Friday, December 26, 2025

PENDIDIKAN FOKUS CETAK PEDAGANG, PENGUSAHA, DAN INVESTOR

Oleh: Muhammad Plato

Menurut Syafii Antonio, semasa hidupnya Nabi Muhammad lebih lama menjadi pengusaha dari pada menjadi nabi. Masa berdagang Nabi Muhammad antara 17 s.d. 37 tahun kurang lebih 25 tahun. Masa kerasulan 40 s.d. 63 tahun kurang lebih 23 tahun.

Selanjutnya beliau menjelaskan, pada usia 12-17 tahun mulai belajar berdagang (magang) mengikuti pamannya Abu Thalib ke luar negeri. Pada usia 17-25 tahun menjadi manajer bisnis dan investasi. Pada usia 25-37 tahun menjadi mitra bisnis sekaligus pengelola perdagangan milik Khadijah setelah menikah. 

Nabi Muhammad dijelaskan di dalam Al Quran sebagai contoh teladan bagi umat manusia. "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al Ahzab, 33:21).

Dijelaskan jika ingin hidup sukses, Allah sudah menciptakan model sosok manusia yang layak untuk ditiru prilakunya. Kisah Nabi Muhammad masih terekam utuh di dalam Al Quran dan hadis, dan masih bisa dipelajari hingga sekarang. Kisah Nabi Muhammad dari sejak dalam kandungan hingga meninggal faktanya masih dapat dibuktikan hingga sekarang.

Jika umat Islam benar-benar ingin mengikuti jejak Nabi Muhammad yang dijadikan oleh Allah sebagai contoh teladan, seharusnya sebagian besar umat Islam bekerja menjadi pedagang, pengusaha, dan investor. Menjadi pekerja tidak jadi prioritas tujuan hidup seorang muslim. Bekerja hanya dilakukan untuk belajar mencari pengalaman atau magang.

Kisah Nabi Muhammad bisa jadi inspirasi dalam pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah. Sejak TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB, murid-murid harus diajarkan bagaimana menjadi pedagang, pengelola bisnis, dan investor. Semua mata pelajaran diarahkan untuk membentuk mental-mental pedagang, pengusaha, dan investor. 

Kedudukan mata pelajaran tidak berdiri sendiri, tetapi sebagai alat untuk memberi penguatan pada murid-murid yang akan dibentuk menjadi pedagang, pengusaha, dan investor. Semua mata pelajaran bergerak bersama mengajarkan ilmunya secara kontekstual untuk membentuk pribadi seorang pedagang, pengusaha, dan investor. 

Pengajaran harus dilakukan secara mendalam melalui pemahaman, praktek, dan refleksi. Pendidikan-pendidikan muslim dengan model pesantren, boarding, dan full day, semua serampak membentuk pribadi-pribadi muslim sebagai pedagang, pengusaha, dan investor. 

Sejak usia 12 tahun murid-murid muslim diajarkan untuk berdagang. Murid-murid diberi keterampilan hidup melalui praktek langsung sesuai bakat dan minat murid-murid. Kemudian murid dilatih merancang sebuah bisnis dengan target penghasilan yang ditetapkan. Selanjutnya, ketika mendapat penghasilan murid dilatih untuk berivestasi di pasar modal. 

Dalam pengelolaan hasil keuntungan murid-murid dilatih untuk mengalokasikan keuntungan minimalnya pada tiga kategori, yaitu makan, sedekah, dan investasi. Karakter ini harus dibangun sejak dini untuk membentuk pribadi-pribadi unggul dan kompeten.

Gerakan ini harus terus dikembangkan menajadi sistem pendidikan terencana, terukur, dan terkontrol. Upaya ini semata-mata dilakukan untuk menciptakan kehidupan dunia lebih damai dan sejahtera sebagaimana prinsip ajaran Islam sebagai ramhat bagi seluruh makhluk. 

Di dalam pembelajaran praktek, murid-murid harus menerapkan etika dan moral yang harus dimiiliki seorang pedagang, pebisnis, dan investor. Etika dan moral dikembangkan dari nilai-nilai ketuhanan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh makhluk di muka bumi.*** 


No comments:

Post a Comment