Sunday, December 13, 2020

AMAL YANG TIDAK TERLIHAT

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Manusia tidak bisa melihat amal baik manusia lain yang sesungguhnya. Tim penilai amal manusia adalah Malaikat yang telah ditugasi Allah. Malaikat mencatat kebaikan ketika amal baik masih ada dalam niat, dan mencatat amal buruk ketika sudah dilakukan.

Mengapa manusia tidak bisa 100 persen menilai amal manusia lain? Pada dasarnya amal manusia terbagi menjadi dua yaitu amal terlihat dan tidak terlihat.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Hadiid, 57:3).

Atas dasar itulah prasangka yang harus kita miliki adalah prasangka baik. Jika kita selalu berprasangka baik maka malaikat selalu mencatat kebaikan untuk kita. Sekali lagi manusia tidak bisa menilai sepenuhnya pribadi seseorang karena ada amal-amal yang tidak terlihat yaitu amal batin atau amal laku diluar penglihatan manusia.

Kita sering terjebak oleh penglihatan mata. Mengukur atau menilai pribadi seseorang berdasarkan penglihatan dan pendengaran. Sementara padangan mata dan pendengaran sangat terbatas. Untuk itu Al-Qur’an adalah petunjuk dari Allah agar manusia terjaga dari keburukan prilaku akibat keterbatasan penglihatan mata dan pendengaran.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Albaqarah, 2:216).  

Bisa jadi kita melihat prilaku-prilaku buruk tentang seseorang, tetapi sesungguhnya orang tersebut memiliki prilaku baik yang tidak terlihat oleh pandangan mata kita, yaitu prilaku batin maupun prilaku di luar penglihatan dan pendengaran kita. Mungkin kita melihat prilaku seseorang buruk tetapi rezekinya lebih baik dari kita. Bisa jadi kita melihat dan mendengar prilaku seseorang buruk, tetapi dia terpilih menjadi pemimpin umat. Itulah tanda bahwa penglihatan dan pendengaran kita terbatas. Padahal Allah memberi rezeki dan kedudukan pada seseorang pasti dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya.

Prilaku mendasar yang cenderung manusia miliki adalah prasangka buruk. Manusia adalah makhluk pencari makna dibalik setiap kejadian. Kita selalu terjebak memberi prasangka buruk terhadap segala kejadian. Normalnya manusia selalu memberi prasangka baik yang terukur baik berdasarkan perasaannya akibat dari pengetahuan yang dilihat dan didengarnya. Juga memberi prasangka buruk terhadap kejadian atas dasar perasaan akibat makna dari sebuah kejadian yang dilihat dan didengarnya.

Allah mengajarkan bahwa setiap prasangka memiliki dua kemungkinan yaitu benar dan salah. Sebagian besar prasangka manusia adalah tidak benar. Untuk itu Allah membimbing perasaan dan pikiran kita untuk selalu berprasangka baik agar manusia terhindar dari prilaku-prilaku buruk. Ketika kita berprasangka baik Allah mencatat dan membimbing kita dijalan baik, sebaliknya ketika kita berprasangka buruk, kita telah ada pada resiko untuk berprilaku buruk.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Al Hujuraat, 49:12).

Apa yang diketahui manusia lebih sedikit dari yang diketahuinya. Bumi yang ukurannya tidak setitik belum dapat diketahui seluruh sudutnya, apalagi dengan alam semesta yang terdiri dari tujuh lapis langit dan tujuh matahari. Untuk itu kita tidak bisa menilai prilaku seseorang yang hanya kita lihat pada saat kita melihatnya. Banyak prilaku-prilaku seseorang yang luput dari penglihatan kita apalagi dengan prilaku batin-batin seseorang.

Prangsangka yang dibimbing Allah adalah setiap prilaku buruk dan baik yang kita lihat pada seseorang adalah kebaikan dari Allah kepada seseorang. Keburukan adalah pengingat agar manusia selalu berbuat baik, bagi pelaku keburukan maupun bagi yang melihatnya. Berprasangka baik sesungguhnya amal baik yang harus selalu diupayakan setiap manusia, sebab prasangka adalah pangkal dari prilaku baik maupun buruk.

Demikian sebuah pelajaran untuk kita agar selalu berprasangka baik, karena amal-amal baik seseorang ada yang tidak terlihat. Demikian juga kita harus berpasangka baik pada setiap kejadian karena kita tidak tahu kebaikan apa yang akan terjadi dibalik kejadian itu. Amannya agar prilaku kita dijaga selalu baik, Allah memerintahkan banyak-banyaklah berprasangka baik dan berlindunglah kepada Allah agar selalu terlindung dari segala hal yang buruk. Prasangka adalah amal tak terlihat, kecil tapi bisa membawa seluruh kehidupan menjadi baik. Wallahu’alam. 

No comments:

Post a Comment