Sunday, January 10, 2021

SIAPA BERMENTAL INFERIOR?

 OLEH: MUHAMMAD PLATO

Keberhasilan pertama dari negara-negara Superior adalah merasa dirinya sebagai bangsa superior. Mentalitas ini sekalipun mereka miliki secara berlebihan tetapi dengan kolektif memori mereka sebagai superior dari waktu ke waktu mereka selalu menjadi pengendali dunia dan bahan perbincangan dunia. Mental superior telah membangun kepercayaan pada diri sendiri dan selalu memotivasi untuk menjadi bangsa terbaik di muka bumi.

Bagi siapapun membaca Al-Qur’an, Allah mengajarkan kepada umat manusia untuk menjadi umat Superior. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (Ali Imran, 03:110).

Mental superior selalu membicarakan rencana-rencana bukan hanya untuk dirinya dan kelompok, tetapi untuk umat manusia. Mental superior selalu mengambil langkah-langkah kecil untuk mewujudkan mimpi besarnya. Mental superior selalu bertekad kuat apa yang direncanakannya harus bisa diwujudkan.

Sebaliknya, mental ninferior dimiliki oleh orang yang selalu membaca rencana besar orang lain, dan tidak pernah punya rencana besar.  Mental inferior dimiliki oleh bangsa yang selalu membaca rencana besar bangsa-bangsa lain. Mental inferior selalu merasa dirinya menjadi objek dari rencana besar orang lain. Pembicaraannya selalu terkait rencana-rencana besar orang atau bangsa lain.

Mental inferior selalu merasa menjadi objek rencana besar orang atau bangsa lain, hingga hidupnya menjadi tidak tenang karena merasa dikendalikan, dibyang-bayangi, dan terancam oleh rencana-rencana besar orang atau bangsa lain. Mental inferior menjadi sebab sebuah bangsa tumbuh menjadi bangsa busa yang mudah terhempas karena terpaan air selokan.

Bangsa-bangsa inferior selalu menulis dalam sejarahnya bahwa penyebab penjajahan adalah adu domba yang dilakukan oleh bangsa superior. Sejarah bangsa ditulis untuk mengutuk dan menghujat bangsa-bangsa superior yang telah menjajahnya. Sementara bangsa Superior menulis sejarah untuk membangun kebanggaan pada generasi penerusnya sebagai bangsa untuk melanjutkan superioritasnya di muka bumi. Bangsa Inferior sibuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan bangsa lain sebagai dasar untuk dihina, dibenci, dan dicaci maki. Sementara bangsa Superior sibuk mencari kelemahan-kelemahan bangsa inferior untuk dikuasai, diduduki, dan dikendalikan.

Jika Allah memerintahkan kita untuk menjadi bangsa Superior, mengapa kita tidak membicarakan rencana-rencana besar kita dan bangsa ini untuk menguasai dunia? Mengapa kita harus larut dengan rencana-rencana besar orang lain atau bangsa lain? Jika bangsa lain berencana menguasai dunia, bangs akita harus punya rencana besar untuk menguasai dunia. Sikap dan mentar superior sebagai Allah ajarkan harus terpelihara dan menjadi kolektif memori bangsa. Rencana besar bangsa untuk dunia harus jadi obrolan masyarakat di warung kopi, kendaraan umum, diskusi ilmiah, pengembangan teknologi, dan penelitian-penelitian.

Tanda mental inferior pembicaraannya hanya membaca ancaman-ancaman besar dari luar seperti ancaman dajjal, elit global, zionisme, dan iluminati.  Hasil dari pembicaraannya adalah kecewa, rasa takut, curiga, permusuhan, rasa tak berdaya, dan putus asa. Pembicaraan tentang ancaman dajjal, elit global, zionisme, iluminati, terus disebar luaskan melalui media informasi dan dibahas oleh orang-orang mulai tukang beca sampai ilmuwan dan agamawan. Berita-berita horor ini terus disebarluaskan sampai masuk alam bawah sadar sebuah bangsa, hingga pikiran manusia-manusia yang ada dalam bangsa itu menjadi tawanan dan tertekan hingga masuk menjadi bangsa bermental inferior. Inilah penjajahan mental secara halus terus-menerus terjadi pada manusia-manusia yang sudah kadung bermental inferior.

Saatnya kita tampil sebagai manusia, bangsa dengan rencana-rencana besar untuk kehidupan manusia di dunia. Di bawah bimbingan Tuhan Yang Esa, rencana besar itu adalah mempersatukan seluruh dunia untuk menyembah satu Tuhan yaitu Allah swt. Rencana besar ini pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan konsep Bhineka Tunggal Ika. Konsep Bhineka Tunggal Ika bukan hanya untuk kehidupan berbangsa bernegara dalam suatu wilayah bangsa, tetapi untuk mempersatukan kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Sumpah Palapa bukan untuk mempersatukan manusia dalam satu negara, tetapi untuk mempersatukan negara-negara di dunia. Inilah dasar historis dan religius rencana besar bangsa Indonesia yang harus jadi kolektif memori bangsa untuk menjadi bangsa Superior. Dimana ini harus diajarkan? Di sekolah.

“Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat”.  (Huud, 11:118). Inilah usaha mental yang harus kita bangun dari bangsa ini. Jika kita beriman kepada Allah, kita harus bermental Superior. Wallahu’alam.

No comments:

Post a Comment