Saturday, August 1, 2020

TIDAK BERANI MAKAN DIKANTIN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Sahabat sekalian, kita lanjutkan obrolan tempo hari dengan entrepreneur plus birokrat sukses dari kota Tauco. Beliau adalah salah satu konglomerat dari kota Tauco yang sangat religius. Ide-idenya dalam mengembangkan bisnis tidak lepas dari ajaran moral agama yang dianutnya.

Tulisan ini masih tetap bersumber pada hasil obrolan selama kurang lebih tiga jam. Saya rekam ide-ide langit Beliau agar dapat kita jadikan sebagai teladan hidup sukses di dunia dan akhirat. Mengapa saya sebut ide-ide langit karena kiat-kiat hidup suksesnya berdasar pada ajaran ajaran moral agama Islam yang dianutnya.

Pesan orang tua Beliau bahwa harus memberi makan minimal lima mulut setiap hari telah menjadi karakter. Pesan atau nasehat orang tua ini benar-benar telah menjadi bagian dari gaya hidup. Seperti orang sakit minum obat sehari tiga kali, jika tidak meminumnya badan terasa tidak sehat.

Ketika nasehat orang tua untuk memberi makan lima mulut setiap hari, nasehat ini punya dua kekuatan besar ketika dilaksanakan. Pertama pesan memberi makan lima mulut setiap hari adalah bagian dari perintah Allah sebagaimana Rasulullah bersabda, “sedekah terbaik adalah sedekah dalam jumlah kecil tetapi berkesinambungan”. Para filsuf mengatakan bahwa bumi dan langit diciptakan untuk memberi. Alam semesta pada dasarnya mereka tercipta untuk memberi. Air, tanah, udara, mereka adalah makhluk Allah yang tugasnya setiap hari memberi.

Nasihat orang tua kepada anak untuk selalu memberi makan lima mulut setiap hari adalah perintah langit. Perintah ini sesuai dengan prinsip penciptaan alam semesta. Memberi juga menjadi sifat Allah yang digambarkan sebagai Maha Rohman dan Rohim.

Ketika seseorang melaksanakan perintah orang tua bagaimana pun kondisinya dia tidak akan dirugikan karena berbakti pada orang tua adalah bagian dari ketaatan kepada Allah. Jika nasihat orang tua mengacu kepada perbuatan yang diperintahkan Allah, maka ada dua keutamaan yang akan didapatkan yaitu taat pada orang tua sebagai perintah Allah, dan taat pada perintah Allah. Maka pahala terbesar manusia adalah ketika mereka mampu menjaga nasihat-nasihat orang tua yang bersumber pada ajaran-ajaran agama. Dia sedang membangun keejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat.   

Untuk menjaga nasihat orang tua, Beliau tidak pernah berani makan dikantin jika di kantong tidak tersedia uang untuk lima porsi makan. Lebih baik makan di rumah jika makan di kantin tidak mampu memberi makan lima mulut. Teknik memberi makan lima mulut dikantin pun dilakukan secara diam-diam. Ketika semua pegawai makan bersama di kantin, Beliau akan menghabiskan makanannya lebih dahulu dan langsung menuju kasir. Lalu Beliau menunjuk beberapa orang teman yang makan siangnya telah dibayar. Ibu kantin hanya akan menyampaikan pesan kepada temannya bahwa makan siangnya telah dibayarkan. Kebiasaan ini terus dilakukan berulang-ulang hingga menjadi karakter.

Ini adalah karakter manusia beragama yang mensejahterakan dirinya dan orang lain. Menurut  ahli DNA dari Jepang, Kazuo Murakami (2015, hlm. 87), “orang bijak yang benar-benar memikirkan keuntungan untuk dirinya akan lebih menentingkan keuntungan untuk orang lain dibandingkan keuntungan untuk dirinya”. Wallahu ‘alam. To be continue… 

No comments:

Post a Comment