Thursday, November 23, 2017

TIDAK ADA BALA YANG TERTOLAK

OLEH:
MUHAMMAD PLATO

Mengapa Mekah terkena banjir? Jika Tuhan sudah menghendaki tidak ada satu kekuatan pun yang dapat menghalangi datangnya bala bencana. Inilah penjelasan saya tatkala masyarakat mengadakan tradisi rebo wekasan.

Rebo wekasan adalah tradisi memperingati hari rabu terakhir di bulan Safar. Tujuan peringatan adalah menolak bencana, tolak bala. Kegiatan yang dilakukan adalah berdoa, sholat, dan bersedekah. Rebo wekasan adalah tradisi masyarakat yang dilandasi nilai-nilai ajaran Islam. Inilah tradisi harus dipelihara dalam masyarakat, JIKA tradisi ini tujuannya mengingatkan kita selalu bergantung kepada Allah swt.

Perihal adanya kepercayaan hari sial pada hari rabu, inilah yang tidak boleh dipercayai. Karena dalam Islam tidak dikenal adanya waktu, jam, hari, bulan, tahun, yang dijadikan sebagai sebab datangnya keburukan atau kebaikan. Semua sebab kejadian di atas kehendak Allah swt. 

SEMUA KEJADIAN BAIK DAN BURUK AKAN MENIMPA KARENA ITU SUDAH TAKDIR TUHAN
 Namun jika semua fenomena alam di muka bumi ini dijadikan sebagai tanda untuk mengingat Allah, untuk lebih meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt, tidak dilarang. Fenomena hari rabu pada akhir bulan safar tidak jauh dari seperti kita membaca gejala akan adanya bencana gunung meletus dan tsunami. Tanda itu hanya sebagai pengingat, agar kita bertindak selalu memohon perlindungan Yang Maha Kuasa dengan cara dikuatkan iman dan takwa, kemudahan menghadapi, sekalipun bencana datang.

Hemat penulis sebagaimana pendapat para ulama terdahulu, tentang adanya kepercayaan pada hari rabu terakhir di bulan Safar tidak menjadi sunnah dan tidak jadi kewajiban. Tradisi ini hanya dinilai baik karena mengajak masyarakat untuk semakin teguh menggantungkan diri kepada Tuhan Yang Esa. Bentuknya hanya sebatas pengingat masyarakat dari lupa dan lalai, bahwa segala kejadian adalah kehendak Allah.   

Sholat tolak bala yang berisi doa, permohonan kepada Allah untuk dikuatkan iman, diringankan beban dalam menghadapi ujian dan cobaan adalah kewajiban yang tidak hanya dilakukan pada hari-hari tertentu. Adapun doa dalam shalat tola bala, diharuskan membaca surat Al-Ikhlas lima kali, Al Falaq dua kali, dan An naas dua kali, serta Al Kautsar 17 kali adalah upaya peneguhan keimanan dan keyakinan kepada Tuhan.

Membaca surat berulang-ulang adalah perintah Allah, agar kita diberi kemanangan. Sebagaimana sudah saya jelaskan, inti dari kandungan surat Al-Ikhlas adalah bentuk komitmen manusia untuk mengangtungkan seluruh hidupnya kepada Tuhan Yang Esa. Pengulangan yang dilakukan dalam shalat tujuannya untuk memperteguh, dan harus menjadi menjadi mindset bagi setiap muslim.

Membaca surat Al-Falaq dua kali, adalah bagian dari peneguhan kepada Tuhan, bahwa ganguan-gangguan yang sifatnya material, bencana alam, panas, dingin, hujan, gelap, sakit, sihir, kejahatan manusia, tidak akan mengganggu harapan harapannya kepada Tuhan.  Semua takdir Tuhan di alam adalah kebaikan jika tetap berharap kepada Tuhan Yang Esa.

Membaca surat An Naas dua kali, adalah pengukuhan kembali keyakinan kepada kehendak Tuhan, atas gangguan-gangguan yang datang dari ideologi, pemikiran sesat, yang diucapkan oleh orang-orang berpengaruh, yang mengajarkan ke arah kekafiran. Orang-orang berpengaruh termasuk para penguasa, raja,  yang mengeluarkan kebijakan menyimpang dari kebenaran.  

Membaca surat Al Kaustsar diulang 17 kali adalah melatih pola berpikir agar selalu optimis dalam menghadapi segala hal buruk. Di dalam surat Al-Kautsar kita dibimbing untuk berpikir optimis bahwa segala cobaan berat yang dihadapi manusia akan berubah menjadi rezeki melimpah bagi yang berhasil menghadapinya. Semakin besar ujian yang kita alami maka semakin besar pahala yang akan kita dapatkan. Pola pikir yang ada dalam surat Al-Kautsar dilang 17 kali, tujuan untuk lebih memantapkan hati dan pikiran bahwa janji Allah tentang pahala, rezeki yang besar pasti terjadi.  

Shalat adalah salah satu cara umat Islam membangun optimisme. Tidak ada cara yang diajarkan Nabi Muhammad saw dalam menghadapi persoalan hidup kecuali shalat dan berkorban (bersedekah) lah. Lakukan ini berulang-ulang dengan perasaan dan pikiran yang optimis. Sesungguhnya Allah tidak akan pernah ingkar janji.

Tidak ada bala dapat ditolak, kecuali Tuhan Yang Esa meneguhkan keimanan jiwa dan pikiran kita, sehingga sebesar apapun masalah, dan bencana menimpa, akan terasa ringan dan mudah dilalui atas izin-Nya. Wallahu “alam.

(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment