Monday, December 25, 2023

CARA MENEMUKAN LOGIKA TUHAN

Oleh: Muhammad Plato

Logika tuhan adalah cara berpikir mengikuti petunjuk Allah dari Al Quran dan Hadis. Pondasi dari logika Tuhan adalah Al Quran dan Hadis. Sebaik-baiknya pemikiran bukan pada hasilnya tapi dari sumber pemikirannya. Seperti kita menemukan teori, sebaik-baiknya teori yang didukung oleh sumber yang benar. Kebenaran teori bukan pada teorinya tapi data-data yang mendasari teori. Untuk itulah dalam metode penelitian untuk mendapatkan teori yang benar, syaratnya didukung oleh valid dan realiabel. 

Sebenarnya Allah sudah menganugerakan ilmu kepada umat manusia, dengan menurunkan wahyu Al Quran pada Nabi Muhammad SAW. Al Quran jika kita lihat dari persfektif ilmu, isinya adalah data-data, fakta-fakta, dengan validitas tinggi, karena sampai sekarang dapat dibuktikan isinya otentik bersumber dari Allah. Artinya, informasi, data-data, atau fakta, menjadi sumber primer untuk mengembangkan berbagai pemikiran, kajian, untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada dalam kehidupan manusia. 

Di era teknologi informasi saat ini, Al Quran semakin mengukuhkan dirinya sebagai kitab suci dari Allah. Dengan perkembangan teknologi informasi, saat ini orang-orang begitu mudah membuktikan berbagai kebenaran empirik yang telah dijelaskan di dalam Al Quran. Sangat sulit untuk melakukan kebohongan di zaman terbuka saat ini, karena semua kebenaran dalam Al Quran dapat dengan mudah dan cepat terkonfirmasi.

Berpikir adalah perintah dari Allah. Berpikir berkaitan dengan fungsi otak. Secara spesifik manusia mulai meneliti fungsi-fungsi otak ketika berpikir. Para ahli sepakat seluruh tindak-tanduk manusia diawali dari pemikiran. Kecenderungan orang dalam berpikir di dorong oleh dorongan dari hati. Cara kerja hati adalah cinta dan benci. Apa yang orang cintai, itulah kecenderungan berpikirnya. 

Kecenderungan hati seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang sering dikonsumsinya. Untuk menjaga kecenderungan hati yang baik, Allah memerintahkan "Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan," (Al 'Alaq:96:1). Inilah kunci masuk untuk mendapatkan logika Tuhan. Membaca dengan bimbingan Tuhan. 

Membaca atas nama Tuhan, menjadi syarat jika kita ingin mendapat petunjuk-petunjuk berpikir dari Tuhan. Syarat yang kedua adalah membaca kitab suci yang otentik diwahyukan langsung dari Tuhan. Data-data yang ada dalam kitab suci adalah sumber logika Tuhan. Hingga saat ini, Al Quran banyak dibuktikan para ahli sebagai kitab suci yang otentik sebagai wahyu dari Tuhan. 

Ketiga, membaca dengan tujuan-tujuan positif sebagai bimbingan pertama dari Allah dan Rasulullah. "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Al Hujurat, 14:19).

Keempat, menggunakan fungsi otak sebagaimana kita pelajar dari Al Quran dengan menjadi Allah sebagai sebab dan juga Allah sebagai akibat. Manusia diciptakan oleh Allah dan akan kembali kepada Allah. Inilah ajaran logika sebab akibat paling dasar yang Allah ajarkan kepada manusia. Alam semesta harus dibaca dengan logika sebab akibat, berawal dari Allah dan akan kembali pada Allah. Logika sebab akibat ini berlaku pada seluruh kejadian. 

Logika sebab akibat ada dalam kejadian sehari-hari di alam, merupakan ketetapan yang sudah ditetapkan Allah. Manusia akan menjalani seluruh kejadian secara sebab akibat sebagaimana sudah Allah tetapkan. Untuk membaca seluruh kejadian sebab akibat di muka bumi ini, Allah memberi panduannya di dalam kitab suci Al Quran baik dalam wujud nyata maupun tidak nyata.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Hadiid, 57:3).

