Friday, August 14, 2020

MANUSIA TERPILIH

 OLEH: Muhammad Plato

“Orang-orang yang berinteraksi dengan Al-Qur’an mereka termasuk orang terpilih. Ciri  mereka yang telah berinteraksi dengan Al-Qur’an dilihat dari adabnya” (Adi Hidayat). Pendapat ini didasari oleh keterangan dari Al-Qur’an sebagai berikut:

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (Fathir, 35:32)

Infromasi ayat di atas mengabarkan bahwa orang yang memelajari Al-Qur’an, mulai dari membaca dalam bahasa Arab, belajar tajwij, menghafal, memahami terjemah, menafsir dari asal usul turunnya Al-Qur’an, atau berdasar hadis dan ilmu, mereka tergolong pada orang-orang terpilih. 

Orang-orang terpilih yang diwarisi kitab suci Al-Qur’an oleh Allah dapat digolongkan pada tiga kelompok. Pertama, kelompok yang “menganiaya diri sendiri” (dolimullinafsih). Kelompok ini termasuk golongan para sufi yang mengasingkan diri dari kehidupan dunia agar terhindar dari sifat-sifat buruk karena gemerlapnya dunia. Material adalah inti dari kehidupan dunia. Alam materi membuat hidup manusia terikat dan ketergantungan. Mengasingkan diri dari kehidupan dunia adalah upaya membebaskan dan menyucikan jiwa. Bagi kelompok ini, kehidupan terbaik adalah menghindari dunia materi untuk mendapatkan kesejahteraan di akhirat.

Kedua, kelompok pertengahan (muktasid). Kelompok ini adalah golongan yang menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Mereka mengatur kehidupan di alam materi untuk mensejahterakan kehidupannya di dunia dan juga akhirat. Kelompok ini orientasi hidupnya menginginkan kehidupan sejahtera di dunia dan akhirat.

Ketiga, kelompok yang berani berkorban untuk membela kebenaran demi mendapat kehidupan akhirat (sabiqubilkhoir). Orang-orang ini tidak menghindari kehidupan di dunia materi, tetapi menggunakan dunia materi untuk mensejahterakan kehidupan makhluk lain demi kesejahteraan hidupnya di akhirat. Kelompok ini mengelola dunia bukan untuk dimilikinya tetapi sepenuhnya dikorbankan untuk kepentingan orang banyak.

Orang-orang yang terpilih mewarisi Al-Qur’an mereka terbagi menjadi tiga golongan ini. Jika kita analogikan tiga golongan ini dapat kita identifikasi dari ulama sufi, ulama ilmuwan, dan ulama para pemimpin termasuk guru. Para pemimpin dan guru bertugas mensejahterakan umat manusia agar menggunakan kekuasaannya untuk menguasai dan mengelola materi untuk mensejahterakan manusia dan membatasi untuk kehidupan dirinya sendiri.

Para pemimpin dan guru adalah golongan orang-orang yang mendahulukan kesejahteraan orang lain dari pada kesejahteraan untuk dirinya di dunia. Bagi para pemimpin dan guru orientasi hidupnya lebih besar untuk akhirat dan diraihnya dengan cara mengorbankan jiwa dan hartanya untuk kesejahteraan orang lain guna mendapatkan kesejahteraan akhirat.

Ketiga golongan yang digambarkan dalam Al-Qur’an adalah golongan terpilih yang memilih cara-cara hidupnya dengan izin Allah. Mereka adalah generasi Al-Qur’an yang hidupnya bersandar kepada Al-Qur’an dengan keyakinannya masing-masing. Ada di golongan mana Anda, hanya Anda dan Allah yang tahu. Wallahu’alam.  

No comments:

Post a Comment