Tuesday, February 18, 2014

METODE HUBUNGAN KONSEP DALAM MEMAHAMI LOGIKA TUHAN



Buat kawan-kawan tercinta, dalam pikiran saya hanya ada niat, ingin membantu agar teman-teman bisa hidup lurus di jalan Tuhan. Saya punya rumus, agar hidup lurus di jalan Tuhan, logikanya harus benar-benar seperti yang dianjurkan Tuhan. Sumber petunjuk itu ada dalam kitab suci (Al-Qur’an), yang masih otentik, terlepas dari campur tangan manusia.

Berlogika Tuhan adalah berpikir sebab akibat mengikuti pola-pola yang terdapat dalam Al-Qur’an. Berlogika Tuhan berarti bepikir tunduk pada ketentuan Tuhan. Berlogika Tuhan adalah upaya agar kita tunduk pada Tuhan. Mengapa kita harus tunduk pada logika Tuhan? Karena di balik logika-logika yang diajarkan Tuhan, sesungguhnya ada kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Mari saya ajarkan bagaiman memahami logika Tuhan dengan sederhana.

METODE UNTUK MEMAHAMI LOGIKA TUHAN, saya beri nama METODE HUBUNGAN KONSEP. Mengapa? Alasan pertama saya berkesimpulan setelah ditemukan fisika kuantum, diketahui bahwa hakikat dunia ini bukan terpisah-pisah, tapi saling berhubungan atau interkoneksi. Para ahli fisika percaya, jika ingin memahami suatu BENDA atau KONSEP maka yang harus dilakukan HUBUNGAN.

Tentang dunia sebagai satu kesatuan, selain dijelaskan oleh ilmu fisika, juga terdapat dalam keterangan Al-Qur’an. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang PADU, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”  (Al-Anbiyaa’ : 30).

Pola hubungan dalam dunia kuantum bersifat acak, tidak teratur seperti yang dikenal dalam logika yang kita baca di alam perpisah-pisah. Demikian juga pola hubungan dalam Al-Qur’an bersifat acak. Jadi dalam menghubungkan konsep-konsep yang terdapat dalam Al-Qur’an, bersifat multiarah. Selama konsep-konsep yang kita kembangkan bisa kita pahami dan secara prinsip tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah ajaran agama yang disepakati, dan bisa dibuktikan secara logis dan nyata, kita bisa berpendapat bahwa itulah kebenaran.  Jika terjadi perbedaan pendapat, kita kembalikan bahwa kebenaran itu milik Tuhan, yang sumber dasarnya adalah wahyu Tuhan (Al-Qur’an).

Contoh metode hubungan konsep; pulpen jika berdiri sendiri tidak akan bisa dimengerti definisinya. Maka pulpen akan dimengerti karena ada kegunaannya jika dihubungkan dengan buku tulis. Definisinya pulpen adalah alat yang digunakan untuk menulis di atas buku tulis. Dengan definisi ini, pulpen akan bermakna (bermanfaat) karena alat untuk menulis di atas buku tulis. Boleh di cek, semua pengertian di bangun dengan menghubungkan beberapa benda atau konsep.

POLA HUBUNGAN DASAR YANG SERING KITA LAKUKAN DALAM MENGHUBUNGKAN BENDA-BENDA ATAU KONSEP-KONSEP ADALAH POLA SEBAB AKIBAT. BERPIKIR DENGAN POLA SEBAB AKIBAT, SERING DISEBUT BERLOGIKA.

Contoh sehari-hari, kita sering bertanya, “mengapa orang itu hidup miskin?” jawabannya harus menjelaskan sebab-sebab orang menjadi miskin. Misalnya dijawab bahwa penyebab orang miskin karena tidak berpendidikan. Dengan memahami sebab, maka kita temukan solusi, agar tidak miskin maka orang-orang harus berpendidikan. Kebenaran logika, agar tambah yakin perlu ditambah bukti nyata. Maka kita ungkapkan bahwa rata-rata orang miskin tidak berpendidikan.

Dimana dan kapan kita bisa berlogika Tuhan? Kita dikatakan berlogika Tuhan jika, sebab-sebab, dan akibat-akibat yang kita kemukan berdasarkan pada keterangan dari Tuhan yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an.

Sebagai contoh, mari kita jawab pertanyaan di atas dengan bantuan logika Tuhan. Mengapa orang-orang hidup miskin? Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang MISKIN, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Al Baqarah:83)

MARI KITA AMBIL SATU KONSEP MISKIN. Jika kita tetapkan MISKIN adalah sebagai akibat. Maka dari konsep-konsep di atas kita bisa mencari SEBAB-SEBAB MISKIN. Mari kita ambil konsep lainnya. MENYEMBAH SELAIN ALLAH (KAFIR). BERBUAT BAIK PADA IBU BAPAK, KERABAT DST. BERKATA YANG BAIK-BAIK, SHALAT, dan ZAKAT.

Dari konseo-konsep di atas yang bernada larangan adalah menyembah kepada selain Allah, dan konsep lainnya berupa perintah. Maka tidak logis jika orang taat pada perintah Allah hidupnya miskin. Maka satu-satunya larangan adalah menyembah kepada selain Allah. Dapat diambail kesimpulan, PENYEBAB ORANG MISKIN ADALAH KARENA DIA MENYEMBAH KEPADA SELAIN ALLAH (KAFIR).

Untuk menguji kebenaran ini, boleh di cek, bahwa orang-orang miskin adalah mereka yang tidak taat pada perintah-perintah Allah. Jika anda berpendapat bahwa banyak orang-orang yang menyembah kepada selain Allah hidupnya kaya raya. Di sini perlu pemahaman lebih dalam tentang kekayaan.

Orang-orang beriman yang terlihat hidup miskin, belum tentu dia tidak bisa kaya. Bisa jadi orang-orang beriman hidup miskin karena berpikir bahwa kekayaan bukan tujuan yang dicari, tetapi yang dicari kesejahteraan akhirat yang tidak perlu lagi butuh kekayaan dalam bentuk materi. Umar bin Khattab, sebagai khalifah hidupnya miskin, Nabi Muhammad saw, diakhir hayatnya tidak ada lagi kekayaan tersisa (miskin), tapi bukan berarti dia tidak bisa mendapat kekayaan, tapi Beliau sudah memahami esensi kehidupan bahwa bukan banyaknya kekayaan yang diharapkan tetapi kedekatannya dengan Tuhan. Namun sebelumnya, Nabi Muhammad saw bukan orang miskin, karena terbukti Beliau  (Rasulullah) meminang Khadijah dengan mas kawin 10 ekor unta, bukan dengan seperangkat alat shalat.

Jadi jelas penyebab kemiskinan itu adalah kesalahan manusia, yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya pengharapan. Dan orang-orang miskin adalah mereka yang banyak tidak taatnya pada Tuhan dibanding taatnya. Hanya orang-orang yang berani berlogika Tuhan yang bisa taat sepenuhnya kepada Tuhan. Siapa yang lebih banyak taat kepada Tuhan, tersedia kekayaan dunia dan akhirat. Dan tentu mereka yang hidup dengan logika Tuhan tidak akan tertipu dengan mengejar-ngejar kehidupan dunia semata.

Agar kita bisa taat pada Tuhan, perlu pendidikan. Salah satunya pendidikan yang mengajarkan logika-logika Tuhan dalam mengarungi kehidupan. Wallahu ‘alam

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follom me @logika_Tuhan.

No comments:

Post a Comment