Wednesday, August 21, 2013

FEMINISME SAMA DENGAN NEO KOMUNISME

Isu persamaan gender tidak ubahnya seperti upaya kaum komunis yang ingin meniadakan pelapisan masyarakat dalam negara menjadi satu kelas yaitu kelas proletar. Kaum komunis menginginkan sebuah kehidupan masyarakat tanpa kelas dengan memaksa kelas atas untuk membagi-bagikan hartanya kepada kelas bawah agar semuanya hidup dalam satu kelas.

Gerakan komunis sangat menguntungkan kelas bawah tapi merugikan kelas atas. Maka dari itu gerakan komunis pengikutnya lebih banyak dari masyarakat kelas bawah. 

Apa yang dilakukan kaum feminis, sama persis dengan apa yang dilakukan oleh kaum komunis. Kaum Feminis ingin melihat tidak ada perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Kaum feminis tidak ingin melihat peran laki-laki lebih superior dari perempuan. Selama ini DIANGGAP peran laki-laki lebih dominan dari pada peran perempuan. Menurut kaum feminis kondisi seperti ini tidak adil dan cenderung merendahkan kaum perempuan. Kondisi ini harus diakhiri dengan mendudukan perempuan sama perannya dengan kaum laki-laki.

Ide kaum feminis memang sama menariknya dengan ide kaum komunis. Ide kaum feminis banyak menarik simpati kaum perempuan karena idenya dinilai akan membela kaum perempuan dari keterpurukan. Banyak juga kaum laki-laki yang mengamini ide kaum feminisme ini. Padahal ide kaum feminis sama merusaknya dengan ide kaum komunis. Sama halnya gerakan komunis, gerakan feminis telah menimbulkan konflik berkepanjangan di dalam masyarakat terkecil yaitu keluarga.

Gerakan komunis yang menginginkan kehidupan tanpa kelas telah menimbulkan konflik antara kelas bawah dan kelas atas. Konflik inilah yang telah menjadi penyebab negara tidak pernah damai. Di Indonesia gerakan komunis telah menimbulkan konflik-konflik berdarah antara lain pemberontakan PKI Madiun 1948, dan Pemberontakan G 30 S/PKI 1965. Penyerobotan tanah milik  haji tuan tanah, pembunuhan terhadap birokrat, menjadi konflik berkepanjangan antara kelas atas dan bawah di bawah gerakan komunis.

Jika gerakan kaum komunis akan menimbulkan konflik antara masyarakat kelas atas dengan kelas bawah, sama halnya dengan gerakan kaum feminis yang akan menimbulkan konflik antara ibu (istri) dan ayah (suami) dalam kehidupan keluarga. Maka, gerakan feminis sedang menciptakan konflik berkepanjangan dalam kehidupan keluarga, agar kesejahteraan, kedamianan keluarga hilang. Dari keluarga-keluarga konflik inilah akan lahir generasi-generasi tidak berkualitas karena dibesarkan dalam konflik. Maka dari itu gerakan feminisme jauh lebih berbahaya dari gerakan kaum komunis, karena kaum feminis sedang merendahkan kualitas umat manusia melalui lembaga primer yaitu keluarga.

Penulis memandang, isu persamaan gender yang diusung kaum feminis sama dengan isu gerakan persamaan kelas yang diusung oleh kaum komunis. Dalam teori sosiologi kedudukan dan peran tidak dapat dipisahkan. Setiap kedudukan pasti memiliki peran, dan setiap peran akan berkaitan dengan kedudukan, dan setiap kedudukan pasti memiliki tingkatan. Fakta umum (hukum) bahwa setiap kelompok pasti akan memiliki tingkatan, kedudukan, dan peran. Berlakunya tingkatan dalam kehidupan bukan untuk merendahkan kedudukan satu dan kedudukan yang lain tetapi sebagai alat untuk berbagi peran.

Talcot Parson seorang sosiolog sekuler, setuju bahwa dalam setiap kelompok masyarakat dibutuhkan kepemimpinan, yang konsekuensi logisnya akan melahirkan tingkatan dan peran. Ajaran Islam pun mengajarkan, jika ada tiga orang bepergian hendaknya diangkat satu orang pemimpin. Kesamaan teori sosiologi sekuler dengan ajaran agama bukan kebetulan, tapi begitulah ketentuan sesungguhnya, bahwa dalam setiap kelompok masyarakat harus ada pemimpin yang konsekuensinya akan menjadikan perbedaan kedudukan.

Pemimpin, selain berada di kedudukan tertinggi, juga memiliki peran yaitu sebagai pengambil keputusan. Bisa dibayangkan sebuah kelompok tanpa pemimpin, akan terjadi kekacauan. Semua orang akan berjalan masing-masing karena memiliki peran sebagai pengambil keputusan. Kondisi seperti inilah yang sedang mengancam kehidupan keluarga kita, suami (laki-laki) dan istri (perempuan) tidak akan ada lagi kekompakkan dalam membina keluarga harmonis dan sejahtera. 

Hal yang paling berbahaya dari gerakan kaum feminisme adalah gerakan ini telah mengajak kaum perempuan untuk menjadi pembangkang kepada ketetapan Tuhan. Dan inilah firman Tuhan yang pasti, bacalah dengan logika mu.

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),..” (An nisaa:34)
Jika kita lihat kebanyakan kaum perempuan lebih banyak bekerja di dalam rumah mengurus anak, dan mengeola rumah tangga, bukan berarti kedudukan perempuan lebih rendah, tetapi sebagai bentuk pembagian peran. Dan perempuan itu bukan di sama tinggikan kedudukannya dengan laki-laki tapi dimuliakan.

Salam sukses dengan logika Tuhan, follow me @logika_Tuhan

No comments:

Post a Comment