Wednesday, March 4, 2015

CINTAILAH YANG KAMU BENCI

Oleh: Muhammad Plato

Mengapa kita harus mencintai yang kita benci? Logikanya sedikit akan saya jelaskan. Jika tidak memuaskan, silahkan Anda berdiskusi lebih lanjut dengan kawan-kawan atau orang-orang yang Anda anggap lebih berilmu dalam hal ini.

Tapi saya titip, jika ada perbedaan pendapat, perbedaan metode pemahaman, jangan main kafir-kafiran dan salah menyalahkan satu sama lain. Saya tidak suka dengan cara-cara jahiliyah seperti itu, karena melanggar ketentuan Tuhan. Harus diingat perbedaan pendapat itu rahmat. Jika kita kukuh dengan pendapat kita, reaksinya jangan membenci kepada yang beda pendapat tetapi buktikan saja bahwa pendapat kita benar dengan menampilkan akhlak-akhlak terbaik sebagai wujud dari kebenaran yang kita yakini.


Biasanya kita lebih cepat membenci kepada yang beda dengan kelompok kita. Maka “Cintailah yang Anda benci”, logikanya saya turunkan dari kitab suci Al-Qur’an. Saya ingatkan, kitab suci Al-Qur’an adalah wahyu yang di dalamnya berisi petunjuk, termasuk di dalamnya petunjuk berpikir. Petunjuk ini berlaku bukan hanya untuk kaum muslimin tetapi untuk seluruh alam.

Keterangan-Nya, bisa kita baca langsung sebagai berikut:

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al-Baqarah:216)

Ayat di atas mengandung logika sebagai petunjuk berpikir bagi kita semua. Petunjuknya adalah jika kita urutkan konsep BENCI diikuti KONSEP BAIK dan KONSEP SUKA diikuti konsep BURUK. Dari urutan konsep di atas ada rahasia Allah yang tersembunyi. Bisa kita ketahui jika kita sedikit memahaminya dengan menggunakan logika yang telah Allah swt berikan kepada setiap manusia.

Harus diakui, kita sering terjebak dengan sesuatu yang kita cintai, juga kita sering terjebak dengan sesuatu yang kita benci.

Contoh konkrit adalah mereka para pecinta narkoba, seks, alkohol, harta, perempuan, judi, koleksi barang antik, binatang peliharaan, dan lain-lain. Secara tidak sadar mereka telah mencintai sesuatu, padahal sesuatu itu amat buruk bagi kehidupannya. Secara psikologis, hawa nafsu kita selalu mudah jatuh cinta terhadap hal-hal yang akan berdampak buruk.

Contoh lainnya adalah perasaan yang sering muncul pada setiap diri manusia adalah lebih suka ngobrol dari pada membaca, lebih suka berlibur dari pada bekerja, lebih suka bermain dari pada kuliah atau sekolah, lebih suka pacaran dari pada menikah, lebih mudah berbohong dari pada jujur, dan sebagainya.

Kesimpulannya manusia memiliki kecenderungan untuk lebih mudah mencintai sesuatu yang buruk. Inilah sifat alamiah manusia. Dan ini suatu pemahaman bagi kita mengapa manusia ditepkan oleh Tuhan sebagai tempatnya salah.

Sebaliknya kita sering terjebak, membenci (tidak mau melakukan) sesuatu yang harus kita cintai. Bisa kita rasakan bahwa untuk membaca, menulis, berpikir, betapa sulitnya kita lakukan. Rata-rata diantara kita banyak yang tidak menyukainya. Padahal membaca, menulis, berpikir, adalah perintah langsung dari Tuhan.

Kita juga sering terjebak kurang suka melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Contohnya, kita sering tidak menyukai berdoa (shalat), tahajud, dhuha, bersedekah, berpuasa, umroh, ibadah haji, membalas keburukan dengan kebaikan, berdagang dengan jujur, tepati janji, taat pada pimpinan, amanah, istri taat pada suami, anak berbakti pada orang tua, bersabar, bersyukur, dsb.

Sifat mecintai yang buruk sudah diketahui oleh setiap manusia, dengan munculnya ungkapan bahwa, “rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput yang kita miliki”. Perempuan atau laki-laki lain selalu lebih menarik dibanding dengan istri atau suami sendiri. Ngaku aja!  

Kesimpulannya, kecenderungannya manusia memiliki tabiat membenci sesuatu yang seharusnya dicintai. Untuk itulah muncul peringatan dari Tuhan bahwa sesuatu yang kamu benci bisa jadi baik, dan sesuatu yang kamu cintai bisa jadi keburukan.

Kasusnya pernah terjadi pada saat kaum musyrikin masih memerangi kaum muslimin, kaum muslimin pada saat itu ada yang tidak mau atau ogah-ogahan ketika ada perintah berperang. Padahal Tuhan menjanjikan sesuatu yang baik dibalik peperangan itu. Perang adalah hal yang dibutuhkan jika eksistensi kita berada dalam ancaman musuh.    

Kesimpulan akhirnya adalah kita harus berhati-hati, artinya gunakan pikiran dan ikuti petunjuk berpikir dari Tuhan. Pahamilah Tuhan selalu menyimpan kebaikan dibalik sesuatu yang Anda benci. Wallahu “alam.

(Toto Suharya, Penulis Buku Sukses Dengan Logika Tuhan. Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me@logika_Tuhan).

4 comments:

  1. Lalu Pak, bagaimana cara kita mengetahui apa yang terbaik bagi diri kita, sedangkan kita sendiri tidak tahu.

    ReplyDelete
  2. BERTINDAKLAH SESUAI DENGAN PERINTAH TUHAN

    ReplyDelete
  3. mari kita kerjasamakan keinginan kita dengan perintah Tuhan.
    makasih atas ilmunya pak ...

    ReplyDelete