Sunday, September 17, 2017

PENYEBAB ABSOLUT KEMISKINAN


OLEH:
MUHAMMAD PLATO

Pusing-pusing tujuh keliling sampai botak memikirkan apa penyebab kemiskinan. Para ahli saling berdebat mempertahankan hasil penelitiannya. Di sepakatilah untuk mensejahterakan masyarakat, pemerintah harus menyelesaikan tiga masalah fundamental di masyarakat yaitu masalah; pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Informasi dari situs kementerian keuangan RI, sejumlah 2.080,5 triliun rupiah anggaran APBN 2017 telah digelontorkan oleh pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan tiga masalah diatas.

Ribuan triliun dana APBN sangat berarti signifikan. Jalan-jalan ke pelosok mulai dirapihkan tambal sulam. Pembangunan sudah mulai bergerak di tingkat desa. Gang-gang jalan dilakukan pembetonan. Perbaikan jalan-jalan kebaupaten dilakukan sepotong-sepotong, berbulan-bulan, seperti proyek yang tak akan kunjung selesai. Inilah dampak dana APBN ribuan triliun.

Dunia pendidikan kebanjiran uang, namun hampir boleh dikatakan mengalami penurunan kualitas layanan karena sistem administrasi keuangan dibangun atas dasar kecurigaan. Pelaporan keuangan terlalu fokus pada tertib adminsitrasi. Aturan ini bertentangan dengan kebutuhan dunia pendidikan yang dinamis. Manajer-manajer pendidikan telah dilatih menyelesaikan masalah dengan cara-cara luar biasa, sementara pelaporan keuangan seolah-olah mengajarkan, kerja biasa-biasa saja, jika ingin selamat dari jeratan dan ancaman penegak hukum. Inilah dampak dari dana APBN ribuan triliun.

Layanan kesehatan mengalami peningkatan signifikan. Masyarakat miskin hampir semuanya dijamin mendapat layanan kesehatan di rumah sakit umum di tingkat kecamatan dan daerah. Namun pemandangan mengerikan di rumah-rumah sakit kelas ekonomi seperti melihat manusia di pengungsian. Orang-orang sakit dirawat di lorong-lorong rumah sakit yang pengap dan panas. Orang muda, tua renta, berobat jalan, gawat darurat, hampir mati, semuanya sama harus antri. Inilah layanan standar rumah sakit yang kebanjiran pelanggan. Semuanya terjadi gara-gara APBN ribuan triliun.

Sebenarnya kekayaan negara, keuangan negara, bukan faktor dominan penyebab kesejahteraan rakyat. Berapa pun anggaran APBN dikeluarkan untuk membiaya berbagai program kesejahteraan, hasilnya tidak akan maksimal karena pelakunya adalah orang.

Maka apakah penyebab dana ribuan triliun selalu tidak cukup membiaya pendidikan, pembangunan jalan, dan layani kesehatan? Karena di dalam sistem sosial kita masih ada manusia-manusia berkarakter lemah. Oleh para sosiolog mereka yang berkarakter lemah ini dikategorikan sebagai orang sakit karena terlalu tergantung pada tujuan materi. Mereka harus mendapat layanan klinis berupa rekondisi emosional.

Dalam pandangan agama orang-orang yang lemah karakternya ini adalah mereka yang tidak sadar telah menghambakan hidupnya pada materi. Dalam bahasa agama Islam, mereka adalah pelaku-pelaku syirik, karena telah hidupnya bukan lagi dikendalikan Tuhan, tapi dikendalikan oleh kebutuhan material.

Orang-orang inilah penyebab kemiskinan absolut. Berapa triliun pun APBN dikeluarkan oleh negara, visi dan misi pemerintah akan selalu tampak kontra produktif dengan kenyataan. Bagi pecinta harta, harta seisi dunia tidak akan memuaskan hawa nafsu materialnya. Dialah orang-orang serakah lagi kikir. Dia sangat berbahaya bagi kelangsungan bangsa dan negara.

Dana APBN ribuan triliun akan berubah jadi bencana jika dikelola oleh para pacinta harta. “Sesungguhnya uang dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang sebelum kamu dan di masa yang akan datang pun akan membinasakan. (HR. Ath-Thabrani)

Maka penyebab kemiskinan absolut di muka bumi ini adalah manusia-manusia yang mencintai harta melebihi cintanya kepada Allah. “Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (HR. Aththusi).

Maka investasi terbesar yang harus dikorbankan oleh negara adalah mengalokasikan anggarannya adalah mendidik warga negaranya menjadi warga masyarakat yang punya karakter rela berkorban, dermawan  atau ahli sedekah.

Program-program pembangunan, pendidikan, harus diolah dan diarahkan agar warga masyarakat menjadi pribadi-pribadi rela berkorban. Pemimpin-pemimpin yang dermawan harus ditampilkan sebagai sosok pemimpin teladan yang harus diteladani.

Kisah-kisah para Nabi, cerita-cerita rakyat, dongeng sebelum tidur, obrolan santai, harus berisi tentang kedermawanan. Film-film, sinetron, iklan, talk show, berita harian, harus di dominasi oleh pesan-pesan kedermawanan.

Merajalelanya kemiskinan di muka bumi ini, bukan karena rezeki Allah berkurang untuk manusia. Tidak ada manusia yang tidak diberi rezeki oleh Allah. “Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani).

Memerangi kemiskinan sebenarnya bukan dengan mengeksploitasi alam untuk memperbanyak kekayaan, tetapi memerangi sifat-sifat serakah dan kikir yang mulai hinggap di hati warga negara. Inilah jihad paling akbar, melebihi jihad perang Badar, karena serakah dan kikir adalah bagian dari karakter manusia yang akan tumbuh subur pada manusia-manusia berkarakter lemah. Wallahu ‘alam.

(Penulis Master Trainer Sukses dengan Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment