OLEH:
MUHAMMAD
PLATO
Inilah salah satu
contoh aplikasi dari logika Tuhan dalam kehidupan. Persepsi kita tentang segala
kejadian menjadi absolut positif, sebagai sifat-sifat Tuhan yang absolut
positif.
Ketika ditanya siapa
guru-guru, dosen-dosen anda yang sudah sangat menginspirasi, mendidik anda?
Jawabannya semua guru dan dosen telah menginspirasi dan mendidik saya. Namun
sebagai manusia kita sering lupa terhadap seluruh kejadian yang pernah
dilakukan para guru atau dosen dalam mendidik.
Hanya beberapa kejadian
yang dapat kita rekam dan membekas dalam memori kita. Kejadian yang membekas
pada memori kita biasanya adalah kejadian yang membuat kita sangat bahagia,
atau kejadian yang sangat merasa kita kecewa.
Dalam dunia pendidikan,
semua kejadian mengecewakan maupun membahagiakan adalah bagian dari pendidikan.
Inilah pola pikir yang harus diajarkan oleh para pendidik dari generasi ke
generasi.
"SEPATU KU TAKKAN PERNAH PUTUS ASA" |
Saya buka kembali lembaran-lembaran
memori 18 tahun lalu, apa yang membuat saya kecewa dan bahagia saat menjalani
pendidikan di kampus. Dalam memori saya tergambar jelas, omelan Drs. Nainggolan
kepada setiap mahasiswa. Omelan sering kita terima dalam setiap perkuliahan
tanpa sebab. Dari kejadian itu sebenarn kita belajar hati-hati bagaimana
membahagiakan orang lain.
Lembaran berikutnya,
terlihat Bapak Julius Siboro, dengan badan tegap dia mengajarkan berpikir logis
dengan benar, dengan memberi contoh pada buku yang Beliau tulis tentang sejarah
Australia. Beliau mengajarkan bahwa sejarahwan harus berbicara berdasar data.
Ibu Hansiswani menegaskan lagi bahwa fakta adalah data yang sudah diberi
tafsir. Dari situ saya belajar bahwa
omongan sejarahwan bukan dongeng fantasi, tetapi omongan tentang fakta-fakta
yang didukung oleh data.
Selanjutnya, saya
menyesal karena Bapak Ismaun, Bapak Helius Syamsudin adalah pendidik yang
handal, dengan modul yang Beliau susun sendiri, saya sering tidak konsentrasi
saat perkuliahan Beliau karena masalah intonasi. Dari situ saya belajar bahwa
ketika belajar kita harus menyesuaikan dengan gaya belajar para dosen, bukan
para dosen yang menyesuaikan dengan kita.
Bapak Hamid Hasan,
Beliau lebih banyak menginspirasi saya tentang belajar kognitif. Diktat yang
Beliau susun bolak balik saya baca. Beliau juga menegaskan pentingnya
lingkungan baik untuk menunjang pembentukan karakter peserta didik. Beliau juga
mengajarkan etika sederhana yang saya pegang sampai sekarang, “ketika bertamu
jangan sekali-kali duduk, sebelum dipersilahkan duduk”. Dari Beliau saya belajar
bagaimana membentuk karakter anak-anak dengan belajar berpikir. Saya
berkesimpulan bahwa setiap pembelajaran adalah pembelajarn kognitif, hanya di
negara kita pembelajaran kognitif tidak pernah tuntas sampai tingkat akhir.
Ibu Rochiati
Wiriatmadja, benar-benar telah mengajarkan kepada saya tentang membangun sebuah
metodologi baru dalam mengembangkan ilmu. Beliau melempar proposal tesis yang
saya buat karena dianggap tidak mengikuti kaidah baku penelitian. Dari Beliau
saya belajar terus untuk mengembangkan metodologi baru dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan di abad 21.
Bapak Asmawi Zainul,
saya berhutang budi sama Beliau. Kedermawanan Beliau dalam meminjamkan buku,
sampai sekarang belum saya kembalikan. Buku itu masih terpelihara, saya simpan
dalam rak lemari buku saya. Dari situ saya belajar, bahwa saya harus belajar
keras untuk menjadi orang yang amanah.
Bapak Agus Mulyana,
Beliau telah mengajarkan kepada saya bahwa jika kita bekerja keras dan banyak
membaca, maka siapapun bisa menjadi lebih cerdas. Saya sangat bekerja keras
membaca buku-buku filsafat Islam dari timur tengah. Hasilnya, dalam kuliah
filsafat saya di apresiasi oleh Baliau dengan nilai A. Saya belajar bahwa kecerdasan setiap orang
bisa berubah tergantung kerja keras setiap orang dalam mengiinput pengetahuan.
Saat ini saya terapkan dalam setiap lembaga pendidikan yang saya tempati, bahwa
prilaku mendasar yang harus dibiasakan kepada seluruh pencari ilmu adalah
budaya input pengetahuan melalui aktivitas baca.
Bapak Syarief Moeis,
beliau mengajak mahasiswa santai dengan bermain bridge. Ketika teman saya minta
nilai bagus karena telah merasa dekat, Beliau berkata, “kalau mau nilai bagus
harus belajar sungguh-sungguh”. Dari kejadian itu saya belajar bahwa sebagai
pendidik kita harus profesional, kedekatan dengan murid tidak lantas murid
dapat hak istimewa untuk nilai bagus.
Semoga semua guru dan
dosen selalu dilimpahi rahmat dari Allah swt. Beliau adalah para Aulia yang
akan duduk di singgasananya Allah swt. Semoga kecerdasan dan keraifan Beliau-beliau
mengalir di dalam darah para murid-muridnya. Dari semua guru dan dosen saya
telah belajar, bahwa “seluruh kejadian dalam pendidikan adalah pendidikan.
Tidak ada yang perlu kita sesali karena semuanya mendewasakan kita”. Wallahu’alam.
Subhanalloh logika tuhan @master trainer kang toto. Membuka lembaran sejarah dengan orang orang yg saya juga mengenla mereka. Kemampuan beradaptasi dan selalu berfikir positif (mental menjadi murid) menjadikan segala sesuatu akan ada hikmahnya di hari kemudian. Syukron pencerahannya.
ReplyDeleteTerima kasih pak muhammad Plato.
ReplyDelete