Friday, May 19, 2017

BERPIKIR… BERPIKIR.... BERPIKIR… 63 KALI!!!


OLEH
MUHAMMAD PLATO

Berpikir adalah perintah yang diulang-ulang Allah sampai 63 kali di dalam Al-Qur’an. Salah satunya Allah berfirman. “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (Al Baqarah, 2:44).

Seharusnya semua ulama berfatwa berpikir hukumnya wajib bagi setiap orang beriman. Namun demikian kata Kiai Haji Fahmi Basya (KHFB) “otak kuman” tidak akan paham bahwa berpikir itu wajib. Untuk itu saya coba bantu agar otak kita tidak seperti kuman yang ada di kepala manusia dan menganggap kepala manusia datar.

Berdasarkan kajian dari berbagai sumber tentang fungsi otak disimpulkan bahwa BERPIKIR memiliki makna kata kerja MENGHUBUNGKAN. Pola dasar yang dilakukan dalam menghubungkan data, fakta, atau konsep dalam otak adalah dengan pola sebab-akibat. Dasar pola pikir hubungan sebab-akibat diambil dari keterangan dalam Al-qur’an bahwa segala sesuatu ada, pasti ada awal (sebab) dan akhirnya (akibat). “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Al hadiid, 57:3).

Setiap hari orang-orang berpikir dengan pola hubungan sebab akibat. Jadi kalau ada orang melarang tidak boleh menggunakan pikiran dalam memahami Al-Qur’an, bisa jadi dia otak kuman, karena berpikir adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Kalau ada orang mengatakan iman itu pakai hati bukan pakai pikiran, otak kuman juga dia, kerena dia melarang-larang sesuatu yang Allah perintahkan. Hehe….

Para ahli psikologi pendidikan yang kebanyakan dari golongan tidak percaya Tuhan, mengatakan bahwa berpikir telah jadi ketentuan, naluri, potensi, yang dimiliki oleh setiap manusia. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa manusia adalah makhluk berpikir. Masuk akal jika dikatakan bahwa kelebihan eksistensi manusia dari makhluk lain adalah karena manusia BERPIKIR. Mereka yang tidak kenal Tuhan, bisa menemukan manusia makhluk berpikir, ini yang kenal Tuhan tidak, padahal punya kitab suci yang memerintahkan berpikir berulang-ulang. Sampai kapan mau jadi kuman?

Jika seluruh aktivitas manusia dimulai dengan kegiatan berpikir pola sebab akibat, maka tidak ada manusia yang tidak berpikir sebab akibat. Sekualitas apapun manusia, dia pasti berpikir sebab akibat. Nabi Adam, Nabi Muhammad saw, para sahabat, ulama, ilmuwan, Muslim, Yahudi, Nasrani, Zoroaster, Konghucu, Hindu, Budha, Atheis, semua berpikir dengan pola sebab akibat. Dengan berpikir sebab akibatlah manusia bisa memahami eksistensi siapa Tuhannya. Nabi Ibrahim adalah contoh pemikir yang bisa menemukan eksintensi Tuhannya.  

Maka ditegaskan lagi, jika ada orang, siapa pun, melarang memahami kitab suci (Al-Qur’an), hadist, dengan pikiran (logika), dia telah menentang sesuatu yang dikehendaki Tuhan. Menghujat pemikir dengan kaum sesat, zindiq, ahli neraka, sedangkan dirinya setiap hari berpikir, dialah the real otak kuman hehehe….. Semoga Allah mengampuni dan memberi hidayah kepada nya.

Apakah tidak sadar? Setiap hari kita mengambil keputusan dengan menggunakan logika sebab akibat. Orang-orang yang dekat dengan Tuhan, mereka menjadikan masalah sebagai sebab untuk dekat dengan Tuhan dengan mendirikan shalat, sedekah, puasa, dan dzikir. Pilihan melakukan shalat, sedekah, puasa, dzikir adalah akibat dari sebab masalah yang mereka hadapi. Mengapa mereka pilih shalat, sedekah, puasa, dzikir, untuk selesaikan masalah? Karena itulah pengetahuan yang mereka miliki sebagai petunjuk dari Tuhan. Jika pengetahuan yang muncul selesaikan masalah dengan narkoba, maka masalah itu akan membawa mereka menjadi pengguna narkoba. Semua masalah diselesaikan dengan pengetahuan yang diolah dengan bantuan logika (berpikir sebab akibat), kemampuan yang dimiliki setiap otak manusia.

Dan setiap saat pengetahuan diilhamkan ke dalam pikiran kita oleh Tuhan. Jika yang diilhamkan kebajikan maka jadilah karakter baik, jika yang diilhamkan kefasikan jadilah karakter buruk. Baik dan buruknya ilham yang kita terima dari Tuhan, tergantung pada usaha dan kebiasaan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita berkubang dalam jalan yang tidak dikehendaki Tuhan, maka kecenderungan yang diilhamkan oleh Tuhan adalah jalan kefasikkan. Jika setiap hari kita kita akses pengetahuan dengan membaca kitab suci, maka Tuhan akan senantiasa ilhamkan kebajikan kedalam pikiran kita.

SAHABAT SEJATINYA TERCIPTA KARENA KESAMAAN PRINSIP BUKAN KEDEKATAN
 Agar kita diilhamkan kebajikan, maka bacalah, galilah, segala pengetahuan dari kitab suci Al-Qur’an. Alqur’an itu isinya 1000 persen pengetahuan. Kalau baca Al-Qur’an lalu pengetahuannya tidak masuk ke dalam otak, pikiran kita, maka jadilah otak kuman hehehe….tidak ada pengetahuan dari Alqur’an yang bisa diproses. “Hari gini masih bodoh”, begitu kata KHFB.  

Mohon maaf jangan tersinggung dengan tulisan saya, karena semua yang saya katakan akan kembali kepada saya hehe…peace! Niatnya, semoga apa yang saya sampaikan menjadi hidayah bagi kita semua. Sesungguhnya kehidupan ini tidak ada yang buruk, bagi orang-orang yang berpikir dengan petunjuk Tuhan, kecuali otak kuman, up! Astagfirullahaladzim… Marilah dengan gegap gempita kita berpikir menurut petunjuk Tuhan. Wallahu ‘alam.

(Penulis Master Trainer @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment