Saturday, December 14, 2019

SETIAP TAFSIR PUNYA POTENSI SALAH


OLEH: MUHAMMAD PLATO

Setiap tafsir manusia tentang isi kandungan Al-Qur’an punya potensi salah tafsir, karena setiap penafsir yaitu manusia ditetapkan Tuhan punya potensi salah. Maka tidak boleh meyakini kebenaran tafsir melebihi kebenaran pemilik-Nya. Tidak boleh memutlakkan seorang penafsir sebagai satu-satunya rujukkan tafsir, karena pikiran Allah tidak mungkin dipahami oleh satu, dua, atau sekelompok orang penfasir.

Allah memberikan peluang kepada setiap umatnya untuk mendapatkan pelajaran dari Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan yang telah diberikan kepada manusia. Kemampuan dasar manusia untuk mendapat pelajaran dari Al-Qur’an, Allah telah memberikan akal dan hati kepada setiap manusia.

(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran, 3:138).

Setiap orang bisa langsung berhubungan dengan Al-Qur’an atau melalui penjelasan dari orang-orang ahli tafsir. Sifat gotong royong, musyarawarah, adalah perintah Allah dalam segala hal termasuk dalam mempeajari, memahami, dan menafsir Al-Qur’an.

Syarat bagi orang-orang yang mau mempelajari Al-Qur’an adalah takwa. Konsep takwa di sini adalah orang-orang yang berharap kebaikan dari Allah. Siapapun orangnya, yang datang untuk mempelajari Al-Qur’an dia akan mendapat kebaikan. Maka itulah sebabnya setiap orang muslim maupun non muslim yang bersentuhan mempelajari Al-Qur’an selalu mendapat kebaikan, dan non muslim lambat laun memeluk Islam.

Setiap manusia tidak boleh memutlakkan kebenaran tafsirnya terhadap Al-Qur’an. Bukan karena Al-Qur’an kebenarannya tidak mutlak, tetapi penafsiran manusianya yang tidak mutlak, karena manusia menduduki sebagai makhluk tempatnya salah dan benar. Siapapun manusianya yang mempelajari dan memahami Al-Qur’an, dia harus memposisikan diri bukan sebagai pemilik kebenaran, dan harus selalu mengingatkan orang-orang untuk memutlakkan Allah sebagai pemilik kebenaran.

Barang siapa memosisikan dirinya, kelompoknya, sebagai satu-satunya yang paling berhak manafsirkan Al-Qur’an, dia telah menghadirkan tuhan selain Allah. Barang siapa mengkultuskan seseorang, kelompok, sebagai satu satunya ahli tafsir Al-Qur’an, dia telah menduakan Tuhan. Maka kondisi yang menghadirkan tuhan-tuhan selain Allah, adalah kondisi yang akan melahirkan perpecahan dan kehancuran umat manusia.

"semua harus sujud kepada satu Tuhan sebagai pemilik kebenaran"
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai `Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (Al Anbiyaa, 21:22).

Kelemahan umat Islam adalah ketika umatnya merasa imferior, merendahkan dirinya dihadapan manusia lain sebagai alasan tidak mau mempelajari, memahami, dan menelaah isi Al-Qur’an. Kolektif memori ini telah menjadi sebab bertebarannya mitos-mitos dalam mengamalkan ajaran agama, lahirnya tuhan-tuhan selain Allah dan menjadi sebab rendahnya kualitas pendidikan. Wallahu’alam.

(Penulis Master Trainer Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment