan umat ini sudah terjadi 1500 tahun lebih. Pembodohan itu dimulai saat doktrin agama dianggap tidak mampu lagi membuktikan kebenarannya secara ilmiah. Untuk mencari jalan damai diluncurkanlah sebuah pola berpikir parsial (sekuler) yang memisahkan antara agama dengan ilmu pengetahuan. Dengan pola pikir sekuler, agama dan ilmu berjalan berdampingan tanpa bersinggungan.

Akibat pola pikir sekuler, dibelahan Barat, Tuhan di bunuh oleh para ilmuwan. Tuhan diabaikan dan merana di atas langit, bahkan dilecehkan sebagai ilusi, mistis, dan mitos. Di dunia Timur, Tuhan tetap hidup tapi hanya di rumah-rumah ibadah. Rumah-rumah ibadah dibangun dengan megah, tapi pikiran dan hati mereka tidak pernah menjadi rumah bagi Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, Tuhan dianggap tidak mengerti apa-apa dan dilarang ikut campur.

Baik Barat maupun Timur sedang tidak sehat, dua-duanya sedang demam tinggi dan penyakit gila menyebar di mana-mana. Sangat tidak masuk akal, ada orang di pagi hari berdoa dan berjanji pada Tuhan tidak akan berbuat dusta, tetapi ketika masuk dunia nyata semua pekerjaannya dipenuhi dengan dusta.

Media informasi adalah alat pendusta, memutarbalikkan fakta dengan membuat opini. Kendali kekuasaan ada di para pemilik modal dan media. Jika para pemilik modal dan media taat pada Tuhan, dia akan jadi Musa (pembawa kebaikan), tetapi jika pemilik modal dan media termasuk kelompok yang membunuh Tuhan, dia akan jadi Fir’aun (pendusta) abad 21.

Semua ini biang keroknya adalah pola pikir sekuler. Alam dunia dan akhirat yang seharusnya menjadi sebuah kesinambungan kehidupan manusia menjadi terputus. Alam akhirat yang seharusnya menjadi akibat kehidupan setelah dunia, kini menjadi kampung sepi penghuni.

Sudahlah, kita akhiri pemikiran bodoh itu. Mau sampai kapan, dibohongi dengan pola-pola pikir yang membuat kerdil dan picik itu. Selama ini kita telah under estimate kepada Tuhan, karena mengaggap wahyu Tuhan tidak mengandung kebenaran ilmiah. Kita juga telah disesatkan bahwa selamanya Tuhan harus tetap misterius, padahal Tuhan punya sisi-sisi logis dan bisa dicerna dengan akal sehat.

Saya berpikir, siapapun orangnya yang menghalang-halangi umat manusia untuk berpikir (berlogika), menggunakan otaknya untuk memahami ayat-ayat Tuhan, dia telah melarang sesuatu yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Jangan-jangan orang-orang yang melarang memikirkan ayat-ayat Tuhan adalah orang yang tidak dirahmati Tuhan, karena melarang yang sudah sangat jelas dan berulang-ulang diperintahkan oleh Tuhan.

Kesalahan fatal yang diakibatkan oleh pola pikir sekuler adalah terjadi pemisahan antara kegiatan ibadah dan bukan ibadah. Kegiatan ibadah direduksi menjadi ritual-ritual keagamaan tanpa ada kaitan dengan kehidupan sehari-hari. Peribadatan dibatasi oleh waktu-waktu tertentu saja, 5-10 menit di pagi, siang, sore, dan malam hari. Setelah itu seluruh aktivitasnya dianggap bukan kegiatan ibadah.

Padahal grand theory nya, seluruh aktivitas manusia harus menjadi bentuk peribadatan (penyembahan) kepada Tuhan. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (Add dzariyaat:56). Kegiatan ritual (sholat), dan kehidupan sehari-hari harus jadi satu kesatuan yang bernilai ibadah. Ritual dan kehidupan sehari-hari bukan hal yang terputus dari kehidupan sehari-hari tapi harus  berhubungan sebagai sebuah sistem.

Dalam kehidupan sehari-hari ibadah ritual, diumpamakan sebagai kegiatan isi bensin, atau recharge energi agar seluruh aktivitas hidup bisa terus berjalan di jalur yang benar, dan tidak merugikan orang lain. Secara psikologis, ibadah ritual adalah sebuah upaya membangun harapan (motivasi), agar kehidupan berjalan lurus dalam kebaikan.     

Ibadah yang ditentukan waktu-waktunya hanya standar minimal, pengingat agar manusia tidak larut dalam kehidupan dunia yang fana. Tuhan berfirman, manusia yang paling beruntung adalah mereka yang dalam kehidupan sehari-harinya banyak mengingat Tuhan. “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Al Jumu’ah:10).

Atas dasar itu, keberuntungan hidup di muka bumi ini, tidak mungkin kita dapat kecuali dengan menjadikan seluruh aktivitas hidup sebagai ibadah, agar kita bisa mengingat Tuhan lebih banyak. Kecenderungannya, orang-orang yang selalu ingat Tuhan lebih banyak, prilakunya akan membaik seiring dengan kebaikan rezekinya di dunia dan akhirat.

Memisah-misah kehidupan dunia-akhirat, agama-ilmu sudah bukan zamannya lagi. Dunia sudah berubah, dan Tuhan sudah kembali mengukuhkan di atas segala kekuasaan bahwa diri-Nya-lah Yang Maha Kuasa. Semoga kalian dapat keuntungan besar.

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me @logika_Tuhan.

No comments:

Post a Comment