Thursday, April 28, 2016

LOGIKA ORANG MUKMIN


Setelah berkomitmen dengan tiga komitmen tauhid (3Qul), yaitu komitmen pada satu Tuhan, tidak terpengaruh lingkungan, dan tidak terpengaruh oleh pemikiran manusia dan makhluk ghaib selain Tuhan, maka seorang mukmin akan menyimpulkan bahwa seluruh kejadian adalah kehendak Tuhan.

Bagi seorang mukmin karena setiap kejadian adalah kehendak (takdir) Tuhan, maka seluruh kejadian yang menimpanya adalah perkara terbaik untuk dirinya dari Tuhan. Seorang mukmin telah diberi petunjuk oleh Tuhan, tidak boleh berprasangka buruk kepada Tuhan.

Inilah logika terindah yang diajarkan Tuhan kepada manusia agar tidak berprasangka buruk kepada Tuhan. Keterangan ini menjadi sebab mendasar mengapa orang mukmin tidak boleh berprasangka buruk pada Tuhan. Ayat ini juga menjelaskan bahwa seluruh perkara ada dalam kehendak (takdir) Tuhan.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kekalahan yang melahirkan duka cita, kecemasan, datangnya dari diri sendiri. Disebabkan oleh prasangka buruk manusia sendiri terhadap Tuhan.

Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (Ali Imran:154).

Berdasarkan ayat di atas, Nabi Muhammad saw mengajarkan logika indah kepada kita semua. Logika ini tidak akan dipahami sebagai logika dari Tuhan jika tidak membaca QS Al Imran:154. Berikut adalah hadist yang mengandung ajaran logika indah kepada kita semua.

Dari shuhaib Ra, Rasulullah saw bersabda, “sungguh sangat menakjubkan perkara orang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, karena ia (mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar karena ia (mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. (HR. Muslim).

Nabi Muhammad saw memahami bahwa dengan tidak berprasangka buruk kepada Allah, maka semuanya akan menjadi yang terbaik. Sangkaan buruk akan menghasilkan kekecewaan dan kecemasan, ini kalimat dasarnya; “sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.

Sedangkan semua urusan ada di tangan Tuhan. Ini kalimat dasarnya, "sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Maka jikalau manusia berprasangka buruk terhadap segala kejadian, sesungguhnya dia telah berprasangka buruk kepada Tuhan. 

Dalam hadis qudsi Nabi Muhammad saw mengunci pikiran manusia dengan mengajarkan, berprasangka baiklah kepada Tuhan, karena itulah cara berpikir yang terbaik bagi seorang Mukmin. 

Dalam prakteknya, berprasangka baik kepada Tuhan adalah memaknai setiap kejadian dengan harapan-harapan baik akan datang dari Tuhan. Kejadian hanya dua, yaitu kemudahan dan kesulian. Jika ditimpa kemudahan bersyukur, supaya bertambah nikmat, dan jika ditimpa bencana harus bersabar karena akan ada kenikmatan berlipat ganda. Inilah logika orang-orang Mukmin.

(Muhammad Plato @logika_Tuhan)

No comments:

Post a Comment