Saturday, August 1, 2020

TIAP AKHIR PEKAN BUAT JEMBATAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Kita lanjutkan ngobrol bersama orang nomor satu di pabrik pencetak manusia di kota Tauco. Saya hobi menulis dan senang menulis kisah siapa saja yang memiliki kisah hidup sukses di atas jalan-jalan kebenaran. Bagi saya menulis kisah teladan seseorang yang inspiratif bagi umat manusia adalah sedekah. Nyatanya setiap orang sukses di belahan bumi manapun selalu berada di jalan-jalan kebenaran yang ditetapkan Allah. Saya tidak berkuasa, mengapa bisa menulis tokoh ini beberapa artikel dengan lancar, semua berada di atas kehendak Allah. Baik kita lanjutkan ceritanya.

Beliau bercerita selama masih usia muda selalu menyempatkan diri untuk berolah raga jalan kaki. Beliau selalu olah raga jalan kaki menyusuri kampung-kampung yang indah, dihiasi dengan pematang-pematang sawah dan kebun melewati rumah-rumah warga. Olah raga menyusuri jalan-jalan setapak di kampung-kampung terasa menyegarkan tubuh dan sekaligus berkomunikasi, menyambung dan menjaga silaturahmi dengan warga.

Menyehatkan tubuh bukan hanya dengan olah raga tetapi harus dibarengi dengan menyambung tali silaturahmi. Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda, “silaturahmi memanjangkan umur”. Artinya silaturahmi dapat menyehatkan tubuh, karena orang yang panjang umur berarti tubuhnya sehat.

Sambil olah raga jalan kaki ke kampung-kampung, Beliau selalu memperhatikan bagaimana warga beraktivitas. Beliau melihat ketika melewati jalan setapak selalu terpotong oleh selokan-selokan kecil tanpa jembatan. Untuk melewatinya orang-orang tua atau muda harus melompat. Ada juga warga yang berinisiatif membuat jembatan sederhana dari anyaman bambu sederhana. Ada juga yang membuat hanya dengan sebatang kayu disandarkan seadanya. Hingga orang-orang yang melewatinya harus seperti pemain akrobat menjaga keseimbangan agar tidak jatuh ke selokan.

Dengan mengamati aktivitas warga tersebut, dalam hati Beliau terbersit untuk membantu meringankan kesulitan warga dengan membuat jembatan sederhana dari bahan tembok permanen. Beliau menghubungi pemeritah RT setempat untuk menawarkan pembuatan jembatan kecil agar jembatan kecil itu nyaman dan mudah dilalui oleh siapa saja. Panjangnya hanya satu meter atau satu setengah meter, tapi jika jembatan dibuat nyaman akan sangat bermanfaat bagi warga yang melewatinya. Dengan menyumbangkan pasir, batu, batu bata, dan besi, Beliau serahkan bantuan itu kepada warga setempat untuk membuatnya.

Bagi Beliau membuat jembatan yang panjangnya satu meter, nilai rupiahnya tidak seberapa tetapi hasilnya sangat bermanfaat bagi warga. Apa lagi jalan itu dilalui warga setiap hari, pahala akan sangat belipat ganda dan bisa jadi amal jariah yang akan tetap mangalir sampai akhirat. Jika setiap hari ada 100 orang melewati jembatan kecil tersebut, maka setiap hari kita menuai pahala kebaikan dari jembatan kecil tersebut. Selama jembatan kecil itu ada dan tidak rusak dalam jangka waktu lama kita akan mendapatkan kebaikannya.

Menurut saya, ide kecil ini cukup cemerlang dan sangat mengandung filosofi hidup tinggi. Bisa jadi jembatan kecil ini akan jadi sarana melewati jembatan sirotol mustakim dengan mudah di akhirat kelak. inilah karakter muslim rahmatan lil alamin.  

Dari ide kecil ini, akhirnya menjadi kebiasaan Beliau setiap akhir pekan. Setiap olah raga sambil jalan-jalan menyusuri kampung, dimana ketemu selokan kecil tanpa jembatan, Beliau selalu menawarkan pembuatan jembatan kepada warga. Kegiatan olah raga rutin menjadi kegiatan rutin mencari jembatan-jembatan kecil yang terputus untuk disambungkan dengan membuat jembatan kecil baru. Kebiasaannya memberi makan lima mulut setiap hari bertambah menjadi membuat jembatan kecil untuk lalu lintas warga kampung.

Kata beliau, "selalu ada ide untuk berbuat kebaikan sekalipun dengan hal-hal kecil". Kegiatan ini terhenti karena seiring dengan usia yang terus bertambah dan tidak mampu lagi melakukan perjalanan jarak jauh. Tetapi langkah kecil ini pernah dia lakukan hanya karena ingin hidup bermanfaat bagi orang lain, sekalipun dengan membangun jembatan-jembatan kecil.  

Allah tidak mengukur peemberian seseorang dari besar dan kecilnya tapi dari niat-niat dan keikhlasannya. “Semoga langkah-langkah kecil ini bermanfaat bagi kehidupan saya di dunia dan akhirat kelak”, kata Beliau.  Berbuat baiklah untuk orang banyak sesuai dengan kemampuan, karena pada dasarnya Allah telah memberi kemampuan kepada semua manusia untuk berbuat baik dengan harta-harta yang dimilikinya.

Tidak ada satu manusia pun yang lahir ke muka bumi dengan tidak dibekali harta oleh Allah swt. Harta yang paling besar dan tak ternilai harganya adalah anggota tubuh kita. Seterbatas apapun anggota tubuh kita, jika Allah masih memberi ruh kehidupan, maka tubuh kita bisa digunakan untuk berbuat kebaikan. Minimalnya dengan tidak berbuat keji dan munkar sebagai mana Allah perintahkan kepada orang-orang yang shalat. Wallahu’alam…to be continue… 

No comments:

Post a Comment