Sunday, December 15, 2013

NABI MUHAMMAD SAW MAHA GURU LOGIKA TUHAN (4)



Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. Shalawat dan salam bagi Nabi Besar Muhammad SAW penutup dari para Nabi. Maha guru yang menuntun umat manusia berpikir dengan logika Allah swt.  Kali ini saya akan jelaskan ajaran logika dari Nabi Muhammad SAW. sebagai berikut; 

“Aku bersama dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, maka hendaklah ia BERPRASANGKA dengan apa yang DIINGINKAN, bukan yang ia risaukan dan khawatirkan”. (Hadis Qudsi).

Hadis di atas mengajarkan kepada kita tentang cara berpikir (belogika) positif. Cara berlogika positif adalah memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan bukan pada yang kita khawatirkan. Konstruksi logika dari hadis di atas adalah sebagai berikut:

BERPRASANGKA------BERAKIBAT-----BERWUJUDNYA KEINGINAN
(ISI PIKIRAN-----------BISA JADI-------KENYATAAN)

Konstruksi logika di atas menjelaskan kepastian bahwa setiap prasangka (isi pikiran) akan berubah menjadi kenyataan. Untuk itulah hadis di atas mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang kita inginkan atau cita-citakan, karena hadis di atas menginformasikan bahwa setiap prasangka (isi pikiran) akan berubah menjadi kenyataan.

Mari kita bandingkan konstruksi logika di atas, dengan konstruksi logika firman Allah swt di bawah ini. Konstruksi logika hadis di atas bersumber dari konstruksi logika di bawah ini;

Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah BENAR-BENAR (AKAN TERJADI) seperti PERKATAAN YANG KAMU UCAPKAN. (Adz Dzariyat:23)

Logika Allah swt;       PERKATAAN----BERAKIBAT---KEJADIAN NYATA
Logika Rasulullah;      PRASANGKA----BERAKIBAT---KENYATAAN

Setiap PERKATAAN pada hakikatnya bersumber dari isi pikiran. Segala isi pikiran adalah PRASANGKA. Perkataan dan Prasangka sama-sama bersumber dari isi pikiran. Jika Tuhan adalah sumber logika, maka setiap perkataan (hadis) Nabi Muhammad saw, mengandung unsur logika dari Tuhan yang bersumber dari Al-Qur’an. 

Harus diyakini, semua isi pikiran (prasangka atau perkataan) akan benar-benar menjadi kenyataan. Isi pikiran buruk akan melahirkan keburukan, sebaliknya isi pikiran baik akan melahirkan kebaikan. Maka kunci sukses paling mendasar hidup dimuka bumi ini berawal dari apa isi pikiran.

Sangat logis jika kita harus berpikir pada apa yang kita inginkan, karena kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Maka berprasangkalah bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, dengan demikian semua keinginan Anda akan berubah menjadi kenyataan.

Kesimpulannnya, konstruksi logika yang ada dalam hadis Nabi Muhammad saw, adalah konstruksi logika Al-Qur’an yang bersumber dari Allah swt. Hadis Nabi adalah konstruksi logika Allah yang dikonstruksikan oleh Nabi Muhammad saw ke dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh umat.

Selanjutnya dapat dipahami bahwa urusan pikiran berkaitan dengan urusan NIAT. Pengertian niat dalam hal ini adalah prasangka atau perkataan yang melatarbelakangi sebuah perbuatan. Niat tidak bisa dilihat kasat mata, karena ada dalam alam pikiran yang abstrak. Untuk itulah Rasulullah mengeluarkan sebuah kontrsuksi logika hadis yang masih berkaitan dengan prasangka yaitu, “...setiap orang akan memperoleh apa yang diniatkan.” (HR. Muslim. Wallahu ‘alam

Salam sukses dengan logika Tuhan. Follow me@logika_Tuhan

2 comments:

  1. aslm. tanya gan, apakah prasangka yg agan maksud itu termasuk di dlmnya prasangka "buruk" pd org lain? Sbg contoh apabila agan pny atasan korup, lalu ketika terjadi penyelewengan dana perusahaan, apakah prasangka baik kita terhadapnya akan menjadikan bentuk penyelewengan dana itu baik? Trim's

    ReplyDelete
  2. ker: prangka itu bukan untuk mengubah yang buruk menjadi baik di luar diri kita, tetapi fokusnya setiap kebaikan yang kita lakukan untuk diri kita sendiri. Ketentuan ini tertulis dalam kitab suci. jadi memberi prasangka baik sebetulnya sedan membaikkan diri kita sendiri, bukan mengubah yang buruk menjadi baik.
    Artinya berprasangka baik itu adalah cara agar yang datang pada diri kita kebaikan. Yang lebih penting diri kita baik dulu kan sebelum membaikkan orang lain, begitu ker.

    ReplyDelete