Saturday, June 1, 2024

AGAMA MEMBEBASKAN MANUSIA DARI MANUSIA

Oleh: Muhammad Plato

Agama membebaskan manusia dari manusia. "kemerdekaan adalah ketika kita ikhlas dijajah Tuhan". Makna dari pernyataan ini mengandung pesan bahwa agama mengandung ajaran supaya manusia tunduk dan patuh hanya kepada Tuhan saja. 

Banyak fenomena di muka bumi ini, manusia tunduk dan patuh manusia. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk dengan dua sifat yaitu fujur dan takwa. Fujur adalah sifat-sifat manusia yang lebih mengutamakan egonya, sedangkan takwa adalah sifat-sifat manusia yang tunduk dan patuh pada Tuhannya. 

Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang selalu mengajak manusia selalu berharap pada Tuhan, kemudian berbuat baik, dan berserah diri pada Tuhan. "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat, 41:33).

Jika manusia tunduk pada Tuhan, manusia diperintah Tuhan untuk pandai "iqra". "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan," (Al 'Alaq, 96:1).  Iqra dalam arti membaca, meneliti, memverifikasi, pada setiap fenomena yang terjadi. Manusia harus selalu skeptis kepada semua manusia, karena tidak semua manusia mengajak patuh pada Tuhan. Selain itu manusia memiliki kelemahan dengan sifat fujur yang melekat pada dirinya.

Allah mengabarkan di dalam Al Quran, manusia-manusia yang mengaku diri sebagan tuhan ditenggelamkan. Allah mengabarkan manusia-manusia yang dikendalikan sifat fujurnya dibinasakan. Manusia-manusia yang berhasil mempertahankan eksistensinya di dunia dikabarkan adalah mereka yang tetap beriman kepada Tuhan.

Nabi Muhammad di dalam hadis sahih mengatakan bahwa perang terbesar manusia bukan melawan manusia lainnya, tetapi perang melawan sifat-sifat fujur yang ada dalam dirinya. Ajaran agama yang benar adalah membimbing manusia supaya menjadi pemenang melawan sifat-sifat fujur yang ada dalam dirinya. 

Salah satu sifat fujur yang ada pada diri manusia adalah merasa dirinya sebagai Tuhan. Manusia punya sifat ingin dihormati, dihargai, dihormati, dengan melakukan penjajahan, perbudakan, genosida, hegemoni, monopoli, demi kepentingan pribadinya.

Allah memerintahkan pada manusia yang tunduk dan patuh pada Allah untuk saling menghormati antar sesama manusia. "Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim." (Al Hujuraat, 49:11).

Pesan dari Allah di dalam Al Quran, manusia yang mengolok-olok, menghina, merendahkan, manusia lain, sebenarnya mereka mengolok-ngolok dirinya sendiri. Ini pesan yang sangat esensial untuk dipahami dan diyakini dari Tuhan untuk semua manusia.  

Manusia-manusia terbaik, mereka selalu membawa pesan dari Tuhan untuk hidup damai, sejahtera, di dunia dan akhirat. Manusia adalah makhluk yang diberi amanah oleh Tuhan, untuk menyampaikan pesan-pesan dari Tuhan merujuk kepada sumber-sumber yang benar yaitu kitab suci yang diturunkan pada para nabi. 

Manusia-manusia yang mengembangkan logika, pola pikir, ucapan, dan tindakannya berdasar petunjuk Tuhan, dialah orang yang akan selalu menjaga kehidupan damai dan sejahtera di muka bumi untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan hidupnya di akhirat.***




No comments:

Post a Comment