Wednesday, June 12, 2019

PESAN DARI HATI GUBERNUR


OLEH: MUHAMMAD PLATO

Menyaksikan diskusi Gubernur Jawa Barat degan Ustad Rahmat Baequni di akun youtube Atalia Kamil publikasi tanggal 10 juni 2019, berjalan dengan beberapa audien yang tidak mengikuti etika musyawarah. Musyawarah adalah forum adu argumentasi logis, adu data, fakta, berteori, berdalil, dan menafsir, bukan teriakan-teriakan seperti nonton sepak bola atau demontrasi. Musyawarah perlu suasana tenang, agar bisa konsentrasi dan menyimak paparan pembicara. setelah itu, audien memahami, menerapkan, menaganalisis, mensintesa, dan menilai pengetahuan yang diterimanya, selanjutnya memutuskan. Apakah mau jadi orang baik atau tetap berburuk sangka? 

Saya mengamati, apa yang dilakukan Ustad Baequni murni adalah menafsir bentuk bangunan masjid, dan menghubungkan dengan dalil-dalil tentang akan munculnya dajjal. Sebatas ini apa yang dilakukan Ustad tidak mengundang permasalahan, namun ketika tafsir ini mengundang reaksi berupa cemoohan, ejekan, dan fitnah, dan merendahkan kepada orang dibalik perancang masjid, inilah prilaku yang bertentangan dengan agama.

Setelah mengamati penjelasan Gubernur Ridwan Kamil, menjadi jelas bahwa bentuk bangunan masjid tidak ada ketentuan khusus dalam penggunaan bidang. Lingkaran, segitiga, bujursangkar, persegi panjang, jajaran genjang, travesium, limas adalah kenyataan alam. Semua masjid ternyata memiliki unsur-unsur bidang tersebut, dan menjadi jelas bahwa kita tidak bisa konsisten mengatakan satu bidang milik kelompok kelompok tertentu.

"Sebuah keberuntungan bagi para ibu kandung, ketika anak-anaknya dihujat dan direndahkan, karena penderitaan ibu kandung adalah kedudukan tinggi anak-anaknya dihadapan Allah". (Muhammad Plato)
Kesimpulannya, tafsiran Ustad Baequni tentang Dajjal adalah peringatan kepada umat untuk meningkatkan keimanan kepada Tuhan, untuk hidup lebih baik berada di jalan Tuhan. Penjelasan Gubernur Ridwal Kamil mengajarkan agar umat Islam berpengetahuan luas, agar niat baik tidak dikotori dengan prilaku buruk. Menghina, mencemooh, merendahkan, adalah prilaku sangat dilarang dalam agama, apalagi dilakukan kepada seorang pemimpin.

Namun dalam diskusi itu ada pesan mendalam dari hati Gubernur Ridwan Kamil, pertama; resiko terberat seorang pemimpin harus kuat menerima hujatan dan fitnahan yang tidak akan pernah ada hentinya. Pesan ini beliau sampaikan dengan bersumpah dan menghadirkan Ibu kandung dalam diskusi tersebut. Tindak tanduk seorang pemimpin tidak lepas dari tafsir masyarakat, yang kadang lebih cepat beredar tafsir negatif.

Kedua; kehadiran ibu kandung dalam diskusi adalah pesan mendalam dari hati Gubernur Ridwan Kamil kepada masyarakat, ketika seorang manusia dihujat dan direndahkan, kita harus merasakan apa yang dirasakan oleh ibu-ibu yang mengandung dan melahirkannya. Kehadiran ibu kandung Gubernur dalam diskusi sesungguhnya Beliau ingin mengingatkan bahwa ibu-ibu kandung kita menginginkan anak-anaknya hidup sejarahtera, menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, bukan jadi manusia-manusia penghujat yang menentang ajaran agama.

Sebenarnya sebuah keberuntungan bagi para ibu kandung, ketika anak-anaknya dihujat dan direndahkan, karena penderitaan ibu kandung adalah kedudukan tinggi anak-anaknya dihadapan Allah. Sebaliknya sebuah kerugian besar bagi ibu kandung, ketika anak-anaknya jadi penghujat dan pencemooh, sebab penderitaan ibu kandung melihat anaknya jadi pencemooh adalah kedudukan rendah anak-anaknya dihadapan Allah.

“Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan”. (At Tahrim, 66:7). Niat adalah prilaku yang melandasi setiap tindakan. Hadis menjelaskan, niat baik sudah terhitung satu kebaikan, dan niat buruk tidak dihitung keburuhkan sebalum dilakukan. Gubernur Ridwan Kamil sudah menjelaskan tidak ada niat untuk hal-hal buruk dalam setiap bangunan masjid yang Beliau rancang. Semuanya diniatkan untuk kebaikan.

Saya pikir, dari kejadian ini semua orang harus banyak membaca agar berwawasan luas apa lagi umat Islam. Setiap manusia dibekali dengan kemampuan untuk menafsir setiap benda atau kejadian. Saya ingatkan kembali, ilmu dasar menafsir adalah tafsirlah semua benda dan kejadian dengan positif, jika tafsir itu negatif cari efek positifnya. Alam raya diciptakan Allah dengan kebaikan, maka semua benda dan kejadian harus jadi kebaikan. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)  

No comments:

Post a Comment