Sunday, September 11, 2016

TUHAN KU YANG RAMAH


Saat ini saya masih dibayangi oleh persepsi masa kecil saya tentang Tuhan. Sejak kecil saya diperkenalkan oleh orang tua dan guru-guru ngaji bahwa Tuhan memerintahkan malaikat menghukum orang-orang yang berbuat jahat. Tuhan mengancam, memasukkan manusia ke dalam api neraka yang menyala-nyala jika manusia berbuat salah. Tuhan dalam persepsi saya adalah sosok kejam dan menakutkan.

Saya yakin, beberapa dari Anda memiliki persepsi dominan yang sama dengan saya tentang Tuhan. Persepsi saya tidak jauh berbeda dengan umat Hindu yang mengenal tiga sosok Tuhan dengan sifat-sifatnya yaitu Tuhan Pencipta, Pemelihara, dan Perusak. Pada akhirnya orang-orang Hindu sangat takut  pada Tuhan perusak. Orang Hindu mendistribusikan dzat Tuhan ke dalam tiga wujud (polytheis), sedangkan persepsi Islam sifat-sifat Tuhan ada dalam satu wujud tunggal (monotheis).

PUNCAK GEDUNG SATE / TUHAN JADIKANLAH KAMI PEMAAF
Dalam ilmu psikologi, persepsi manusia terhadap Tuhan, akan menjadi cerminan prilaku manusia dalam beragama. Jika manusia dominan mempersepsi Tuhan sebagai tukang hukum mereka yang salah, maka manusia itu cenderung membenci dan ingin menghukum setiap pelaku kesalahan. Kasus-kasus bom bunuh diri di Indonesia salah satu faktornya dapat ditimbulkan oleh persepsi manusia tersebut tentang Tuhan.

Persepsi Tuhan sebagai tukang hukum, bisa jadi faktor timbulnya kekerasan dalam agama. Persepsi ini juga berdampak pada sikap masyarakat penganut agama yang kaku, dan tampil kurang ramah terhadap perbedaan.
  
Persepsi tentang Tuhan yang ditawarkan Al-Qur’an, Tuhan menginginkan Diri-nya hadir, tampil, dalam pikiran setiap manusia sebagai dzat yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, bukan sebagai algojo.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".  (Al-Baqarah:286).

Ayat di atas, saya coba pahami dengan dasar ilmu berpikir yang saya kuasai. Ayat di atas sedikitnya menjelaskan, Tuhan tidak memberi beban kepada seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, artinya setiap orang sudah diberi kesanggupan (kemampuan). Tidak ada satu orang pun manusia yang hidup tidak memiliki kemampuan. Setiap kejadian, masalah, yang menimpa seseorang sudah sesuai dengan kemampuannya. Seberat apapun beban masalah yang kita pikul, sudah sesuai dengan kemampuan. Artinya Tuhan tidak ingin dipersepsi sebagai Pemberi beban karena setiap manusia sudah diberi kemampuan.

Selanjutnya, jika Tuhan menetapkan manusia mendapat pahala dan siksa dari apa-apa yang diusahakan dan dikerjakannya, maka dari itu Tuhan tidak menghukum siapapun yang lupa dan berbuat salah. Manusia hanya menerima dari apa yang diusahakan dan dikerjakannya. Artinya Tuhan tidak ingin dipersepsi oleh manusia sebagai Pemberi hukuman.

Jadi persepsi yang ditawarkan kepada manusia tentang Tuhan dalam Al-Qur’an adalah bukan Tuhan tukang hukum, yang kejam dan kaku. Bukan Tuhan yang suka memikulkan beban dan bukan pula Tuhan tukang memberatkan hidup manusia.

Tuhan ingin dipersepsi sebagai wujud yang ramah, yaitu Tuhan pemberi maaf, pemberi ampun, pemberi perhitungan (keadilan), dan pemberi pertolongan. Untuk itu, Tuhan ingin manusia tampil menjadi pribadi-pribadi ramah, pemaaf, pengampun, adil, dan pemberi pertolongan. Inilah citra Tuhan yang harus hadir dalam setiap diri manusia, agar manusia jadi rahmat bagi seluruh alam. Semua ini dimulai dari persepsi manusia tentang Tuhan.

“Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".  (Al-Baqarah:286).

Demikian penjelasan singkat ini saya sampaikan. Jika apa yang saya sampaikan anda anggap salah, itu memang dari saya. Jika apa yang saya sampaikan Anda anggap benar, itu bukan dari saya, tapi dari Pemberi Maaf, Pemberi Pertolongan, Pemberi Keadilan. Ya Tuhan, jadikanlah kami manusia-manusia ramah yang berhasrat pemaaf dan pemberi pertolongan. Amin.  Wallahu’alam.

I love you God!
(Muhammad Plato, @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment