Wednesday, November 21, 2012

Jangan Benci dan Suka Tanpa Pengetahuan


“Tuhan adalah Esa. Jika ada satu kata saja disandingkan langsung dengan Tuhan tanpa kata penghubung, maka dia bukanlah Tuhan melainkan makhluk.” (toto suharya)

    Kenyataan, kita bisa jatuh cinta pada seseorang tanpa harus mengenalnya terlebih dahulu. Kecantikan dan ketampanan bisa menarik hati seseorang tanpa harus mengenal siapa orangnya terlebih dahulu. Logika Tuhan, mungkin bagi Anda seperti perempuan berwajah buruk, atau laki-laki berpenampilan jelek. Untuk itu tidak sedikitpun menarik perhatian Anda untuk mengenalnya lebih dekat.
    Tapi ingatlah apa kata Allah, “...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al Baqarah:216). Menurut penulis, dari ayat inilah mungkin lahir sebuah pepatah, “tak kenal maka tak sayang”. Atau pesan langsungnya, “janganlah membenci atau menyukai sesuatu tanpa pengetahuan”.
    Kuncinya, membenci dan menyukai segala sesuatu harus didasari oleh pengetahuan. Menyukai sesuatu tanpa pengetahuan seperti Anda mencintai seseorang karena kecantikan atau ketampanan wajahnya saja. Sebaliknya membenci sesu
atu tanpa pengetahuan seperti Anda membenci seseorang karena buruk rupanya saja. Sesungguhnya orang-orang yang berpengetahuan akan selalu menemukan kebaikan dibalik kebaikan dan menemukan kebaikan dibalik keburukan. Untuk itulah orang-orang yang berpengetahuan selalu mendapatkan kebaikan dalam hidupnya.
    Untuk itu, agar kita bisa menemukan kebaikan dari logika Tuhan, penulis akan perkenalkan. Makhluk apakah logika Tuhan itu?  Logika Tuhan adalah pola berpikir sebab akibat yang mengacu atau merujuk pada pola sebab akibat (logika) yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kalau rujukannya Al-Qur’an, mengapa tidak dikasih nama logika Al-Qur’an? Pertimbangan penulis, kalau diberi nama logika Al-Qur’an akan merujuk pada satu golongan yaitu umat Islam, maka dipilih nama logika Tuhan agar dapat diterima seluruh umat manusia (universal). Tujuannya adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Lalu apakah inti dari logika Tuhan itu? Murthada Muthahhari (2012:156) menjelaskan ada tiga logika Al-Quran yang dipahami selama ini yaitu logika Jabr (keterpaksaan), Tafwidh (penyerahan total) dan Amrun Baina al-Amraini (satu hal diantara dua hal).
Logika Jabr mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu syarat bagi sesuatu. Jika Tuhan sudah menghendaki sesuatu, sesautu itu pasti terjadi tanpa memerlukan sebab. Logika Tafwidh menjelaskan bahwa sebagian sesuatu adalah kehendak Tuhan, dan sebagian lainnya adalah bukan kehendak Tuhan. Logika Amrun Baina al-Amraini mengatakan bahwa segala sesuatu adalah atas kehendak Tuhan dan di dalam alam ini, segala sesuatu memiliki syarat.
Selanjutnya Murtadha Muthahari menegaskan, jika kita benar-benar mengenal logika Al-Qur’an, kita akan melihat bahwa kita mesti memiliki keyakinan, bahwa segala sesuatu adalah atas kehendak Allah, dan segala sesuatu mempunyai syarat tertentu, dan dengan syarat-syarat itulah ia terwujud, dan tanpa syarat-syarat itu mustahil ia dapat terwujud.
Di mana posisi logika Tuhan? Tidak ada pada ketiganya. Sepakat dengan pendapat Murthada Muthahari, tapi dalam pandangan logika Tuhan segala sesuatu bisa terwujud karena kehendak Tuhan, dan keterwujudan sesuatu membutuhkan sebab-sebab. Sebab-sebab itu sendiri tidak berada diluar kehendak Tuhan. Kesimpulannya segala sesuatu terjadi memerlukan sebab, dan seluruh sebab yang ada dimuka bumi ini, itulah kehendak Tuhan.   
Apa manfaat kalau kita berpikir dengan logika Tuhan? Berpikir dengan logika Tuhan dapat membantu kita untuk selalu ingat Tuhan, karena berkeyakinan seluruh kejadian dimuka bumi ini terjadi atas kehendak Tuhan. Dapat juga, membantu kita untuk selalu berprasangka baik (positif thinking). Dalam logika Tuhan tidak berlaku hukum negatif dan positif, semuanya akan berlaku positif. Jika berpikir dengan logika Tuhan, hal-hal negatif yang ditakuti kedatangannya akan diubah menjadi harapan. Salam Sukses dengan Logika Tuhan.

No comments:

Post a Comment