Sunday, February 10, 2013

MAU SUKSES? SHALAT YANG KHUSYUK!


Secara kebahasaan, kata khusyuk diartikan dengan tunduk, rendah hati, takluk, dan mendekat-- baik tunduk hati maupun tunduk badan. Khusyuk jika dikaitkan dengan suara berarti diam, dan jika dihubungkan dengan pandangan mata, berarti rendah. (Dr. Moch. Sholeh : 2012)

Imam Al-Ghazali (dalam Dr. Moh Sholeh:2012), menyimpulkan hakikat khusyuk antara lain mencakup; (1) kehadiran hati; (2) mengerti apa yang dibaca dan diperbuat; (3) mengagungkan Allah swt; (4) merasa gentar terhadap Allah swt; (5) merasa penuh harap kepada Allah swt; dan (6) merasa malu terhadap-Nya.

Untuk membantu pemirsa, dari pengertian khusyuk di atas penulis mengambil dua pengertian khusyuk, yaitu TUNDUK DAN PENUH HARAP. Artinya orang-orang khusyuk dapat disaksikan dalam kehidupan sehari-harinya yang tunduk pada ketentuan-ketentuan Tuhan, dan Tuhan memenuhi hatinya dengan harapan. Itu!

Para ulama terdahulu sering membatasi pengertian khusyuk hanya terbatas pada aktivitas saat melaksanakan shalat. Bagi penulis, khusyuk dalam shalat memiliki kaitan erat dengan prilaku sehari-hari. Kaitan khusyuk dengan prilaku sehari-hari bisa dilihat dalam firman Allah Swt;

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. (Al Ankabut [29]: 45).
           
Merujuk pada surat Al-Ankabut ayat 45, shalat merupakan satu paket atau memiliki efek akibat terhadap perbuatan tidak keji dan munkar dalam prilaku sehari-hari. Artinya antara shalat dengan perbuatan merupakan hal yang tidak terpisahkan. Shalat menjadi sebab lahirnya prilaku-prilaku baik di masyarakat. Sangat logis jika Allah swt berfirman,

“Sesungguhnya beruntunglah (SUKSESLAH) orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk di dalam shalatnya.” (QS. Al Mukminun [12]: 1-2).  

Orang-orang yang khusyuk dalam shalat jelas akan beruntung (sukses). Shalat akan mencegah seseorang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Maka orang-orang yang tidak berbuat keji dan munkar adalah mereka yang dijamin keselamatannya oleh Allah swt di dunia dan dikahirat. Secara kasat mata, orang-orang yang baik prilaku sehari-harinya adalah orang-orang yang dimuliakan oleh sesama manusia. Inilah nilai keberuntungan yang dijanjikan Allah swt. bagi orang-orang yang khusyuk dalam shalat dan prilakunya. Hubungan erat antara khusyuk saat shalat dengan prilaku dijelaskan dalam hadis,

“di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika daging itu rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya, dia adalah hati”.

Hadis ini menegaskan bahwa hati berdampak pada seluruh tubuh, dan tubuh kita adalah pelaku segala perbuatan. Artinya jika hati khusyuk (tunduk dan penuh harap) ketika shalat, maka otomatis prilaku sehari-harinya pun harus khusyuk (tidak keji dan munkar).
Kesimpulan akhir, antara shalat dan berprilaku hendaknya tidak dipahami secara terpisah. Untuk itu khusyuknya shalat harus menjadi sebab baiknya prilaku kita sehari-hari di masyarakat. Maka, mengukur kekhusyukkan shalat tidak hanya ditekankan pada saat melaksanakan shalat, tetapi dapat dilihat akibatnya saat kita berprilaku di masyarakat.

Jadi ukuran seorang muslim yang khusyuk dalam shalatnya adalah mereka yang berakhlak baik ketika bergaul di masyarakat. Mereka yang shalat dan tidak berakhlak baik dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat dapat dikatakan tidak khusyuk dalam shalatnya.

Sesungguhnya Allah swt tidak menciptakan jiwa terpisah dari tubuhnya, tidak menciptakan bumi terpisah dari langitnya, semua diciptakan dalam keterpaduan. Tidak baik memandang shalat sebagai kegiatan terpisah dari prilaku sehari-hari di masyarakat. Inilah kunci sukses dari Tuhan mu.

Salam sukses dengan logika Tuhan! Follow me @ logika_Tuhan

No comments:

Post a Comment