OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Manusia
itu mutlak bodoh, karena setelah langit, bumi, gunung, tidak sanggup mengemban
amanah dari Allah sebagai khalifah, entah kenapa manusia nekad menyanggupinya. Mungkin ini takdir bodoh manusia dari awal kejadiannya.
Apa daya sekarang kita harus menderita, bekerja, dan usaha untuk memikul amanah dari
Tuhan.
Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat dzalim dan amat bodoh, (Al Ahzab, 33-72).
Inilah
dasar ketentuan dari Allah bahwa para pemikul amanah itu adalah mutlak orang-orang
bodoh. Mengapa demikian? Karena pemikul
amanah punya beban berat di dunia, selanjutnya akan mengahadapi pengadilan yang sangat teliti
tentang segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya.
Untuk
itu, langit, bumi, dan gunung, mereka kelak tanpa beban karena tidak memikul amanah dan akan
terbebas dari pengadilan Allah yang maha teliti. Masuk logika, jika ada manusia
di neraka menyesali hidupnya ingin kembali ke dunia menjadi tanah.
PENYEBAB
OTAK TUMPUL
Selain
para pemikul amanah ditakdirkan sebagai orang-orang bodoh, faktanya amanah jabatan
juga penyebab otak tumpul. Mengapa jabatan jadi penyebab otak tumpul?
Dalam jabatan ada berbagai fasilitas yang bisa membuat kita berada di zona nyaman.
Fasilitas dalam jabatan yang membuat zona nyaman atntara lain; makanan, minuman, uang, rumah, kendaraan, hiburan, kehormatan, dan layanan. Maka dari itu, jabatan kecenderungan identik dengan kenyamanan, atas dasar inilah pada hakikatnya jabatan
jadi penyebab otak tumpul.
DALAM JABATAN ADA KENYAMAN. ZONA NYAMAN INILAH YANG BIKIN OTAK TUMPUL |
Sifat
buruk manusia setelah berada di zona nyaman cenderung ingin bertahan dalam zona nyaman. Mencari atau
bertahan dalam zona nyaman, memunculkan nafsu-nafsu bodoh yaitu cara-cara
curang dalam mendapat dan mempertahankan jabatan.
Untuk
itu, dalam jabatan psikologi orang-orang cendeurng korup akibat zona nyaman yang didapat dan ingin mempertahankan.
Nafsu-nafsu bodoh muncul karena dominasi kepentingan dan kenyamanan pribadi dalam jabatan yang tidak ingin terganggu.
Faktor psikologis inilah yang menyebabkan Sejarahwan Inggris Lord Acton
berpendapat bahwa kekuasaan (jabatan) absolut korup.
Untuk
itu kembali kepada takdir Tuhan, para pemikul amanah yaitu manusia memang bodoh.
Para koruptor adalah fakta lapangan bahwa pada dasarnya jabatan cenderung membuat otak
tumpul.
Bukti
bahwa kenyamanan membawa efek bodoh pada manusia, dijelaskan oleh Ibnu Khaldun
dalam Mukaddimah. Kata Beliau, “penduduk kota yang banyak berurusan dengan hidup
enak, terbiasa hidup mewah, selalu berurusan dengan dunia, dan suka menuruti
hawa nafsu, jiwa mereka telah dikotori oleh berbagai macam akhlak yang
tercela dan berbagai prilaku jahat”.
Sebaliknya
orang-orang badui Arab yang hidup sederhana, jauh dari kemewahan, sifat-sifat
buruk mereka jauh lebih sedikit. Mereka lebih dekat kepada fitrah, cinta kepada kebaikan
dan menjauhi kebiasan-kebiasaan jahat.
Manusia-manusia cerdas adalah mereka yang bertahan hidup sederhana dalam fasilitas mewah, beroritentasi pada kepentingan publik, menjaga hubungan silaturahmi, dan lebih sangat menghindari perpecahan (cenderung damai). Mereka membaca kejadian berdasar keyakinan dan sangat tergantung pada Tuhan. Wallahu 'alam.
Manusia-manusia cerdas adalah mereka yang bertahan hidup sederhana dalam fasilitas mewah, beroritentasi pada kepentingan publik, menjaga hubungan silaturahmi, dan lebih sangat menghindari perpecahan (cenderung damai). Mereka membaca kejadian berdasar keyakinan dan sangat tergantung pada Tuhan. Wallahu 'alam.
(Penulis Master@logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment