Monday, February 4, 2013

INGIN SUKSES? YO BERJUDI DI JALAN TUHAN

Semua orang tahu bahwa memberi adalah pekerjaan mulia. Orang China percaya bahwa dengan banyak memberi usaha mereka akan berkembang lebih berkah lagi. Bill Gate mengatakan, “uang yang saya peroleh tergantung kepada berapa yang saya keluarkan”. Mario Teguh berpendapat, “jika kamu ingin sejahtera, banyak-banyaklah sejahterakanlah orang lain”. Hal senada dikatakan pula oleh Bob Sadino pengusaha sukses eksentrik dari Jakarta, “hidup itu adalah menghidupi orang lain”. Pendapat-pendapat yang mereka katakan di atas sesungguhnya telah dibingkai oleh Allah dalam Al-Qur’an, “Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. (At Thalaaq:7). Kemudian, semuanya dibingkai oleh Allah dalam satu konsep indah ajaran agama Islam yaitu sedekah.

Tapi permasalahnnya walaupun kebenaran teori ini sudah dikemukakan oleh manusia secara lintas agama dan budaya, hanya sedikit orang saja yang percaya terhadap teori hidup sukses ini. Dasarnya karena mereka tidak benar-benar yakin bahwa dengan menggunakan teori ini hidupnya bisa sukses bekelimpahan rezeki. Manusia lebih percaya kepada hal-hal nyata berdasarkan logika materialis.

Dalam realitanya setiap orang akan sulit percaya jika hidupnya hanya digunakan untuk memberi, sebab faktanya memberi adalah mengurangi. Walaupun memberi adalah dasar etika hidup yang sudah dikemukakan oleh banyak orang dan dikuatkan oleh Firman Tuhan, tetap saja banyak manusia tidak percaya. Mereka lebih banyak memilih kikir dan menumpuk-numpuk harta kekayaan karena takut kekurangan.

Hal yang dibutuhkan dalam hidup ini adalah bagaimana cara kita bisa meyakini kebenaran Tuhan dengan pasti? Caranya hanya dengan mulailah memberi (sedekah) dan memperhatikan apa yang terjadi. Tanpa melakukan dan memperhatikan apa yang terjadi, kita tidak akan pernah mendapatkan keyakinan bahwa dengan banyak memberi kita akan berkelimpahan rezeki.

Sebenarnya banyak orang pernah membuktikan bahwa dengan banyak memberi hidupnya menjadi lebih baik dan segala urusannya dipermudah. Tetapi untuk mengulangi kesekian kalinya mereka tidak berani, sebab apa yang pernah terjadi pada dirinya dianggap hanya kebetulan dan bukan sebuah kepastian.

Lantas persoalannya bagaimana cara agar seseorang memiliki kebiasaan memberi? Kita harus berguru ke tukang judi. Penjudi adalah orang-orang yang selalu memiliki harapan besar. Di dalam pikirannya penjudi tidak pernah putus asa. Sikap optimis dan harapan besarnya akan memenangkan sebuah perjudian menjadi pendorong mereka untuk bersikap konsisten. Mereka akan terus dan terus berjudi dengan harapan suatu saat hasil judinya akan mengangkat derajat hidupnya.

Optimisme dan harapan itu telah mengalahkan segalanya. Mereka menjadi rela berkorban demi mewujudkan harapannya. Mereka akan rela menggadaikan harta benda miliknya. Rumah, mobil, dan uang, semua mereka korbankan demi sebuah harapan besar dalam judi, hingga kegiatan judi menjadi sebuah keteraturan dalam hidupnya. Waktu-waktu judinya tidak bisa diganggu gugat bahkan menyita waktu-waktu pokoknya.

Mereka terus berjudi sampai lupa waktu. Padahal kita tahu para penjudi harapannya hampa, tapi kita salau sama mereka optimismenya yang tidak pernah mati. Inilah ilmu yang harus kita tiru dari para pecandu judi.
Oleh karena itu, dalam hal memberi (sedekah) kita harus punya optimisme dan harapan besar dan tidak pernah mati layaknya penjudi. Anggap saja kita sedang berjudi tetapi dengan keyakinan kepada Tuhan. Sebagaimana tukang judi, mari kita isi hari-hari kita dengan bertaruh. Setiap hari kita bertaruh (sedekah) dan bertaruh (sedekah) dengan harta yang kita miliki, dan terus berharap bahwa suatu saat Tuhan akan membalas dengan kelimpahan rezeki.

Seperti apa yang dilakukan para penjudi, jika judi hari ini gagal tak ada hasil,  esoknya akan judi diulang kembali, diulang kembali, diulang kembali sampai harta kekayaannya habis untuk judi. Demikian juga dalam hal bersedekah, jika hari ini sedekah belum memberikan keuntungan yang dijanjikan, esok harinya ulangi sedekah kembali,  sedekah kembali dan sedekah kembali sampai harta kekayaan hampir habis disedekahkan.

Jika saja para penjudi yang jelas dilarang agama mereka berani menaruhkan semua harta kekayaannya untuk berjudi, mengapa kita tidak berani menaruhkan semua harta kekayaan untuk bersedekah di jalan Tuhan?
Tuhan menjamin, akan membalas sedekah dengan kelimpahan rezeki 10 sampai 700 kali lipat. Mari berjudi dengan Tuhan! Dengan rumus 1-1 = 700 adalah kode buntut yang harus dipegang teguh oleh para penjudi. Inilah hakikat perjudian yang sesungguhnya, yaitu berjudi dengan rumus sedekah yang telah Tuhan tentukan.

Dengan meniru ilmu para penjudi, mudah-mudahan kita bisa diberi kesabaran. Untuk itu, kalau anda ingin sukses, yo kita berjudi saja di jalan Tuhan. Wallahu ‘alam.

Salam sukses dengan logika Tuhan! Follow me @logika_Tuhan

No comments:

Post a Comment