Allah menghendaki kebaikan dan melarang manusia berbuat keburukan. Di dalam logika Tuhan, segala kejadian harus dibaca sebagaimana Allah kehendaki, bahwa segala sebab dan akibat yang terjadi berada dalam rangka kebaikan dan harus berakhir dalam kebaikan.

"Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". (Al 'Araaf, 7:128). 

Fungsi akal adalah membaca segala kejadian berdasarkan logika sebab akibat yang Allah ajarkan di dalam kitab suci Al Quran. Otak adalah organ yang bertugas memproses seluruh pengetahuan dengan fungsi dasar otak yaitu berpikir sebab akibat. Logika-logika sebab akibat yang dibimbing Allah dari Al Quran itulah hakikat dari logika Tuhan. Logika sebab akibat yang terjadi di alam tidak terpisahkan satu sama lain, saling berkaitan yang pada akhirnya manusia akan menemukan semua berawal dari Allah dan kembali kepada Allah. 

Sebagai contoh kita temukan logika sebab akibat dari Tuhan dari Al Quran, bahwa setiap peradaban ada ajalnya, lalu Allah akan menggantikan dengan peradaban baru. Logika sebab akibat ini bisa kita saksikan dalam sejarah hidup manusia berabad-abad yang lalu. 

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An'aam, 6:6).

Logika sebab akibat dari Tuhan yang dapat kita pahami dari ayat Al Quran ini adalah, "setiap bangsa manusia akan binasa setelah mereka mencapai puncak kekuasaan. Hal ini ditandai dengan curah hujan yang tinggi, hingga mengalirkan sungai-sungai. Di tanah gersang tidak mungkin ada sungai-sungai mengalir karena daerahnya kering. Maka untuk menjadikan sungai-sungai mengalir di tanah gersang, Allah menjadikan tanah gersang itu dingin membeku dan kelak mencair hingga mengalirkan sungai-sungai. 

Nabi Muhammad dalam hadis memprediksi, mengalirnya sungai-sungai adalah tanda-tanda bahwa peradaban manusia akan berakhir digantikan dengan generasi baru. Hal ini sesuai dengan tanda-tanda yang dijelaskan di dalam Al Quran surat Al An'aam surat ke 6 ayat 6. Dijelaskan pula penyebab peradaban lama binasa karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Dipahami bahwa kebinasaan sebuah peradaban disebabkan manusia itu sendiri.  

Logika ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad, bahwa tanda-tanda kiamat (kehancuran peradaban) ditandai dengan melimpahnya kekayaan namun tidak digunakan untuk kebaikan, turunnya salju di daerah kering, dan daerah itu berubah menjadi daerah yang dipenuhi tanaman hijau dengan sungai-sungai mengalir di dalamnya. 

“Kiamat tidak akan terjadi sampai harta menjadi banyak, hingga seseorang keluar membawa zakat lalu tidak menemukan orang yang sah untuk menerimanya, dan sampai bumi Arab kembali menjadi tanah lapang penuh tumbuhan dan sungai-sungai mengalir.” (Muslim, Shahih Muslim, [Beirut: Dar Ihya’ut Turatsil ‘Arabi], juz II, halaman 701). dikutif dari https://www.liputan6.com.

Demikianlah salah satu logika Tuhan yang dapat kita gali dari Al Quran dan keterangan hadis. Kebenaran hanya milik Allah dan kesalahan milik manusia. Agar manusia berada dalam kebenaran maka mereka harus belajar dari logika-logika yang diajarkan Allah Penguasa Alam Semesta, dari para rasul yang membawa logika-logika sebab akibat jalannya kehidupan dari Tuhan. Wallahu'alam.***

No comments:

Post a Comment