Sunday, March 27, 2016

INI PENYEBAB SAKIT ANDA TAK TERDEKTEKSI


Keburukan memang datang dari luar diri kita, tetapi penyebabnya ada dalam diri kita sendiri. Santet (keburukan) memang dikirim dari luar diri kita, tetapi kita sendiri yang menyediakan tempatnya. Itulah pola berpikir yang diajarkan oleh Tuhan kepada kita.

Saya masih ingin bahas tentang kasus SAKIT YANG DIDERITA IBU TIANA,  yang menurut beliau akibat santet. Kita coba analisis dialog ibu Tiana dengan Bapaknya. Kisah ini sebelumnya sudah saya bahas pada artikel PRILAKU STANDAR DARI TUHAN.

Kisah ini ada dalam Buku berjudul “Korban Santet Kisah Nyata”, karya Tiana Amarilis Kasih (2010). Buku berisi pengalaman, bagaimana Ibu Tiana berusaha untuk sembuh dari penyakit yang menurut beliau akibat Santet. Dia obati penyakit tersebut dengan berbagai cara medis atau pun non medis.

Menurut analisa saya, inilah penyebab sakit (santet) yang sulit disembuhkan itu. Sebabnya karena sebuah dialog sederhana tetapi mengandung pengingkaran terhadap KEKUASAAN TUHAN yang maha besar. Perhatikan dialog di bawah ini dengan seksama;

“kamu harus bertahan. Jangan mengundurkan diri. Siapa yang akan membuat laporan keuangan ke Bank? Tiana. Apa pergi dari kampung ke Bandung karena dikejar gerombolan DI/TII. Di Bandung tidak ada seorangpun yang Apa (Bapak) kenal, tekad Apa hanya ingin menyelematkan keluarga. Kamu pikir semua ini tercipta seketika? Apa membangunnya sedikit demi sedikit. Cobaan selalu ada, tetapi apa selalu bertahan, BEKERJA DAN BERDOALAH ALLAH AKAN MEMBERI JALAN”.

Kata-kata cetak tebal adalah bukti bahwa orang tua ibu Tiana sudah mengarahkan anaknya untuk bertauhid kepada Allah. Tapi jawaban Ibu Tiana terlihat dalam dialog dibawah ini.

“Tapi bagaimana bisa ada jalan, kalau tetap dalam kondisi sekarang, bagaimana mampu membayar bunga dan cicilan? Kita Over Investment! Tanah lima hektar, bangunan pabrik 10000 m persegi, sedangkan mesin weaving hanya 50 unit, hasil produksi hanya 250.000 m/bulan. Hutang bunga per bulan 135 juta dan hutang pokok 5 milyar. Untuk bisa bayar bunga dan utang pokok harga kain mau dijual berapa? SAMPAI KAPAN PUN KITA TIDAK AKAN MAMPU MEMBAYAR UTANG. Tiana sudah membuat bisnis plan dan meminta direstructure pinjaman kita, dan tambahan modal, tapi Bank Menolak”.

Kata-kata yang dicetak tebal, membuktikan bahwa Ibu Tiana sudah putus asa. Orang-orang putus asa adalah mereka yang sudah tidak punya lagi harapan, akibat tidak berharap kepada Tuhan. Maka dari itu, kata-kata ibu Tiana secara tidak sadar telah mengabaikan atau MENIADAKAN keberadaan Tuhan sebagai YANG MAHA KUASA. Ibu Tiana telah meniadakan Tuhan, yang bisa mengubah keadaan sulit menjadi mudah. Maaf sekali, jika kita perhatikan kata-kata Ibu Tiana, sudah masuk pada kategori orang-orang yang tidak percaya Tuhan (kafir).

Kita lihat, orang tua Ibu Tiana masih mencoba mengarahkan ketauhidan anaknya. Kita perhatikan dialog lanjutan dari orang tua ibu Tiana di bawah ini;

“kamu pikir, bisnis hanya hitung-hitungan angka saja? ADA FAKTOR LAIN, DAN MEMOHONLAH KEPADA ALLAH PASTI ADA JALAN!”.

Berikutnya, inilah tindakan Ibu Tiana terhadap nasehat orang tuanya. Tindakan yang menyakit orang tua sekaligus pengingkaran terhadap Tuhan.

“AKU TIDAK PEDULIKAN BAPAKKU. Aku tetap keluar dan pergi ke Jakarta mencari kerja, menjadi orang gajian. Sejak itu, jika aku pulang ke rumah bertahun-tahun Bapakku selalu menghindar untuk bertemu dan berbicara dengan ku, jiwanya terluka, sekarang aku bersimpuh dipangkuannya untuk memohon doa restu”. 

Inilah kategori dosa besar berlapis-lapis yang dilakukan ibu Tiana. Ini penyebab menempelnya segala keburukan dalam jiwa ibu Tiana. Gunung saja hancur luluh berantakan karena takut kepada Tuhan, namun manusia yang hakikatnya bodoh dengan enteng mengabaikannya. Inilah penyebab penderitaan Ibu Tiana, ber tahun-tahun jiwanya sakit dan sulit disembuhkan.

Itulah penyebab penyakit tak terdekteksi yang dialami ibu Tiana, yaitu dosa besar akibat tidak berbakti kepada ibu bapak, plus kafir kepada Tuhan. Mari kita Ikuti segala petunjuk dari Tuhan dan perhatikan, siapa yang mengikutinya akan hidup sejahtera di dunia dan akhirat. Sesungguhnya, Tuhanlah yang maha tahu, dan manusia tidak tahu.Wallahu ‘alam.

(Muhammad Plato @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment