Tuesday, July 13, 2021

MANUSIA BERMORAL TINGGI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Al-Fatihah, 01:01). Ini terjemah versi standar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Apakah salah? Tidak, namun bukan satu-satunya terjemahan dari surat Al-Fatihah ayat pertama ini. Bahasa Arab sangat kaya kosa kotanya.  Buya Syakur sebagai seorang kiai dan berbasis ilmu filolog, memberi terjemahan lain. Bismilah dapat juga berarti “atas nama Allah”. Manusia yang seluruh langkahnya mengatasnamakan Allah dia manusia bermoral tinggi.

Terkait perbedaan makna terjemahan menyebut nama Allah dengan atas nama Allah, Buya Syakur menganalogikan ketika kita di suruh pidato mengatasnamakan yang disuruh, maka kita adalah bagian dari yang diatasnamakan, dan dipercaya oleh permberi atas nama. Ketika Sukarno dan Hatta membacakan proklamasi mengatas namakan bangsa Indonesia, maka proklamasi punya pengaruh kuat ke seluruh Nusantara. Dunia tidak melihat sosok Sukarno dan Hatta tetapi mereka seolah-olah melihat bangsa Indonesia. Ketika orang datang bertamu menyebut-nyebut presiden, tamu itu akan dianggap biasa-biasa saja. Namun ketika tamu datang bertamu mengatasnamakan presiden, maka orang itu bukan orang biasa-biasa.

Menyebut Allah sama dengan mengingat Allah, artinya ketika kita mau melakukan sesuatu maka niat dan harapan kita harus karena Allah. Namun menurut Buya Syakur bahasa terjemah “menyebut nama Allah” sebagai terjemahan dari bismillah dalam implementasinya kurang meresap pada jiwa. Berbeda ketika kita mengatakan “atas nama Allah”, rasa dan pemahaman akan terasa mendalam karena seolah-olah kita mewakili Allah. Ini artinya ikatan dengan Allah akan terbangun lebih dekat, dan keinginan untuk menjaga moralitas ajaran agama di masyarakat lebih tinggi.

“atas nama Allah”, adalah pembuka jiwa agar merasa bahwa setiap apa yang kita lakukan ada di atas kehendak Allah. Supaya mudah memahaminya, mengatasnamakan Allah berarti kita menjadi bagian dari kehendak Allah tapi bukan Allah. Sukarno dan Hatta mengatasnamakan bangsa Indonesia, tapi mereka bukan refresentasi wujud seluruh bangsa Indonesia itu sendiri. Bayang-bayang kita di pagi hari ketika tubuh kita tersinar matahari adalah kita, tapi bayang-bayang bukan tubuh kita. Allah adalah pemilik bayang-bayang, dan bayang-bayang bergerak persis seperti pemilik bayang-bayang, namun bayang-bayang pemilik bayang-bayang itu sendiri. Manusia itu ketika berkata, “atas nama Allah”, maka hidupnya akan seperti bayang-bayang, pemilik bayang-bayang duduk dia ikut duduk, pemilik bayang-bayang berdiri dia ikut berdiri, dan pemilik bayang-bayang hidup dia hidup.

Mengucap, “atas nama Allah” (bismillah) dalam setiap tindakan adalah upaya manusia agar hidupnya selalu merasa dekat, diberkahi, dan berada di atas kehendak Allah. Inilah upaya manusia agar hidupnya selalu berada di jalan lurus yaitu berada di atas kehendak Allah.

“bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (At Takwir, 81:28-29).

Bismillah adalah upaya membangun kesadaran bahwa Allah selalu hadir dalam setiap gerak langkah kita. Sebagai manusia hina kita berharap seluruh langkah hidup kita berada di jalan yang lurus yaitu jalan ketaatan yang dikehendaki Allah.

Bismillah adalah implementasi dari permohonan petunjuk kepada Allah yang selalu diulang-ulang umat Islam dalam bacaan shalat setiap hari yaitu, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Afatihah, 1:6-7).  Permohonan yang diulang-ulang dalam surat Alfatihah dan pengucapan bismillah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW dalam setiap awal  perbuatan merupakan usaha agar setiap langkah kita selalu berada di atas niat baik, jika salah diberi tahu kesalahannya, diampuni, dan diperbaiki oleh Allah. Jika benar diberi pengetahuan serta kemampuan oleh Allah untuk isitiqomah di jalan itu dan menjadi contoh teladan sebagai pribadi berakhlak mulia bagi umat manusia.

Inilah cara-cara hidup yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai ajaran inti keimananan untuk muslim dan pelajaran bagi seluruh umat manusia yang telah Allah beri kemampuan memahaminya. Kalimat Bismillah yang sederhana ini menjadi pembuka kemurahan dan keberkahan hidup yang datang dikabarkan kepada Nabi Muhammad SAW dari Allah Tuhan Semesta Alam untuk memberkahi kehidupan seluruh alam. Bismillah adalah doa agar setiap langkah kita selalu berada di atas kehendak Allah. inilah manusia-manusia yang akan menjadi manusia bermoral tinggi atas kehendak Allah. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment