Monday, May 20, 2019

BUKAN SOAL MENANG KALAH


OLEH: MUHAMMAD PLATO

Aku sedikit tertawa melihat dunia. Setelah kehilangan anak ku karena terlalu gila kemenangan. Akhirnya aku sadar di dunia ini bukan soal menang atau kalah. Tapi jujur atau dusta? Menang dengan jujur tidak terlalu gembira karena masih ada tugas yang lebih berat. Menang karena dusta apalagi, setelah menang akan ada ajab.

Ketika aku bernafsu menang, jujur aku terlalu condong melihat dunia. Sehingga lupa berpikir bahwa selama-lamanya di dunia usia manusia sekarang hanya mencapai 125 tahun. Itupun sangat-sangat jarang, karena harus tinggal di puncak gunung, makanan makanan organik dan harus menghirup oksigen murni setiap hari.

Dan itu pun kondisi tubuh tidak akan segagah ketika aku usia 20 sampai 40 tahun. Saat Aku menginjak usia 40 tahun ke atas, kualitas tubuh ku mulai rentan sehingga harus mulai mengurangi takaran nasi dan memperbanyak sayuran dan buah.  Plus istirahat cukup dan jangan marah serta khawatir dengan dunia.

"Hidup ini bukan soal menang dan kalah, tapi jujur dan dusta". (Muhammad Plato)
Aku sedikit tertawa dan bangga melihat orang-orang usia di atas 40 masih semangat dan bahagia mendapat kemenangan. Namun harus ingat permainan belum usai. Peluit panjang belum dibunyikan.

Setelah menjaga keseimbangan dunia dan akhirat,  hatiku terasa tenang. Keseimbangan dunia dan akhirat bukan 50:50, melainkan 30:70. Arti dari 30:70 adalah bekerja sesuai jam kerja, jangan bolos, jangan banyak izin, gunakan waktu liburan untuk libur, dan banyak-banyak berdoa.

Berusaha jujur, tidak dusta, hati benar-benar berasa tenang. Kalau ditakdirkan mati masih ada harapan jadi pemenang karena niat jujur dan tidak dusta. Jikalau ketemu ujian berat, ikuti saja karena yakin apa yang diujikan Tuhan materinya pernah diajarkan. Tidak mungkin 
Tuhan menguji sedangkan materinya belum pernah diajarkan. Tuhan pasti professional.

Jikalau tidak sanggup hadapi ujian Tuhan, jangan takut! Resiko tertinggi hidup adalah mati. Kematian bukan hal buruk kalau kita berusaha menjawab soal ujian dari Tuhan dengan jujur dan tidak menjawab dengan dusta. Jika kita terpaksa dusta, minimal niatnya masih ingin jujur. Lumayan masih ada harapan jadi pemenang di akhirat.

Hidup ini bukan soal menang dan kalah, tapi jujur dan dusta. Menurut penglihatan, orang jujur bisa kalah sebaliknya, yang dusta menang. Tapi coba pikir apakah kita bisa bersembunyi dari penglihatan Tuhan. Jika kalah marah-marah sambil sebar fitnah, jika dusta pura-pura jujur supaya menang. Marah-marah, pura-pura jujur, sama-sama tidak disenangi Tuhan.

Sikap terbaik menyikapi segala kejadian adalah merasa bagian dari kesalahan dan berusaha menjaga hidup damai. Anak-anak Syiria dan Palestina, tidak pernah bosan mengingatkan kita hidup damai itu sejahtera.  Atouna…  toufouli… Atouna… Atouna… Atouna… salam…”

“Jika realitas adalah apa yang kamu pikirkan”, Imanuel Kant ingin mengatakan bahwa kehidupan yang nyata itu akhirat yang ada dalam imajinasi. Dunia, “laksana fatamorgana di tanah datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya dia tidak mendapati sesuatu apapun”. (An Nuur, 24:39). Itulah kemenangan dan kekalahan di dunia. Wallahu ‘alam.

(Penulis Head Master Trainer)   

No comments:

Post a Comment