Sunday, May 19, 2019

MEMBELA ALLAH

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Dalam situasi politik terbelah dua saat ini dibutuhkan masyarakat cerdas. Apapun masalah yang menimpa elit politik saat ini, korban terbanyaknya pasti ada di masyarakat. Kecerdasan masyarakat harus dimulai, dari meluruskan tauhid dalam berpolitik dengan berniat membela Allah, bukan membela manusia, kepentingan, kekuasaan, keturunan, kelompok, suku, atau bangsa.

Allah memberi peluang kepada siapa saja untuk menegakkan kebenaran dengan tidak melampaui batas, yaitu dengan tidak mencampur adukkan kebenaran dengan fitnah. Kecurangan-kecurangan boleh diungkap berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi dan bisa dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan.  

Jika masyarakat membela Allah, semua harus sepakat segala kecurangan harus diselesaikan melalui musyawarah, diperadilan resmi pemerintah. Hal ini sebagaimana Allah perintahkan, “bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.” (Ali Imran, 3:159).

"SEMUA MANUSIA BERPRILAKU CURANG DIHADAPAN ALLAH" (MUHAMMAD PLATO)

Jika masyarakat benar-benar membela Allah, akan menerima hasil keputusan musyawarah dengan bertawakal kepada Allah. Kepentingan kita sebagai anggota masyarakat bukan saya menang dia kalah, tetapi ingin hidup damai seperti ratapan anak-anak di Syiria dan Palestina yang hampir tidak didengar dunia. “apabila kamu telah membulatkan tekad (ada keputusan), maka bertawakallah kepada Allah.” (Ali Imran, 3:159).

Jika masyarakat benar-benar membela Allah, akan cenderung menciptakan situasi damai daripada konflik. Hanya orang-orang berjiwa damai yang akan jadi hamba-hamba Allah dan diperkenankan masuk surga. “jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya.” (Al Anfaal, 8:61).

Jika masyarakat benar-benar membela Allah, kita sebagai masyarakat sesungguhnya tidak memiliki pengetahuan cukup tentang siapa yang benar dan salah. Jangan terjebak membela ego, kepentingan, kekuasaan, atau golongan. Tidak ada yang luput dari kecurangan dihadapan Allah. Semua manusia, berpangkat, berilmu, berketurunan, atau rakyat biasa, semua pelaku curang dihadapan Allah. “Semua anak Adam pembuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan ialah mereka yang bertaubat”. (HR. Addarami)

Jika masyarakat benar-benar membela Allah, akan berpikir tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan damai. Hati manusia pembela Allah tidak takut dengan kecurangan-kecurangan yang dilakukan manusia, karena setiap pelaku kecurangan pasti menerima hukuman setimpal dari Allah. Cukup Allah yang akan menghakimi setiap kecurangan manusia, bukan kita. “Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya,” (An Nuur, 24:25).

Jika masyarakat benar-benar membela Allah, tidak membabi buta membela yang kamu anggap benar. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al Baqarah, 2:216). Allahu Akbar! Fokus pada Allah, abaikan tuhan selain Allah. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)

No comments:

Post a Comment