Wednesday, February 14, 2024

PENGERTIAN RASIONAL?

Oleh: Muhammad Plato

Rasionalitas selalu dianggap bertentangan dengan ajaran agama, padahal rasionalitas lahir dari fungsi otak yang dimiliki oleh setiap otak manusia. Struktur dan fungsi otak manusia semuanya sama. Tulang tengkorak dan berisi otak kurang lebih 1,4 kg. Jadi setiap manusia pasti punya desain otak yang sama.

Pertanyaan mengapa terjadi perbedaan pendapat hingga menjadi sebab terbentuknya kelompok-kelompok yang seolah-olah otak manusia dengan yang satu menjadi berbeda? Perbedaan pandangan antara kelompok agama terjadi karena pemahaman dalam kata "rasional". Kata rasional selalu dialamatkan kepada kelompok anti agama, seolah-olah orang beragama tidak rasional. 

Padahal jika kita pelajari struktur dan fungsi otak tidak ada satu pun manusia yang tidak berpikir rasional. Jadi apa sebab terjadi perbedaan pendapat pada manusia sehingga saling tuduh, saling curiga, hanya gara-gara kata "rasional". 

Pengertian rasional berdasar sumber dari beberapa kamus, pengertian yang mudah dipahami, rasional adalah pernyataan "berdasarkan alasan atau sesuai dengan alasan". Dua pengertian ini kita bisa jadikan kesepakatan bahwa yang namanya rasional berkaitan dengan "alasan". Sesuatu yang rasional artinya harus memiliki alasan.

Alasan dikemukakan oleh seseorang berdasarkan pengetahuan yang ada dalam memorinya. Jika seseorang mengatakan bumi itu bulat dengan memberikan bukti pengetahuan yang dimilikinya, akan dikatakan rasional oleh orang lain yang telah memiliki persamaan pengetahuan sebagai alasan. Sebaliknya akan dikatakan tidak rasional oleh orang yang punya alasan pengetahuan bahwa bumi datar. 

Perbedaan pendapat rasional atau tidak rasional berdasarkan pada perbedaan pengetahuan sebagai alasannya. Perbedaan pendapat antara pemeluk agama sering terjadi karena perbedaan pengetahuan sebagai alasan pendapatnya. Demikian juga perbedaan pendapat antara ilmuwan dengan agamawan terjadi karena perbedaan pengetahuan sebagai alasan yang mendasarinya.

Perbedaan pendapat akan meruncing ketika orang atau kelompok mempertahankan pendapatnya karena saling merasa benar. Perbedaan pendapat yang meruncing sampai terjadi pertikaian didasari oleh sifat yang dimiliki manusia yaitu berkuasa. Sifat berkuasa atau keakuan dimiliki manusia sebagai sifat dasar kemanusiaan. Sifat manusia dijelaskan dalam Al Quran.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir (Al Baqarah, 2;34). 

Adam (manusia) diberi potensi berkuasa, namun selain itu ada potensi pada manusia untuk saling menolak kekuasaan satu sama lain. Hal ini diawali dari perbedaan pendapat, saling berdebat, untuk mengemukakan pendapat dibarengi dengan keinginan berkuasa. Hanya orang-orang yang mengikuti petunjuk Tuhan, dia akan menjadi juru damai diantara sesama manusia.   

Kunci dari rasionalitas adalah pernyataan memiliki alasan. Berkaitan dengan alasan yang dimiliki seseorang tergantung pada pengetahuan yang dimiliki. Di masyarakat kebanyakan orang-orang beralasan berdasar pada pengetahuan yang dilihat atau pengalaman (empiris). Sebagian kecil masyarakat beralasan berdasarkan apa yang dibaca. Sebagian kecil lagi, masyarakat beralasan menggunakan pengetahuan agama. 

Kesimpulannya semua orang berpikir rasional, hanya dalam beralasan mereka memiliki pengetahuan masing-masing sesuai dengan cara-cara mereka dan dari mana mereka mendapatkan pengetahuan. Perbedaan pendapat sudah pasti terjadi. Konflik terjadi, bersumber karena manusia pada dasarnya memiliki nafsu berkuasa.***

 


No comments:

Post a Comment