Saturday, November 9, 2019

MENGUBAH DUNIA DARI SEKOLAH

OLEH: Muhammad Plato

Belajar sukses dari negeri Barat berbeda dengan negeri Mekah. Jika belajar dari Barat hidup kita harus disiplin ke kantor, jika belajar dari Arab kita harus disiplin shalat. Belajar dari Barat hidup kita mengejar-ngejar dunia, dan akhirat tertinggal. Belajar dari Mekah kita mengejar-ngejar akhirat, dunia mengikuti.

Penduduk Mekah semuanya bekerja, karena mereka tidak mau disuruh-suruh orang. Dari pada mereka hidup meminta-minta, pilihan mereka lebih baik jadi pengembala ternak. Dan seorang pengembala ternak pun, iman dan takwanya kepada Tuhan jangan di tanya. Begitu informasi dari vlog kang Yana Mulyana dari Arab (Mekah).

Ketika saya diberi kesempatan umroh tahun 2015, di Madinah dan Mekkah, saya menyaksikan sendiri bagaimana irama jutaan orang bergerak masuk dan keluar masjid, seperti gelombang di pantai yang tidak pernah berhenti. Setiap menjelang shalat gelombang orang bergerak memasuki masjid, dan setelah selesai terlihat lagi gelombang orang keluar masjid. Menjelang shalat berikutnya, gelombang jutaan orang bergerak lagi masuk masjid, dan setelah selesai bergelombang keluar lagi. Masya Allah inilah gerakan gelombang kehidupan yang digerakkan karena kehendak Allah. Gerakan itu tidak akan berhenti kecuali kiamat terjadi.

JIKA SELURUH WARGA SEKOLAH MENJAGA DISIPLIN SHALAT, MAKA DIBUKA BERKAH REZEKI DARI LANGIT DAN BUMI (MUHAMMAD PLATO)
Barakallah, sesungguhnya belajar dari Mekah dan Madinah, mengelola dan mensejahterakan negeri pondasi dasarnya bukan dengan menyediakan lapangan pekerjaan atau memberi makan masyarakat, tetapi menanamkan iman dan takwa seluruh masyarakat. Menanamkan iman dan takwa kepada masyarakat adalah dengan melatih disiplin kepada seluruh masyarakat untuk menjaga iman dan takwanya dengan disiplin shalat.

Gelombang jutaan orang masuk dan keluar masjid setiap jadwal shalat, harus terjadi di setiap negeri muslim, jika ingin rezeki seluruh masyarakat dijamin oleh Allah. Kesejahteraan Mekah dan Madinah adalah bukti dari ayat-ayat Allah yang menjamin penduduk negeri jika beriman dan bertakwa.

"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Al A’raaf, 7:96).

Mari renungi, tafakuri ayat ini. Bacalah dengan akal, gunakan logika sebab akibat yang biasa kita lakukan ketika merasa lapar kita makan, dan ketika haus kita minum. Allah menjelaskan, JIKA BERIMAN DAN BERTAKWA, MAKA DIBUKA BERKAH REZEKI DARI LANGIT DAN BUMI. Ukuran beriman dan bertakwa setiap warga negara bagi umat Islam adalah terlihat disiplin shalat berjamaah di masjid dalam situasi kerja. Budaya disiplin shalat harus diprogram menjadi agenda baku bagi seluruh pekerja, pelajar, dimana pun berada dalam situasi apapun. Inilah target setiap pemimpin jika hendak mensejahterakan warga negaranya. Target ini adalah pekerjaan berat harus mengerahkan seluruh kekuatan baik jiwa maupun raga.

Alangkah berkahnya sebuah lembaga pendidikan jika bisa menjadikan waktu-waktu shalat sebagai patokan dalam penegakkan disiplin. Kuncinya harus ada keberanian pemimpin, dan bermufakat bahwa JIKA SELURUH WARGA SEKOLAH ATAU KAMPUS BERIMAN DAN BERTAKWA, MAKA BERKAH ILMU DARI LANGIT DAN BUMI AKAN DIBUKA. Satu tahun setengah menegakkan shalat baru mencapai 31 persen disiplin. Setan sangat paham, jika kunci kesejahteraan ini dipahami oleh umat manusia, maka setan akan jadi makhluk paling hina karena akan selalu gagal menjerumuskan manusia.

Ayat mana lagi yang harus dijelaskan? Jika saja semua orang dengan mudah beriman dan bertakwa atas apa yang dikabarkan dalam Al-Qur’an, maka tidak ada lagi alasan untuk tidak berjihad mewujudkannya. JIka kita tidak bisa mengubah dunia, ubahlah negeri sendiri. Jika tidak bisa mengubah negeri sendiri, ubahlah lembaga pendidikan kita kuasai. Jika lembaga pendidikan tidak bisa dikuasai, ubahlah dari keluarga. Jika dari keluarga tidak bisa diubah, maka untuk mengubah dunia ini ubahlah diri kita sendiri.

Mengubah dunia harus dimulai dari pendidikan. Sekolah adalah lembaga pendidikan tempat mengubah diri-diri manusia. Mengubah diri-diri manusia dari dunia pendidikan adalah dengan menciptakan gelombang manusia keluar masuk masjid mengikuti setiap suara adzan berkumandang. Dengan penuh keyakinan gelombang ini harus diciptakan sampai melihat fakta dengan yakin bahwa Tuhan membuka pintu rezeki dari langit dan bumi, jika seluruh warga sekolah beriman dan bertakwa. Wallahu’alam.   

(Penulis Master Trainer)

No comments:

Post a Comment