Oleh: MUHAMMAD PLATO
Asyiknya
ngobrol bisa berlarut-larut, bergelas-gelas kopi, dan berbatang-batang kayu
bakar, habis tak terasa. Siang, malam, dan terutama menjelang waktu ashar, di
mana orang-orang sedang menikmati waktu istirahatnya, dan waktu kerja sudah
berakhir.
Paling
asyik ngobrol itu menceritakan kejelekan orang lain, padahal ini terlarang.
Mengapa dilarang? Karena membicarakan kejelakan, mencari kesalahan orang lain, masuk
kategori berprasangka buruk.
Apalagi
dalam situasi menjelang pemilu. Obrolan-obrolan yang berisi prasangka buruk
sengaja disebarkan untuk saling menjatuhkan. Sungguh ini prilaku jahiliyah,
bagi siapun pelakunya.
RUMUS PERTAMA
Sekarang
saya kasih rumus ngobrol, agar ngobrol tetap asyik tapi bebas dosa. Rumus
ngobrol itu ada dalam Al-Qur’an. Cuma banyak yang gagal fokus dalam
memahaminya.
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. (Al
Hujurat, 49:12)
Rumus
ngobrol pertama adalah jangan membicarakan hal-hal yang bersubtansi prasangka buruk.
Agar tidak berprasangka buruk, berita yang diterima harus benar, dan prasangka
terhadap berita yang kita terima harus baik.
Atau
agar obrolan kita tetap baik, obrolkanlah sisi-sisi baik sekalipun berita yang
kita terima buruk. Agar obrolan kita tetap baik, tentu anda harus banyak
pengalaman, dan pengetahuan tentang hal-hal baik. Banyak gaul dengan
orang-orang baik, dan baca buku tentang kisah orang-orang baik.
RUMUS KEDUA
“Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan
tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (Al mujaadilah,
58:9)
Jadi
yang tidak boleh bukan ngobrolnya, tetapi substansi obrolan yang harus senantiasa
diperhatikan. Supaya ngobrol tetap asyik tanpa dosa, maka isi obrolan harus
tentang kebajikan dan ketakwaan.
Obrolan
kebajikan objeknya bisa siapa saja. Seluruh makhluk yang diciptakan Tuhan bisa jadi
objek obrolan, yang penting substansinya harus berisi kebajikan dan mengandung
pelajaran agar orang-orang semakin bertakwa kepada Tuhan.
Obrolan
yang berisi kebajikan (kebaikan yang jelas diperintahkan Tuhan) adalah rencana-rencana
apa saja yang bertujuan untuk membawa kebaikan dan kedamaian bagi masyarakat.
Misalnya
rencana membangun sekolah, mendidik anak, memperbaiki jalan, mengolah sampah, menertibkan
parkir, membayar utang, mengembangkan ekonomi ummat, membantu anak yatim,
membahagiakan orang tua, dan lain sebagainya. Itulah obrolan asyik yang akan
membawa manfaat sekalipun berjam-jam.
RUMUS KETIGA
Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya
(dengan bersyukur). (Adh Dhuhaa, 93:11).
Isi
obrolan bisa tentang segala nikmat apa saja yang telah kita terima dari Tuhan.
Namun demikian, ketika kita menyebutkan nikmat-nikmat yang telah kita terima dari
Tuhan, harus dijelaskan bagaimana proses mendapatkannya, sehingga obrolan
tersebut dapat jadi pelajaran, dan menginspirasi lawan bicara.
Obrolan
tentang bagaimana mendapatkan rumah, melalui proses shalat dhuha, sedekah,
infak, menolong tetangga, menolong orang gila kelaparan, dan apa saja. Bukan
nikmat-nikmat yang kita terima yang akan jadi inspirasi orang, tetapi proses
kita menerimanya.
Segala
nikmat yang kita terima dari Tuhan, jika kita ceritakan proses bagaimana
mendapatkannya, setiap orang pasti bisa melakukannya. Karena proses memperoleh
kebaikan dari Tuhan, tidak perlu biaya bahkan berbiaya nol. Hanya modal tenaga,
kesungguhan, dan keyakinan akan datangnya rezeki dari Tuhan, dan sabar.
RUMUS KE EMPAT
“dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan”. (Adh Dhuhaa, 93:4).
Hal
yang sering di lupai orang-orang adalah mengakhiri sesuatu dengan kebaikan. Padahal
hal yang harus di waspadai adalah menit-menit akhir. Jikalau dari awal kita
ngobrol keburukan, jangan lupa kita belum jadi orang baik karena masih sedang
berproses. Kebaikan dilihat dari akhirnya!
Untuk
itu, akhirilah obrolan kita dengan hal-hal yang baik. Hal yang sangat
dianjurkan adalah akhiri setiap obrolan dengan permohonan ampun dan saling
mendoakan.
Hal
yang paling mudah kita lakukan dalam mengakhiri obrolan adalah dengan memohon
ampun (istigfar) dan saling mendoakan dengan mengucapkan salam. Demikian rumus
ngobrol yang bisa saya sampai. Mohon maaf lahir batin, semoga keselamatan dan
kesejahteran untuk kita semua.
(Master
Trainer @logika_Tuhan)
No comments:
Post a Comment