Friday, July 2, 2021

LOUIS FREDERICK THE GREAT MAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Terakhir saya berkomunikasi dengan Pak Louis 29 Mei 2021, saya undang beliau untuk memberikan motivasi kepada anak-anak untuk menjadi entrepreneur di acara wisuda virtual SMAN 2 Padalarang yang akan dilaksanakan tanggal 3 Juni 2021. Beliau mengatakan, “tanggal 3 saya masih di Sumbawa, lagi turing pakai motor, berangkat kemarin tanggal 27 Mei sampai 8 Juni 2021”.  Saya jawab, waduh jalan-jalan terus. Baiklah saya agendakan khusus kegiatan lain. Semoga Selamat.

Tanggal 28 Juni 2021, saya dapat informasi dari kawan SMP, “Bismmillah…Innalillahiwainnailaihi rojiun, telah meninggal dunia Bp. Louis Frederick, suami tercinta dari Bunda Euis, semoga Beliau khusnul khotimah. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau semasa hidupnya, dan keluarga yang ditinggalkan sabar dan tawakkal menjalani takdir Allah”. Assalamulaikum bro, bilih teu acan dapat info.  Itulah pesan yang saya terima. Saya cek nama dengan mengeja nama Pak Louis, dan ingat-ingat nama istri Pak Louis. Setelah beberapa menit saya baru menerima Pak Louis telah meninggal. Saya sampaikan informasi ke kawan-kawan Yayasan SBI di Cianjur. Saya minta kepada kawan-kawan dan kepala SMK SBI untuk mengadakan shalat ghaib untuk Pak Louis.

Jujur, saya sangat kehilangan sosok Pak Louis. Sejak saya kenal Pak Louis, saya lebih mengenal karakter beliau sebagai seorang entrepreneur tulen. Karakter yang saya lihat dari beliau adalah bersahabat, tidak pernah marah, sabar dan penyantun. Karakter uniknya sebagai seorang entrepreneur adalah tidak banyak debat hingga cepat dalam mengambil keputusan dan sangat berani mengambil resiko dan tidak takut gagal. Keberaniannya dalam mengambil resiko dan tidak takut gagal menurut saya didasari bukan pola pikir manusia biasa. Pola pikir Pak Louis adalah pola pikir The Great Man.

Pola pikir The Great Man dapat saya pahami dari cerita beliau ketika berdiskusi tentang rencana Beliau membangun kampus. Beliau berkata, “karena kampus yang dibangun butuh biaya besar, maka saya harus sedekah dalam jumlah besar". Beliau merencanakan akan membangun masjid dengan biaya satu miliar. Pola pikir ini tidak akan terjangkau oleh orang-orang yang berpikir matematika material.

Bagi saya yang sudah kurang lebih 15 tahun sedikit-sedikit mempelajari pola pikir dari Al-Qur’an, pola pikir Pak Louis seperti pola pikir Nabi Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat, para pemimpin besar dunia, dan para pemimpin besar di republik ini. Pola pikir Pak Louis ini ada dalam penjelasan ayat Al-Qur’an.

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”  (Al Baqarah, 2: 261).

Bagi saya apa yang dikemukakan oleh Pak Louis bersumber dari rumus dalam Al-Baqarah ayat 261, yaitu 1-1 = 700. Rumus ini tidak akan dimengerti oleh orang-orang yang belajar matematika alam. Rumus ini dianggap klenik, mengada-ngada, dan takhayul. Allah berfirman, “Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.”. (At Takwir, 81:22). Rumus 1-1=700 bukan ilmu nuzum, pesugihan atau hitung-hitungan orang mabuk. Rumus hidup sukses dari Al-Baqarah ayat 261 yang dibicarakan Pak Louis bukan untuk diperdebatkan, tapi untuk diujicobakan seperti apa yang dilakukan Pak Louis.

Apa yang dilakukan Pak Louis seperti apa yang diakukan Nabi Ibrhami dalam pejelasan Al-Baqarah ayat 260. “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”.

Itulah persepsi saya tentang Pak Louis dari apa yang saya lihat dan dengar. Dan beliau memang melakukannya sesuai dengan apa yang diomongkan, antara ucapan dan perbuatannya seirama, (walk the talk), dalam bahasa Al-Qur’an, “mengerjakan apa-apa yang dia kerjakan”. Semoga menjadi sosok yang dicintai Allah.

Bagi saya yang sudah mengalami dua kali kehilangan orang-orang terbaik dalam hidup, mereka orang-orang yang gugur dijalan Islam sesungguhnya tidak meninggal. “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, mati; bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Al Baqarah, 2:154).

Ujung dari kehidupan ini bukan kematian tapi kehidupan. Inilah pemahaman yang benar jika kita beriman kepada Al-Qur’an. Jasadlah yang terlihat mati, tetapi ruh tetap hidup. Jasad itu fana. Ruh berpindah ke dimensi kehidupan yang abadi kembali ke Allah Yang Abadi. Manusia diciptakan dari ruh Allah yang hidup. "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud". (Al Hijr, 15:29). Ruh yang hidup adalah milik Allah dan akan kembali pulang ke Allah. Sesungguhnya cita-cita hidup kita di dunia adalah supaya bisa hidup kembali bersama Allah.

Saya bersaksi, sepengetahuan saya, Pak Louis telah hidup di jalan Allah, dan Beliau gugur dijalan Islam, dan akan hidup abadi di sisi Allah. "Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (Yasin, 36:83).   

Kita doakan semoga Beliau hidup sejahtera di sisi Allah, dan kita kelak akan menyusulnya, semoga kita meninggal dalam keadaan muslim dan berkumpul bersama keluarga bersama orang-orang sholeh di akhirat kelak. Walahu’alam.

No comments:

Post a Comment