Tuesday, April 28, 2020

TRINITAS AJARAN AL-QUR’AN


Oleh: MUHAMMAD PLATO

Menyimak perdebatan tentang konsep Tuhan, saya menyimak dan belajar dari mereka. Saya hanya belajar berpikir dari perdebatan mereka tidak bermaksud mendeskreditkan siapapun. Saya hanya mengambil pelajaran bagaimana cara berpikir. https://www.youtube.com/watch?v=XyD1OD0F1uA (16/04/2020, diakses 28/04/2020).

“Debat adalah panggung pertandingan berpikir”, itu pendapat saya. Untuk itu bagi yang mau berdebat, mereka harus paham tentang ilmu dasar berpikir. Konsep dasar berpikir adalah sebab dan akibat. Sebab, saya ambil analogi sebagai pijakan atau tempat berpijak, dan akibat saya analogikan sebagai langkah kaki. Kemana saja langkah kaki dia harus menemukan pijakannya.  Jadi suatu hal yang tidak mungkin jika kaki anda melangkah tidak ada pijakannya.

Pijakan yang digunakan dalam berpikir adalah data, fakta, generalisasi, teori dan dalil yang kelak dijadikan dasar dalam berpikir. Isi pikiran hanya bisa dipahami jika sudah diucapkan.  Apa yang diucapkan itulah yang dipahami oleh orang. Maka bagi orang-orang yang mau ikut tampil dalam panggung debat harus punya banyak pijakan sesuai dengan tema apa yang mau diperbedebatkan.

Pijakan berpikir yang paling dasar yang harus dimiliki seseorang adalah ayat-ayat dari kitab suci yang diyakininya. Ayat-ayat yang dijadikan dalil akan jadi dasar berargumen diperkuat dengan data, fakta, generaslisasi, dan teori. Dalam beragama, argumen-argumen tentang kepercayaan kepada Tuhan YME, kebenaran ajaran, tidak boleh lepas dari ayat-ayat yang terkandung dalam kitab suci. Jadi kitab suci adalah pijakan dalam berpikir. Babak berikutnya adalah apakah benar yang anda gunakan kitab suci? Anda harus melakukan verifikasi kebenarannya sebagai kitab suci.

Sebagai contoh saya akan bicara konsep trinitas dari kitab suci Al-Qur’an. Saya tidak akan mengungkapkan pemikiran apa apa kecuali berpijak langsung dari ayat dalam kitab suci Al-Qur’an yang bisa saya pahami.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (Al Ma’idah, 5;73).

Berdasarkan dalil (ayat) di atas, pikiran saya berpijak bahwa Tuhan harus satu. Tidak boleh ada tuhan-tuhan selain Allah yang tunggal. Begitulah cara berpijak dalam berpikir. Tertutup (kafir) pikiran seseorang jika meganggap Allah salah satu bagian dari yang tiga.

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (An Nissa, 4:171).


Berpijak pada ayat di atas, di dalam kenabian Isa Al Masih yang lahir dari Maryam terjadi keganjilan jika dilihat dari kacamata manusia. Nabi Isa lahir tidak dari seorang ibu yang memiliki suami. Berpijak pada ayat itu, ada muncul persepsi manusia menganggap bahwa Al Masih adalah anak tuhan. Berdasarkan pada ayat di atas, Tuhan adalah tunggal, Maryam dan Isa adalah utusan Allah sebagai penyampai kebenaran.

Jadi Al-Qur’an menjelaskan konsep trinitas yang benar yaitu yang memosisikan Tuhan sebagai yang tunggal, Maryam dan Isa sebagai utusan yang menganjurkan umat tetap menyembah pada Tuhan YME. Allah sangat egois untuk ketunggalan-Nya. Dia tidak mau disebut punya anak dan punya ibu. Luruskanlah pikiran mu bahwa Allah Esa.

Tugas akal dalam kehidupan manusia adalah menjelaskan secara rasional atau empiris apa yang dikehendaki Allah, yaitu menghilangkan tuhan-tuhan selain Allah dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung dan memohon pertolongan dalam segala urusan. Wallahu’alam.

(Head Master Trainer Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment