Sunday, August 5, 2018

KURIKULUM DARI TUHAN


OLEH: MUHAMMAD PLATO

Era disrupsi menuntut dunia pendidikan terus adaftif memenuhi dinamisnya perubahan masyarakat. Perubahan kurikulum yang seyogyanya diperbaharui minimal 10 tahun sekali, seakan tidak pernah sesuai dengan perubahan zaman. Cepatnya arus informasi telah menjadi faktor penyebab utama dinamisnya perubahan masyarakat saat ini.

Perubahan zaman seperti mengikuti perubahan tipe smart phone yang berubah setiap tiga bulan. Perubahan tipe smart phone, telah memudahkan masyarakat mengakses berbagai macam pengetahuan dari berbagai negara dan budaya. Konten-konten budaya dengan bau erotisme milik suatu suku, atau bangsa, kini tampil dalam dunia maya menjadi konsumsi seluruh bangsa. Erotisme menjadi langkah promosi produk yang masih tetap dimanfaatkan untuk menarik keuntungan besar dalam bidang ekonomi.

Smart phone dengan memori dan penyimpanan data besar, memiliki kecepatan akses dan menyimpan jutaan data. Teknologi ini semakin melancarkan masyarakat untuk mengakses berbagai pengetahuan dari internet tanpa kendali dari siapapun kecuali dirinya dengan Tuhan.

SEHEBAT APAPUN KURIKULUM HASIL PEMIKIRAN, AKAN KEMBALI KEPADA KURIKULUM TUHAN
Usia anak-anak dari sekolah dasar sampai menengah atas adalah usia yang sangat haus dengan pengetahuan. Moralitas pada usia anak sekolah sangat labil. Rasionalitas tidak menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, mereka cenderung mengikuti apa yang diinginkannya.

Teori perubahan menyatakan bahwa tahap akhir perubahan manusia berada di masyarakat positvistik (rasional empiris). Pada tahap ini, agama yang dianggap hanya fiksi, akan benar-benar ditinggalkan masyarakat. Namun, faktanya, dari hasil penelitian Norris dan Inglehart (2004), saat ini masyarakat dunia tidak sedang berada di dunia positivistik, tapi sangat religius. Ini artinya teori tidak sesuai dengan kenyataan.

Masyarakat sekulern yang tidak menganggap penting adanya agama, mereka masih tetap mengakui adanya Tuhan. Saat ini dunia seperti sedang kembali ke dunia teologis, yang dulu diprediksi oleh para ahli sosiologi akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Kondisi ini menjadi salah satu bukti bahwa ilmu pengetahuan tidak bisa memprediksi perubahan yang terjadi pada masyarakat. Dalam kondisi ketidakpastian (chaos) saat ini, masyarakat butuh kepastian yang bisa menjamin hidupnya bahagia. Untuk itulah masyarakat sedang berbondong-bondong kembali kepada agama (teologi).  

Maka dari itu, trend pendidikan abad 21 diwarnai sentuhan-sentuhan pendidikan yang bersumber dari agama. Sekolah berbasis agama menawarkan kurikulum dengan pendekatan holistik untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Sayang, pendidikan agama dengan pendekatan holistik, fasilitas lengkap, ditawarkan dengan biaya tak ternjangkau masyarakat biasa. Biaya masuk puluhan sampai ratusan juta menjadi terkesan pendidikan mahal berbanding lurus dengan kualitas. Logika ekonomi kapitalis telah menyesatkan dunia pendidikan berbasis agama.

Untuk itu sekolah-sekolah negeri yang dikelola oleh negara masih menjadi harapan masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan berkualitas tapi murah dan terjangkau. Inovasi kurikulum pun perlu dilakukan di sekolah-sekolah negeri untuk menghadapi perubahan zaman yang sedang mengarah kembali kepada zaman religius.
Inovasi kurikulum dilakukan dengan memasukkan ajaran-ajaran moral yang besumber dari agama. Mengajarkan moralitas kepada anak-anak dari sumber ajaran agama, lebih mudah dilakukan karena kepercayaan kepada Tuhan adalah naluri manusia. Naluri percaya kepada Tuhan bisa diolah menjadi alat untuk mengendalikan anak-anak dari dalam dirinya bukan karena rasa takut pada hal-hal yang material.

Harapan-harapan hidup bahagia yang dijanjikan Tuhan akan membantu anak-anak untuk hidup lebih sabar dan tetap optimis dalam bekerja keras. Janji-janji Tuhan yang pasti, akan membantu membangun moralitas anak-anak menjadi manusia-manusia tangguh di abad ini. Itulah kurikulum dari Tuhan yang harus kita masukkan ke dalam kurikulum pendidikan saat ini melalui program peningkatan pendidikan karakter.

Mengajarkan hidup sukses dengan moral agama tidak ada istilah trial and error, karena agama mengajarkan kepastian. Sesungguhnya segala ketentuan Tuhan tidak pernah mengalami perubahan dari dulu sampai sekarang. Ketentuan-Nya, orang-orang yang berakhlak mulia, dia pasti hidup sukses di dunia dan akhirat. Maka dari itu, sehebat apapun manusia berpikir pada ujungnya manusia akan kembali tunduk pada ketentuan Tuhannya. Wallahu’alam.

(Master Trainer Logika Tuhan)

No comments:

Post a Comment