Wednesday, March 14, 2018

RUMUS NGOBROL

Oleh: MUHAMMAD PLATO

Asyiknya ngobrol bisa berlarut-larut, bergelas-gelas kopi, dan berbatang-batang kayu bakar, habis tak terasa. Siang, malam, dan terutama menjelang waktu ashar, di mana orang-orang sedang menikmati waktu istirahatnya, dan waktu kerja sudah berakhir.

Paling asyik ngobrol itu menceritakan kejelekan orang lain, padahal ini terlarang. Mengapa dilarang? Karena membicarakan kejelakan, mencari kesalahan orang lain, masuk kategori berprasangka buruk.

Apalagi dalam situasi menjelang pemilu. Obrolan-obrolan yang berisi prasangka buruk sengaja disebarkan untuk saling menjatuhkan. Sungguh ini prilaku jahiliyah, bagi siapun pelakunya.

RUMUS PERTAMA

Sekarang saya kasih rumus ngobrol, agar ngobrol tetap asyik tapi bebas dosa. Rumus ngobrol itu ada dalam Al-Qur’an. Cuma banyak yang gagal fokus dalam memahaminya.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. (Al Hujurat, 49:12)

Rumus ngobrol pertama adalah jangan membicarakan hal-hal yang bersubtansi prasangka buruk. Agar tidak berprasangka buruk, berita yang diterima harus benar, dan prasangka terhadap berita yang kita terima harus baik.

Atau agar obrolan kita tetap baik, obrolkanlah sisi-sisi baik sekalipun berita yang kita terima buruk. Agar obrolan kita tetap baik, tentu anda harus banyak pengalaman, dan pengetahuan tentang hal-hal baik. Banyak gaul dengan orang-orang baik, dan baca buku tentang kisah orang-orang baik.

RUMUS KEDUA

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (Al mujaadilah, 58:9)

Jadi yang tidak boleh bukan ngobrolnya, tetapi substansi obrolan yang harus senantiasa diperhatikan. Supaya ngobrol tetap asyik tanpa dosa, maka isi obrolan harus tentang kebajikan dan ketakwaan.


Obrolan kebajikan objeknya bisa siapa saja. Seluruh makhluk yang diciptakan Tuhan bisa jadi objek obrolan, yang penting substansinya harus berisi kebajikan dan mengandung pelajaran agar orang-orang semakin bertakwa kepada Tuhan.

Obrolan yang berisi kebajikan (kebaikan yang jelas diperintahkan Tuhan) adalah rencana-rencana apa saja yang bertujuan untuk membawa kebaikan dan kedamaian bagi masyarakat.

Misalnya rencana membangun sekolah, mendidik anak, memperbaiki jalan, mengolah sampah, menertibkan parkir, membayar utang, mengembangkan ekonomi ummat, membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, dan lain sebagainya. Itulah obrolan asyik yang akan membawa manfaat sekalipun berjam-jam.

RUMUS KETIGA

Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (Adh Dhuhaa, 93:11).

Isi obrolan bisa tentang segala nikmat apa saja yang telah kita terima dari Tuhan. Namun demikian, ketika kita menyebutkan nikmat-nikmat yang telah kita terima dari Tuhan, harus dijelaskan bagaimana proses mendapatkannya, sehingga obrolan tersebut dapat jadi pelajaran, dan menginspirasi lawan bicara.

Obrolan tentang bagaimana mendapatkan rumah, melalui proses shalat dhuha, sedekah, infak, menolong tetangga, menolong orang gila kelaparan, dan apa saja. Bukan nikmat-nikmat yang kita terima yang akan jadi inspirasi orang, tetapi proses kita menerimanya.
Segala nikmat yang kita terima dari Tuhan, jika kita ceritakan proses bagaimana mendapatkannya, setiap orang pasti bisa melakukannya. Karena proses memperoleh kebaikan dari Tuhan, tidak perlu biaya bahkan berbiaya nol. Hanya modal tenaga, kesungguhan, dan keyakinan akan datangnya rezeki dari Tuhan, dan sabar.

RUMUS KE EMPAT

“dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan”. (Adh Dhuhaa, 93:4).

Hal yang sering di lupai orang-orang adalah mengakhiri sesuatu dengan kebaikan. Padahal hal yang harus di waspadai adalah menit-menit akhir. Jikalau dari awal kita ngobrol keburukan, jangan lupa kita belum jadi orang baik karena masih sedang berproses. Kebaikan dilihat dari akhirnya!

Untuk itu, akhirilah obrolan kita dengan hal-hal yang baik. Hal yang sangat dianjurkan adalah akhiri setiap obrolan dengan permohonan ampun dan saling mendoakan.

Hal yang paling mudah kita lakukan dalam mengakhiri obrolan adalah dengan memohon ampun (istigfar) dan saling mendoakan dengan mengucapkan salam. Demikian rumus ngobrol yang bisa saya sampai. Mohon maaf lahir batin, semoga keselamatan dan kesejahteran untuk kita semua.

(Master Trainer @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment