Thursday, December 21, 2017

KECERDASAN MENCARI MATI


OLEH:
MUHAMMAD PLATO

Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan asy-Syaikh al-Albani rahimahullahu dalam ash-Shahihah no. 1384). (http://www.daaruttauhiid.org)

Hadis di atas adalah dasar berpikir yang melandasi, bahwa hidup ini adalah dalam rangka mencari kematian. Mengapa demikian? Karena resiko yang paling berat dalam hidup ini adalah mati. Kematian yang paling beresiko tinggi adalah mati dalam keadaan kufur.

Mengapa hidup ini dalam rangka mencari mati? Kematian adalah ujung dari kehidupan, dan hidup kita dinilai dari ujungnya. Jika ujungnya baik dia beruntung, dan jika ujungnya buruk, dia merugi. Maka dari itu hidup ini dalam rangka mencari ujung kematian dalam keadaan baik.

UNTUK BEKAL MATI, SILAHKAN ANDA DERMAKAN UNTUK MEMBELI BUKU INI DENGAN MENGAKSES www.logika-tuhan.com
Mati dalam kekufuran adalah kebangkrutan yang hakiki. Setelah kematian ada perhitungan bahwa seluruh perjalan hidup akan dihitung dan ditimbang. Jika berat pada baik dia beruntung, dan jika berat pada buruk dia merugi. Maka yang paling beruntung adalah yang mati dalam kebaikan, dia akan akan tercatat sebagai orang yang mati dengan membawa amal baik.

Untuk itu orang-orang cerdas, dalam hidupnya dia akan mencari kematian dalam keadaan berserah diri kepada Tuhan (muslim). Bagi orang cerdas, ujung dari kehidupan dunia ini harus baik, maka orang-orang cerdas menginginkan mati dengan ujung baik.

dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan.
(Adh Dhuhaa, 93:4)

Jika di akhirat, Allah menilai manusia dari niat-niatnya, maka sesungguhnya kebaikan itu dinilai dari niat-niatnya. Maka untuk mencari  ujung baik kehidupan dunia ini, niat harus dijaga selalu baik.

Orang-orang cerdas adalah mereka yang selalu menjaga niat baik dalam segala aktivitas. Maka niat yang harus dijaga oleh orang-orang cerdas adalah mencari mati dalam kebaikan. Seluruh aktivitas hidup harus diniatkan mencari mati dalam kebaikan, agar hidup setelah mati baik.

Kematian adalah pembatas angan-angan hidup manusia di dunia. Dengan mengingat mati, kecintaan pada dunia, tahta, dan wanita, akan hampa. Setelah mati yang diperhitungkan bukan material, tetapi niat-niatnya yang ada dalam dada.

Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, (Al ‘Aadiyaat, 100:9-10)

Jika niat ada dalam hati dan pikiran manusia, maka pikiran harus dilatih untuk mengingat kematian dengan berulang-ulang mengingat kematian dalam seluruh aktivitas hidup.

HIDUP INI UNTUK MENCARI MATI.

Kita makan untuk mencari mati
Kita minum untuk mencari mati
Kita bekerja untuk mencari mati.

Kita mencari harta untuk mati.
Kita mencari nafkah untuk mati.
Kita mencari jodoh untuk mati.
Kita mencari ilmu untuk mati.
Kita mencari kedudukan untuk mati.

Kita sembahyang untuk cari mati.
Kita bersedekah untuk cari mati.
Kita beribadah untuk cari mati.

Kita mencari mati, karena ada kehidupan setelah mati.
Seluruh aktivitas niatnya untuk hidup setelah mati.
Seluruh aktivitas hidup kita mencari mati di jalan Tuhan.

Di cari atau tidak pasti mati.
Dan kematian itu terus mendekati.

(Kang Master, 21 Desember 2017)

Demikianlah orang-orang cerdas mencari mati, agar hati dan pikirannya tetap baik, karena hidup adalah mencari mati, mati di jalan Tuhan. Inilah kecerdasan manusia cerdas!!! Wallahu ‘alam.

(Master Trainer @logika_Tuhan).

No comments:

Post a Comment