Friday, January 1, 2021

SUKARNO DAN PIKIRAN GLOBAL ISLAM

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Sukarno adalah sosok pribadi unik. Dalam dirinya mengalir darah seorang seniman, nasionalis, sosialis, agamis, dan melankolis. Hanya satu yang tidak dimiliki, yaitu dia bukan seorang kapitalis atau komunis. Sukarno adalah sosok multitalenta dan cocok dikatakan sebagai sosok berkarater entrepreneur sebagai teladan anak-anak muda di abad ke-21. Mewakili seorang muslim Sukarno layak dijadikan sebagai salah satu tokoh pemikir atau cendekiawan muslim berpengaruh di dunia. Pemikiran-pemikiran Sukarno yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis shahih dapat membuka peradaban umat Islam di Indonesia dan dunia.

Keberanian Sukarno dalam beragama Islam adalah manafsir Al-Qur’an melalui pintu ijtihad. Bagi Sukarno ajaran Islam membawa misi kepada penganutnya untuk menjadi umat yang satu dalam satu naungan satu Tuhan. Revolusi yang dilakukan Nabi Muhammad saw adalah membalikkan keyakinan masyarakat dari banyak Tuhan (Politeis) kembali ke keyakinan agama Ibrahim AS, yaitu agama satu Tuhan (Monoteis).

Arifin, (2017, hlm. 33), menjelaskan Islam sebagai ajaran global (universal) diperkenalkan oleh Sukarno pada saat sidang umum PBB ke-15 tanggal 30 September 1960. Sukarno tampil dengan didampingi ajudan, sekalipun melanggar protokoler sidang PBB. Namun Sukarno tidak mau dikekang, ekpresif, dan kontroversial, penampilan Sukarno dengan ajudan membuat sidang menjadi heboh. Di tengah kehebohan itu, Sukarno menggugat tatanan dunia yang hanya terpolarisasi menjadi dua pandangan ideologi kapitalis dan komunis. Lalu Sukarno mengeluarkan isi pidato dengan mengutif ayat Al-Qur’an:

“Hai, sekalian manusia, sesunguhnya Aku telah menjadikan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, sehingga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu sekalian kenal mengenal satu sama lain. Bahwasanya yang lebih mulia di antara kamu sekalian, ialah yang lebih takwa kepada Ku. (Al Hujurat, 49:13).  

Inilah ajaran global dari Islam. Mengajarkan tentang adanya perbedaan suku dan bangsa, namun memerintahkan hidup berdampingan tanpa saling menindas. Kolonialisme dan imperialisme sangat bertentangan ajaran Islam. Imperialisme dan kolonialisme adalah ajaran penindasan terhadap suku dan bangsa dengan membawa kebencian dan merendahkan umat manusia satu sama lain. Islam mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak terletak pada suku, bangsa, atau keturunan, melainkan pada ketaatannya (ketakwaan) kepada satu Tuhan. Jadi siapapun manusianya, dari manapun suku dan bangsanya, semua berkedudukan sama. Manusia apapun warnanya, dan bagaimanpun rupanya, dia hanya seongok daging dan tulang, tidak ada bedanya dengan binatang. Namun ketaatan manusia kepada intisari ajaran-ajaran Tuhan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial adalah kemuliaan bagi manusia, siapapun manusianya.  

Sukarno memperkenalkan Pancasila sebagai ideologi alternatif dunia yang sudah terpecah menjadi golongan kapitalis dan komunis. Pancasila adalah buah ijtihad Sukarno para ulama serta tokoh bangsa dalam memahami ajaran-ajaran Islam dari dalam Al-Qur’an. Melalui ijtihadnya Sukarno berhasil memperkenalkan Islam di pentas dunia sebagai ideologi alternatif di saat dunia terjebak konflik oleh kehadiran kapitalis dan komunis.

Globalisasi infromasi melalui teknologi adalah implementasi dari “lita ‘arafu” dalam arti kata perintah saling mengenal yang dikabarkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13. Tanpa melihat siapa yang menciptakan teknologinya, Islam menaungi seluruh pemikiran baik yang dikemukakan oleh umat manusia. To Build The World A New Order sesungguhnya ijtihad Sukarno dalam memperkenalkan ajaran Islam di tataran dunia global.

Dalam memahami ajaran global dari Al-Qur’an, Sukarno mengungkapkan “never leave history” sebagaimana Abraham Lincoln berkata “one can not escape from history”. Tidak ada satu orang manusia pun yang dapat lari dari hukum sejarah. Siapa berbuat jahat dia akan menerima kejahatan itu, dan siapa berbuat baik dia akan menerima kebaikan itu, itulah hukum sejarah. Kisah Fir'aun yang disisakan tubuhnya oleh Allah dapatlah kiranya ini pesan dari Allah di dalam Al-Qur’an bahwa sejarah memiliki peranan penting dalam hidup manusia agar manusia dapat memahami hukum-hukum global kehidupan yang berlaku sejak dahulu sampai sekarang sebagai pelajaran.

Ijthad menjadi pintu gerbang bagi manusia yang mau belajar dari Sejarah sebagaimana diperingatkan di dalam Al-Qur’an. “Sesunguhnya dalam kisah-kisah (sejarah) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang memiliki akal (Yusuf, 12:111). Sekitar dua pertiga isi Al-Qur’an disajikan dalam bentuk kisah. (Arifin, 2017, hlm. 53). Keberadaan akal manusia sebagai alat berijtihad menjadi kunci yang berperan bagi kehidupan manusia yang mau belajar dari sejarah. Dan melalui pintu ijtihad Al-Qur’an akan terus menjiwai pikiran zaman.  Melalui pintu ijtihad Al-Qur’an akan tetap menjadi hati dan pikiran umat Islam dan umat manusia di seluruh penjuru dunia. Wallahu’alam.

2 comments:

  1. Al-Qur'an sebagai pedoman/petunjuk tidak diragukan lagi. Barokalloh...

    ReplyDelete
  2. alhamdulillah semoga bermanfaat yan om sidiq

    ReplyDelete