Saturday, March 14, 2020

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kawan saya berkata, “apa pun yang kita lakukan tidak akan mengubah apa-apa. Mau berbuat baik, berbuat jahat, bekerja keras atau tidak, ujungnya semua sama yaitu mati. Jadi apapun yang kita lakukan sebenarnya tidak berguna. Manusia hanya mencari hidup senang dan bahagia dengan berbagai macam cara sebelum kematian tiba”.

Pemikiran di atas, kalau kita analisa pasti bersumber pada pola pikir yang pengetahuannya dibatasi oleh material. Kawan saya seorang muslim, tetapi apa yang dia katakan berasal dari pemikiran orang sekuler. Pemikir sekuler tidak menjadikan pengetahuan dari kitab suci sebagai sumber pengetahuan dalam pengembangan paradigma berpikir.


Pola pikir teman saya sekalipun muslim, dia tidak berpola pikir yang bersumber dari ajaran agama yang dianutnya. Pola pikir Beliau, mengikuti para pemikir sekuler yang tidak ramah dengan pengetahuan-pengetahuan bersumber dari kitab suci.

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Al Maidah, 5:100).

Tidak semua keburukan adalah keburukan, dan tidak semua kebaikan adalah kebaikan. Bisa jadi yang buruk jadi baik  dan yang baik jadi buruk. Suatu keburukan dikatakan buruk jika kita melihat kerugian dari keburukan. Namun suatu keburukan bisa jadi kebaikan jika kita melihat keuntungan dari keburukan.

Ayat di atas seperti ingin menjawab bahwa ada manusia-manusia yang berpikir bahwa berbuat baik dan buruk sama saja, jika ujungnya akan mati. Orang yang berpikir seperti ini berkesimpulan bahwa jika yang buruk itu menyenangkan hati, lakukan saja karena hidup ini mencari kesenangan. Toh pada ujungnya kita berbuat baik juga sama akan mati. Sementara orang berpikir seperti ini menganggap bahwa kehidupan hanya terjadi satu kali.

Pola pikir dari Al-Qur’an bukan seperti itu. Ciri orang-orang yang berpikir dengan petunjuk Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

KEHIDUPAN
KEMATIAN
KEHIDUPAN

Setelah kematian ada kehidupan itulah pola pikir sesuai petunjuk Al-Qur’an. Hidup ini harus diisi dengan kebaikan, karena setelah kematian ada kehidupan. Hukum dalam kehidupan sekarang dan nanti setelah kematian adalah sama, yaitu masa lalu penyebab masa depan. Siapa yang masa lalunya buruk maka masa depannya buruk. Siapa yang masa lalunya baik maka masa depannya baik. Bisa disimpulkan orang-orang yang berpola pikir sesuai petunjuk Al-Qur’an pasti memiliki sikap moral, dan etika dalam berprilaku karena perhitungan dalam hidupnya sampai pada pertimbangan hidup setelah kematian yang harus baik.

Sebaliknya, pada pola pikir material mereka tidak mengakui ada kehidupan setelah kematian, karena setelah kematian tidak ada bukti material kehidupan itu ada. Bagi mereka, segala sesuatu yang secara material tidak bisa dibuktikan, tidak bisa diakui sebagai kebenaran. Maka dari itu, tujuan hidup ini adalah mencari kesenangan tanpa memperhatikan baik dan buruk. Prinsip orang materialis, selama itu menyenangkan lakukan saja mumpung belum mati. Mereka juga pesimis, Jika manusia mau hidup dalam kebaikan silahkan, mau hidup dalam keburukan silahkan, hal itu menjadi pilihan hidup seseorang, dengan pertimbangan bahwa ujung hidup itu mati dan tidak hidup kembali.

Berdasarkan pada panduan Al-Qur’an baik dan buruk itu berbeda. Apa perbedaannya? Dijelaskan bahwa setiap keburukan dibalas dengan keburukan dan setiap kebaikan dibalas kebaikan. Maka jika hidup ini terbelah dua yaitu hidup di dunia dan hidup setelah kematian. Dua dunia ini memiliki pola sebab akibat, yaitu kehidupan dunia menjadi sebab kehidupan setelah kematian. Jika kehidupan dunia buruk maka hidup setelah matinya adalah buruk. Orang-orang terbaik itu adalah mereka yang mati dalam kebaikan, sehingga setelah kematiannya akan mendapatkan hidup yang baik. Wallahu’alam.

(Master Trainer Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment