Saturday, December 9, 2023

MENGAPA ISRAEL KONTROL BERITA?

OELH: MUHAMMAD PLATO

Hati-hati hidup di abad 21, betapa banyaknya informasi yang beredar antar yang benar dan bohong sangat sulit membedakan. Bahkan, saking banyaknya informasi kita tidak dapat memilah mana berita benar dan mana berita bohong. Lembaga-lembaga penyiaran resmi pun kini tidak dapat kita percaya 100%. Mereka ada pemiliknya dan punya visi dan misi berdasarkan ideologinya. 

Di muka bumi ini ada karakter orang yang suka mengonsumsi berita bohong. Karakter ini sudah dikisahkan sejak zaman dahulu, dan akan tetap ada hingga sekarang.  

"Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Al Maidah ayat 41).

kekuatan manusia beriman ketika bersatu menyembah kepada yang satu.

Dalam situasi perang berita sangat penting. Kondisi mental dan fisik tentara perlu dijaga. Kemenangan perang sangat tergantung pada kesiapan tentara untuk berperang. Jika mental-mental tentara jatuh, maka peperangan dapat dipastikan akan mengalami kekalahan. 

Oleh karena itu, Israel selalu menebar berita bohong untuk menjaga mental para tentaranya. Berita-berita negatif tentang pertempuran yang banyak menimbulkan jatuh korban dipihak tentara Israel tentu sangat merugikan mental tentara Israel. 

Tentara Israel jika mendapat berita kekalahan di medan perang, mereka langsung kena mental. Peperangan melawan pasukan Palestina yang hanya mengandalkan kekuatan mental dan alat perang rakitan menjadi beban mental bagi Israel. Jika di medan perang mereka tidak sanggup melumpuhkan tentara Palestina, dunia akan menyaksikan bahwa kekuatan teknologi bukan segalanya dalam perang. 

Saat ini, Israel sedang berpacu dengan waktu, jika dalam waktu singkat tidak bisa melumpuhkan Palestina maka akan terjadi perubahan persepsi dunia, Israel hanya negara biasa. Maka dari itu, kontrol media sangat diperhatikan oleh Israel. 

Berita-berita harus diputarbalik, berita berita yang menunjukkan kelamahan Israel harus ditutup dengan berita sebaliknya. Sebaliknya berita-berita yang menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pihak Palestina harus ditayangkan. Pemilik media informasi harus dikuasai untuk bisa mengontrol pikiran publik. 

Israel juga gemar menarasikan dirinya sebagai bangsa unggul, untuk melemahkan mental bangsa-bangsa di dunia. Berita-berita tentang keunggulan bangsa Israel dinarasikan melalui media-media yang mereka kuasai. Sampai hasilnya, penduduk dunia terpukau dan terdoktrin bahwa Israel bangsa unggul. 

Padahal kecerdasan dimiliki oleh seluruh bangsa di dunia. Namun karena berita didominasi dan dikuasi oleh mereka, berita-berita keunggulan bangsa lain tertutup oleh narasi yang mereka propagandakan. 

Jika kita lihat sejarah, bangsa Israel yang sekarang merasa unggul adalah bangsa yang selalu terusir. Mereka dibenci disemua tempat karena prilaku mereka sendiri. Keunggulan bangsa Israel sesungguhnya adalah mereka yang taat pada Tuhan yang suka menebar kedamaian dan bukan bangsa Israel yang sekarang kita saksikan. 

Bangsa Israel yang sekarang kita saksikan adalah kelompok manusia yang selalu menebar teror dan kerusuhan di muka bumi. Bangsa ini rajin membangun kekuatan militer dan ekonomi dengan membangun persekutuan hingga sepertinya tidak akan terkalahkan. 

Sejarah membuktikan, kemenangan bukan pada kekuatan militer dan ekonomi, tetapi ketaatan kepada Tuhan. Setelah keonaran memuncak, Tuhan akan melahirkan manusia unggul seperti Musa di zaman Fir'aun, dan seperti Thalut yang bisa mengalahkan Jalut. 

Perang antara Israel dengan Palestina sekarang, seperti kisah Fir'aun dengan Nabi Musa. Genosida yang dilakukan Israel terhadap penduduk Palestina di Gaza, seperti perintah Fir'aun untuk menghabisi setiap anak laki-laki yang lahir. Mereka takut, akan lahir manusia berkarakter seperti Nabi Musa, Talut, atau Nabi Muhammad, yang akan mengancam kekuasaannya di dunia. 

Sejarah Fir'aun dengan Nabi Musa tidak akan terulang, tetapi fenomenanya akan terus berulang terjadi di tengah masyarakat dunia. Allah mewariskan dunia ini kepada orang-orang yang taat pada Tuhan dan menebarkan kesejahteraan dan kedamaian di dunia. wallahu'alam.***

No comments:

Post a Comment