Sunday, April 24, 2016

LOGIKA TUHAN = ILMU BERPIKIR


Hal yang membuat pikiran saya kacau adalah ketika berdiskusi dengan yang tidak tahu cara berpikir tapi merasa benar. Mereka yang merasa benar tidak akan pernah membuka ruang pikirannya untuk memahami pikiran orang lain. Inilah kegagalan setiap orang dalam memahami rahasia Tuhan.

Untuk itu saya perlu membereskan pikiran mereka dengan memberikan arahan tentang cara-cara berpikir. Dulu pelajaran berpikir biasanya diberikan kepada mahasiswa tingkat satu, tapi sekarang matakuliah itu jadi tidak ada. Padahal matakuliah ini sangat penting dipelajari, karena merupakan ruhnya para mahasiswa dalam memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Ada pemahaman keliru, bahwa para ahli pikir akan memikirkan segala sesuatu dengan pikirannya. Padahal tidak demikian, berpikir ada objek-objeknya. Artinya ada yang perlu dipikirkan ada yang tidak. Para ahli pikir punya rambu-rambu dalam berpikir. Dalam aturan berpikir ada hal-hal yang tidak perlu dipikirkan karena kalau dipikirkan justru malah sia-sia.

Dalam agama objek pemikiran manusia adalah seluruh alam ciptaan-Nya. Tuhan bukanlah objek yang harus dipikirkan manusia. Jika manusia memikirkan tentang siapa Tuhan, maka jawabannya adalah kesia-siaan. Untuk memahami siapa Tuhan bukan memahami objek Tuhannya melainkan harus memahami dari berbagai jenis ciptaan-Nya, dari situ kita akan menemukan kecerdasan, ketelitian, dan keagungan Tuhan.

"Istilah logika digunakan pertama kali oleh Zeno dari Citium (334-262 SM) dari kata logikos dan kata ini berasal dari kata logos yang artinya yaitu akal atau pikiran, sedangkan logikos mempunyai arti sesuatu yang diutarakan dengan akal".
(http://www.ipapedia.web.id/2015/01/beberapa-cabang-filsafat.html)

Logika adalah objek ciptaan Tuhan. Setiap manusia diciptakan dengan kemampuan logikanya. Pengertian logika menurut kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan kaidah tentang berpikir (kata benda). Pengertian lain adalah jalan pikiran yang masuk akal (kata kerja).

Jadi saya simpulkan pengertian logika Tuhan adalah pengetahuan tentang kaidah-kaidah berpikir yang dikembangkan dari kitab suci Al-qur’an. Pengertian lain, logika Tuhan adalah jalan berpikir atau pola berpikir yang masuk akal berdasarkan pola-pola, petunjuk, yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an.

Dalam mengembangkan logika Tuhan, saya berpedoman pada objek kajian yang dikembangkan dalam filsafat yang dibagi menjadi tiga objek yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
  1. Ontologi membahas keberadaan sebuah realitas. Berbicara tentang objek-objek yang akan jadi bahan pemikiran. 
  2. Epistemologi, membahas tentang metode dalam menghasilkan realitas. Berbicara tentang tata cara dalam menghasilkan sebuah realitas baru.  
  3. Aksiologi, membahas bagaimana sebuah realitas diimplementasikan dalam tataran aplikasi.
Berdasarkan pemilahan cabang filsafat di atas, logika Tuhan dikembangkan tidak berdasarkan pemisahan tapi berdasarkan kesatuan sebagai berikut:
  1. Ontologi; logika Tuhan adalah kajian yang mencoba mengungkap pengetahuan-pengetahuan yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an. 
  2. Epistemologi; logika Tuhan adalah kajian yang mencoba mengungkapkan sebuah metode untuk menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru yang bersumber dari pengetahuan-pengetahuan yang terdapat dalam kitab suci Al Qur’an. 
  3. Aksiologi, logika Tuhan adalah pengetahuan berupa panduan berpikir yang dikembangkan dari kitab suci Al-Qur’an.
Dengan demikian pada tataran diksusi, logika Tuhan akan lebih banyak berbicara pada kajian aksiologi, yaitu menemukan pola-pola berpikir rasional yang dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an. Objek kajiannya jelas yaitu pengetahuan-pengetahuan yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an.

Kelak saya berharap, logika Tuhan akan berkembang menjadi ilmu berpikir yang dikembangkan dari kitab suci Al-Qur’an. Inilah ilmu yang akan membawa manusia ke peradaban tinggi. Semoga Allah swt meridhainya. Amin.

(Muhammad Plato @logika_Tuhan).

6 comments:

  1. saya sangat senang dengan apa yang bapak tulis. tempo hari saya share link blog logika tuhan. beberapa orang antusias dengan apa yang saya lakukan, bahkan saya jadikan bahan diskusi yang mendidik sebagai upaya peningkatan keimanan. Namun ada pula yang bersilang paham mengenai logika tuhan itu sendiri dan membuat seakan-akan saya sesat. tapi saya kira mereka belum mengerti apa yang dimaksud. tulisan di atas sebagai jawaban kepada mereka yang mengindahkan logika dalam beragama. izin share pak.

    ReplyDelete
  2. alhamdulillah....irwan firmansyah semoga cepat kelar s2 nya. kata dr Naik, jangan belajar agama dari penganutnya, belajarlah dari kitab sucinya. ukuran bahwa kita telah memahami agama dengan benar adalah kita akan selalu ingat Allah swt apa pun yang menimpa kita...semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua....

    ReplyDelete
  3. dan pahami dengan baik logika-logika yang diajarkan Allah dalam Alqur'an. dijamin bakal paham agama Islam melebihi para kiyai yang sudah ada... dijamin....pikiran kita akan jadi seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan ALi bin Abi Thalib.

    ReplyDelete
  4. Saya "menikmati" tulisan ini sebagai lanjutan diskusi di koridor Sangga Buana, hehe ...

    ReplyDelete
  5. iya pak yonri, saya lihat pak yonri orangnya open minded. itulah modal setiap manusia untuk bisa menjadi yang terbaik. orang-orang yang cenderung tidak terbuka pada perubahan, saya takutkan mereka tertutup hidayahnya dari Tuhan.
    terimaksih atas komentarnya....

    ReplyDelete
  6. Saya masih belum faham ni ustadz, apa yg dimaksud dg logika Tuhan itu? Apakah tuhan memiliki logika atau bagaimana? Melihat tulisan di atas menarik sekali untuk didiskusikan, ada hal yg menimbulkan rasa penasaran yaitu tentang tdk bolehnya mengetahui "siapa Tuhan", mengapa bisa berkesimpulan seperti? Sebab yg saya fahami kita tdk akan mengenal Tuhan yg kita sembah kalau tidak memahami-Nya. Oleh sebab itu objek Tuhan sebagian bagian dr kajian filsafat perlu dibicarakan, karena objek filsafat itu bukan hanya fisik melainkan metafisik juga.

    ReplyDelete