Sunday, September 22, 2019

MENCARI RIDHA ALLAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Salam hormat untuk Prof. Dr. Ika Rochjatun Sastrahidayat, guru Besar universitas Brawijaya. Saya menonton penjelasan Bapak melalui tayangan youtube. Saya mendapat inspirasi dari penjelasan Bapak dan saya beriman kepada dalil-dalil yang bapak sampaikan. Menurut pendapat saya, Bapak benar karena apa yang Bapak sampaikan adalah Al-Qur’an. Bapak juga tidak mengklaim sebagai pemilik kebenaran, tetapi hanya menyampaikan kebenaran. Izinkan saya mengulas, apa yang Bapak sampaikan melalui tulisan.

Secara ekplisit Allah menjelaskan siapa orang-orang yang akan mendapat ridha-Nya. Ayat ini sudah saya baca berkali-kali, baru kali ini saya sadar bahwa ini ayat luar biasa. Jika kita memahami dan menghayati ayat ini, bangsa Indonesia akan bangkit menjadi bangsa besar dan menjadi pemimpin dunia.


Masalah besar bangsa kita adalah di sekitar ridha Allah. Permasalahan kemiskinan, korupsi, kesehatan, pencemaran, dan lemahnya sumber daya manusia, bersumber pada  minimnya manusia-manusia yang diridhai Allah. Berikut saya rekam dari penjelasan Profesor, siapa orang-orang yang diridhai Allah.

BERKORBAN

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (Al Baqarah, 2:207). Isinya jelas, orang-orang yang diridhai Allah adalah yang berkorban.

BERINFAK

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (Al Baqarah, 2:265).

MENDATANGI BAITULLAH

“…dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya…” (Al Maidah, 5:2)

BERPEGANG PADA AL-QUR’AN

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Al Maidah, 6:52). Singkirkan kitab-kitab lain, karena dengan kitab Allah orang-orang akan mendapatkan keridhaan-Nya. Jika sudah jelas di dalam Al-Qur’an kita dapat kebenaran, maka pegang kitab itu dan abaikan kitab lain. Syiah dan Sunni saling serang karena hadis.

BERJIHAD

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al ‘Ankabuut, 29:69). Berjihad adalah berbuat kebaikan dengan jiwa dan raga.

MENYERU KEMBALI PADA TUHAN

“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang dzalim”. (Al An’aam, 6:52).

RIDA PADA PEMBERIAN ALLAH

"Jika mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (At Taubah, 9:59). Implementasi dari ayat ini adalah bersyukur.

MEMBERI KEPADA KERABAT DAN FAKIR MISKIN

Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung. (Ar ruum, 30:38).

RIDA KEMBALI PADA ALLAH

“Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya”. (Al Fajr, 89:28). Jiwa berbeda dengan ruh, nafs, qalbu. Kita harus berjuang menjadi jiwa yang terpanggil kepada ilahi.
Demikian saya jelaskan apa yang dijelaskan oleh Prof Ika. Semoga bermanfaat dan Allah membimbing kita selalu berada di dalam rida Allah.

Penjelasan penulis, semua yang dijelaskan oleh Prof. Ika adalah bagian dari implementasi shalat. Sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an, orang-orang yang shalat tidak berbuat keji dan munkar. “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Ankabuut, 29:45).  Orang-orang yang tidak keji dan munkar adalah mereka yang disampaikan oleh Prof. IRS dari Al-Qur’an memiliki sembilan kriteria. Wallahu’alam.

(Penulis Master Trainer Logika Tuhan) 

No comments:

Post a Comment