Wednesday, February 12, 2014

PETUNJUK AGAR HIDUP SELALU BERUNTUNG!

oleh: Muhammad Plato

Kesalahan saya dalam beragama selama ini adalah tidak pernah menggali dan mencari sendiri tentang kebenaran ajaran agama. Saya menganggap, sumber agama itu adalah ulama dan ustad, padahal sumber agama itu adalah Al-Qur’an dan Hadist. Jika sumber agama Al-Qur’an dan hadist, jadi para ulama dan ustad  hanya bertugas menyampaikan dan menafsirkan saja.  

Saya perhatikan ceramah-ceramah yang disampaikan para ulama dan ustad sedikit sekali menyampaikan hasil-hasil tafsir kepada umat. Kebanyakan mereka hanya menyampaikan kembali apa yang dibaca (terjemahan) dari bunyi Al-Qur’an dan Hadist. Ayat dan hadist yang disampaikan pun cenderung ayat dan hadis yang sudah banyak diketahui dan banyak dibaca orang. Alhasil umat menjadi kurang tercerahkan, sehingga pada saat mendengarkan ceramah, umat selalu terserang penyakit kantuk yang tak tertahankan.

Maka, jika pada kegiatan shalat Jumat umat sering terserang kantuk, kesalahannya tidak 100% pada umat, tapi ada pada kualitas penceramah (khatib) yang dalam menyampaikan ajaran-ajaran agamanya sebatas mengulang menyampaikan isi terjemah Al-Qur;an dan hadis. Jika ceramah hanya diisi dengan mengulang menyampaikan isi terjemah Al-Qur’an dan hadist, bukan tentang tafsir-tafsir yang menjelaskan hukum-hukum dalam kehidupan, ini jelas akan menghasilkan kantuk, karena mendengar sesuatu yang sudah banyak diketahui umum adalah membosankan.


Pekerjaan Rumah (PR) para ulama adalah mencoba memperdalam pengetahuan keagamaannya dan membebaskan umat dari kotak-kotak sempit yang dibungkus penafsiran seseorang (madzab). Cukup satu madzab saja, pengikut Al-Qur’an dan hadis yang akan selalu menjadi petunjuk dalam mengarungi kehidupan ini.
 

Dan inilah petunjuk dari Tuhan agar manusia terbebas dari kesengsaraan dan penderitaan hidup di dunia. Petunjuk ini datang dari kitab yang tidak diragukan kebenarannya.

“alif laam miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (Al-Baqarah:1-5)

Dengan METODE HUBUNGAN KONSEP, mari kita keluarkan konsep-konsep di atas dan kita baca dengan logika sebab kaibat. Konsep pertama “tidak ada keraguan” artinya kita harus 1000% yakin, bahwa semua yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah kebenaran yang nyata dari Tuhan, dan tidak akan terbantahkan.

Konsep kedua adalah Al-Qur’an sebagai “petunjuk”. Mari kita bertanya apa petunjuk konkrit yang diberitakan dalam Al-Qur’an itu? Jawabannya bisa kita temukan dengan melakukan hubungan konsep sebagai berikut;

PETUNJUK----IMAN-----GHAIB-----SHALAT------MENAFKAHKAN REZEKI (SEDEKAH)-----KITAB---AKHIRAT---BERUNTUNG.

Sekarang kita konstruksikan konsep-konsep di atas dengan bahasa logika sebab akibat. Saya yakin Anda  akan lebih memahami apa sesungguhnya petunjuk Tuhan itu.

MANUSIA PERTAMA KALI DIPERINTAHKAN UNTUK membaca dan mengerti apa itu IMAN. Pengertian iman jika kita lihat jenis kata-kata yang kemudian mengikutinya adalah ghaib-akhirat (berkaitan dengan pemikiran abstrak), shalat, nafkahkan rezeki, (berkaitan dengan tindakan nyata), dan kitab (berkaitan dengan pemikiran abstrak dan kenyataan). Kesimpulan, iman adalah suatu bentuk ketidakraguan terhadap yang Ghaib (Tuhan), dan tanpa keraguan melakukan tindakan-tindakan nyata sesuai petunjuk atau perintah Tuhan.

Jadi berdasarkan konsep-konsep di atas, PETUNJUK nyata yang diberitakan Tuhan dalam Al-Qur’an adalah perintah kepada manusia untuk BERIMAN. Konsep iman masih banyak yang memahami sebagai bentuk abstrak. Untuk itu, secara konkrit bentuk-bentuk keimanan itu di perlihatkan dalam tindakan mendirikan SHALAT dan SEDEKAH.

Sebagai mana konsep IMAN konsep SHALAT DAN SEDEKAH, memiliki dua dimensi, yaitu pikiran dan tindakan. Maka wujud nyata dari keimanan seseorang adalah mendirikan shalat dan berani bersedekah untuk kesejahteraan di dunia dan akhirat.

Maka petunjuk hidup sesungguhnya bagi seluruh umat manusia adalah SHALAT dan SEDEKAH. Kemana arah tujuan petunjuk Tuhan itu? Bacalah dengan perantara logika Tuhan, dengan menghubungkan konsep-konsep di bawah ini;.

Konsep SHALAT DAN SEDEKAH berada pada posisi SEBAB, dan konsep  BERUNTUNG ada pada posisi AKIBAT. Kesimpulannya, PETUNJUK Tuhan itu membawa manusia kepada hidup sejahtera. Itulah ketentuan Tuhan yang tidak akan terbantahkan sampai kapan pun. Segala Puji Bagi Tuhan Semesta Alam, yang mengajarkan manusia dengan logika-Nya.

Salam sukses dengan logika Tuhan, follow me @laogika_Tuhan

No comments:

Post a Comment