Saturday, January 20, 2018

DAKWAH ITU MENGAJAR


Oleh
Muhammad Plato

Dunia dakwa itu tidak ada bedanya dengan mengajar. Dakwah sama dengan mengajar dengan metode ceramah. Mengajar dengan metode ceramah, sangat mengandalkan kemampuan logika. Tanpa kemampuan logika, mengajar dengan metode ceramah sangat menjenuhkan.

Pada dasarnya mengajar (dakwah) adalah menyampaikan kebenaran, ilmu, agar mereka yang diajarkan terispirasi dan bisa menyelesaikan masalah hidupnya. Menyampaikan kebenaran, ilmu, tidak ada bedanya dengan tugas kenabian.

Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan. (Al maidah, 5:99)

Maka dalam mengajar, jangan terlalu diisi oleh hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan dan kebencian. Mengajar juga tidak boleh menambah atau mengurang dari kebenaran, ilmu yang sudah dijelaskan dari dasar-dasar yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.

Mengajar tidak boleh membangga-banggakan, juga tidak boleh merendahkan seseorang, kelompok, atau aliran. Tidak juga mengungkap aib orang agar apa yang kita ajarkan diikuti orang.

Semua yang diajarkan harus berdasarkan data, bukti, fakta, dan dalil yang benar. Hal yang harus ditonjolkan terlebih dahulu dalam mengajar adalah bukti-bukti, dalil-dalil, yang benar. Perihal diikuti atau tidak oleh mereka yang mendengar pengajaran bukan kehendak kita.

Seorang pengajar harus memiliki kerendahan hati, dan keterbukaan terhadap segala pendapat yang bersumber pada bukti-bukti dan dalil yang benar. Pada dasarnya setiap pengajar memahami bahwa kebenaran bukan miliknya, tetapi mutlak milik Tuhan.

Untuk itu jika terjadi perbedaan pendapat dalam kebenaran dan ilmu, tidak harus berujung pada permusuhan tetapi dikembalikan kepada Tuhan, dan semua berharap mendapat balasan terbaik dari Tuhan jika yang diajarkan benar, dan berharap mendapat ampunan jika yang diajarkan salah.

Tujuan bersama yang harus dimiliki para pengajar adalah mengajak kepada semua orang untuk beriman dan tetap taat kepada Tuhan Yang Esa. Membuktikan kebenaran di dunia bukan dengan memperpanjang perdebatan, tetapi dengan membuktikannya melalui prilaku-prilaku terbaik sebagai wujud aplikasi dari yang diajarkan.

Sesungguhnya ajaran-ajaran yang benar memiliki kriteria yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, yaitu ajaran-ajaran yang mengarahkan manusia agar hidup menjadi manusia-manusia yang taat kepada Tuhan Yang Esa, bermanfaat bagi orang banyak, penyejahtera, dan lebih mencintai kehidupan damai.

Sederhananya etika berdakwah (mengajar), harus terhindar dari menjelek-jelekkan, mengungkab aib, merendahkan, dan menyalahkan secara langsung, seseorang, kelompok, golongan, dan aliran. Dakwah hanya murni menjelaskan kebenaran berdasarkan kemampuan, tanpa bermaksud untuk menunjukkan kepada khalayak umum bahwa pendapatnya yang benar. Pengajaran hanya murni sebatas penjelasan dari kemampuan pemahaman yang dimilikinya.

Permusuhan dan pertengkaran terjadi karena masing-masing merasa menjadi pemilik kebenaran. Pencarian kebenaran harus menjadi milik semua orang, karena pada akhirnya setiap orang akan diadili oleh Tuhan atas perbuatannya sendiri, tidak berlandaskan pada kelompok-kelompok mana dia dilahirkan.

Dakwah harus dilandasi dari rasa kasih kepada semua orang. Dengan rasa kasih ini, kegiatan dakwah menjadi murni kegiatan menolong orang agar bisa hidup lebih sejahtera dan selalu beriman kepada Tuhan. Setelah itu, keputusan menerima atau tidak apa yang kita ajarkan sangat tergantung pada kecerdasan, atau hidayah Tuhan yang diterima oleh setiap orang.

Dakwah adalah murni kegiatan sedekah yang dianggap oleh Allah sebagai kebajikan. Bagi para pendakwah, pengajar, setelah kebenaran disampaikan, diterima atau tidak, mereka akan selalu optimis, karena perintah dari Allah Tuhan Yang Esa, telah dilaksanakan dan upah yang dijanjikan Allah swt akan diterimanya kelak dihari akhir. Apakah kamu tidak berpikir?

Jika mereka berpaling, maka katakanlah: "Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh?". (Al Anbiyaa,21:109)

(Master Trainer @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment